Di waktu sumur hitam meletuskan cairan hitam kental dan menelan desa sepanjang radius tiga kilometer, Juragan Garis tengah menyibukkan dirinya dalam upaya pencarian keberadaan Krisna Mungkur. Ia baru tahu desanya dilanda musibah setelah menginjakkan kaki di Ngawi. Juragan Garis menyayangkan sekali peristiwa ini, terutama karena sawah dan gudang penyimpanan gabahnya juga terimbas.
Upaya pencariannya terhadap Krisna Mungkur sudah ia lakukan sekitar sebulanan lalu, beberapa hari setelah kematian tragis Marsudi. Ia berangkat karena terdorong bacaan di majalah mingguan Klenix yang memuat artikel Krisna Mungkur lagi, kali ini menyebutkan secara detail apa-apa saja yang dialami penduduk Desa Kebonagung. Mulai dari penyakit gatal yang melanda warga, air yang tercemar, anggota-anggota Karang Taruna mengidap vertigo, sampai petaka yang membuyarkan pesta perkawinan Santi, termasuk di dalamnya kematian Marsudi.
“Krisna Mungkur orang sini!” Juragan Garis menyimpulkan. Dari situ ia bergerak mencari. Orang itu yang membuatnya menginginkan Mustika Hitam. Orang itu yang membuat segala rentetan kejadian berkutat pada sumur hitam terjadi. Juragan Garis perlu jawaban. Orang itu perlu bertanggung jawab. Terutama, Mustika Hitam itu betulan atau sekadar hoaks?
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814