Dua purnama berlalu, hampir semua warga Desa Kebonagung sudah kembali ke rumah masing-masing. Sebagian kecil yang rumahnya terlalu rusak untuk dihuni, ditampung oleh tetangga terdekat. Bekas cairan hitam di bangunan rumah mereka cukup sulit dibersihkan. Kepala Desa bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten mengirim berdus-dus obat pembersih dan menurunkan puluhan petugas dinas kebersihan untuk membantu. Bantuan dana tunai untuk melanjutkan hidup pun ikut digelontorkan. Desa sudah bersih dan rumah kembali berdiri, namun samar-samar aroma minyak bercampur tengik cairan hitam kadang masih menggelitik hidung.
Setiap akhir pekan, warga berkumpul di balai desa untuk berbagi kisah mereka selama mengungsi dan membersihkan lingkungan. Eka Wahyuni yang memimpin acara itu. Kepala Desa bersama Pak Carik hadir untuk mengumumkan bahwa seluruh warga Kebonagung selamat, kecuali Ki Wulung dan Ustaz Firman. Di penghujung setiap acara mereka menyempatkan berdoa untuk arwah kedua tokoh tersebut.
Kubu-kubu yang dulu pernah bersiteru, yaitu kubu Darto dan Takim, akhirnya berbaikan semua. Mereka ikut berkumpul di acara itu. Nur Karim, bergandengan erat dengan Tari, menghampiri Darto. “To, orangtuaku mau ngomong.”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814