“Baru juga sampai, To, mau langsung nyari ribut?” kata Waras, teman Darto yang nyeleneh, yang jika merokok filternya dibuang, dan yang entah bagaimana bisa merokok sampai tandas tanpa puntung sampah. Darto menemuinya di warung kopi, tiga rumah dari tempatnya.
Pertanyaan Waras ada benarnya. Kalau dia datang ke sana menghadap orangtua Erna, serta kakaknya, si Nur Karim, ribut sudah jaminan. Perkaranya dulu adalah setelah Erna lompat ke sumur secara tiba-tiba, Darto langsung diseret oleh Nur Karim ke tengah lapangan, disidang dadakan, lantas dihajar habis-habisan. Darto berusaha membela diri, dia sendiri tidak tahu kenapa Erna sampai senekat itu. Belum juga kelar syok dahsyatnya waktu itu, ayah dan ibu Erna memakinya habis-habisan. Semua salah Darto pokoknya. Kalau sampai Erna tak bisa diselamatkan, ibu Erna bersumpah Darto harus menyusul Erna ke akhirat.
Waras dan keluarga Darto langsung meminta Darto mengungsi dulu. Waktu itu Darto mengungsi ke Purwosari. Hanya saja, malam-malam dia menyelinap masuk ke situs sumur dan berusaha masuk pakai bantuan tali tambang seadanya. Kalau saja tidak ada penjaga malam sumur waktu itu, bisa-bisa Darto benar sudah menyusul Erna. Darto dianggap sudah edan. Terlalu nekat. Keluarganya memanggil Ustaz Gufron dari Petak untuk menyadarkan Darto, memberinya wejangan untuk ikhlas melepaskan Erna. Upaya-upaya Darto berikutnya untuk mendekati sumur selalu dihalang oleh orang-orang sekitarnya, dan keluarga Erna menekan Darto untuk pergi dari desa itu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814