
Keluarga dari kedua belah pihak datang menyusul ke Polsek Padangan. Darto dan Nur Karim sedang diobati karena memar-memar di wajah masing-masing. Waras yang setia menemani Darto meniupi lukanya sembari merapal doa berbahasa Jawa kuno. Sementara itu, Nur Karim dirawat oleh Tari.
Situasi cukup panas. Kedua keluarga berkumpul di sisi yang berbeda, seperti hendak melanjutkan tawuran. Mereka saling melempar tatapan sinis dan bengis. Di kubu Nur Karim ada Bendot, Pur, dan Wisnu; sementara di kubu Darto ada Santok, Gatot, dan kakak Darto, Mas Topan. Mereka menyusul setelah tahu perkelahian di sawah kering tidak bakal dibawa ke ranah hukum. Petugas polisi bagian pembinaan kemasyarakatan, Pak Teguh, cuma akan memediasi. Itu juga atas permintaan Tari.
Darto mengawasi kedekatan Tari dan Nur Karim sambil memicingkan mata. Lebam di sudut mata membuatnya meringis perih. Kalau saja lobi-lobi Darto ke keluarga Erna berhasil, Nur Karim bisa membantu meyakinkan Tari untuk membiarkannya masuk ke sumur. Sebab dilihat-lihat dari gelagat mereka, Darto jadi tahu Tari dan Nur Karim sedang menjalin hubungan asmara.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814