Sumur di gudang belakang rumah Nur Karim diameternya terlalu kecil untuk badan Darto bisa masuk. Ia memukul-mukul senternya sebab cahayanya mulai redup. Muncul dorongan tak ingin kehilangan Erna lagi di hati Darto.
“Ernaaa!”
Cahaya senter terlalu lemah, tak sampai menangkap lagi wajah Erna yang hilang timbul di permukaan air di dasar sumur. Darto hampir saja tercebur kalau tidak menyangkutkan kakinya ke tumpukan kursi. Permukaan dinding sumur itu licin penuh lumut.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814