Ustaz Firman berkali-kali mengucap istighfar di atas mimbar, frustasi sambil memegang pecinya. Situasinya semakin kacau. Dari baris belakang awalnya yang kesurupan satu dua orang, karena saling cakar dan meraung-raung, baris yang lain pada ketularan. Bahkan ibu-ibu yang tadinya berniat melerai malah kejang-kejang dan matanya terbalik putih. Para santri laki-laki mencoba meraup wajah salah satu perempuan remaja yang berhasil dipegangi, tapi malah kena tendang tepat di kemaluan.
“Ustaz! Lakukan sesuatu!” desak Pak Kepala Desa, ia terseok-seok naik ke panggung sambil memegangi pundaknya yang kena gigit.
Ustaz Firman tak mendengar Pak Kepala Desa. Ia terpaku pada tumpukan jemaah perempuannya yang semakin menggila. Ini persis seperti acara panggung metal di mana penontonnya saling melompati penonton lain, dan pusaran tepis tangan tak terhindarkan. Ustaz Firman bergidik melihat darah muncrat dari hidung salah satu perempuan paruh baya di baris depan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814