Indra Sjafri: Hanya Tuhan yang Bisa Memengaruhi Optimisme Saya

12 September 2017 12:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri (Foto: Twitter @indra_sjafri)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri (Foto: Twitter @indra_sjafri)
ADVERTISEMENT
Perasaan pecinta sepak bola Tanah Air kini tengah harap-harap cemas. Pemicunya adalah kekalahan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 dari Vietnam yang membuat peluang menuju semifinal Piala AFF U-18 masih gelap.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang pasti, skuat “Garuda Nusantara” wajib memenangi partai pamungkas Grup B melawan Brunei Darussalam pada Rabu (13/9/2017). Itu pun masih belum cukup. Jika Myanmar menang atas Vietnam, maka Egy Maulana Vikri cs. harus menang dengan selisih minimal tujuh gol.
Jika Anda bertanya bagaimana sikap Indra Sjafri menghadapi situasi sulit itu, maka jawabannya tak akan pernah berubah: optimistis.
Ya, juru latih Timnas U-19 itu memang dikenal sebagai sosok yang memiliki optimisme tingkat dewa. Dalam situasi apapun, Indra mencoba untuk menularkan semangat menolak menyerah kepada skuat asuhannya.
Satu hal yang masih terngiang adalah bagaimana keyakinan Indra ketika Timnas U-19 akan menghadapi Korea Selatan dalam pertandingan kualifikasi Piala Asia 2014. Ketika itu, Indra --yang baru membawa Evan Dimas dan kawan-lawan menjuarai Piala AFF 2013-- mengatakan timnya bakal mengalahkan sang lawan.
ADVERTISEMENT
Menyusul pernyataannya itu, banyak pihak kemudian yang menilai Indra sebagai pelatih yang besar kepala dan tak realistis. Akan tetapi, ia membuktikan bahwa keyakinannya bukan tanpa alasan. Dan, Timnas U-19 sukses membungkam Korea Selatan dengan skor 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno ketika itu.
Keyakinan bagi Indra merupakan sebuah pegangan hidup. Akan tetapi, hal itu juga selalu diikuti dengan doa yang mengalir dalam setiap langkahnya.
Kepada kumparan (kumparan.com), Indra bercerita seputar prinsip hidupnya yang dipegang teguh selama ini. Berikut petikan wawancaranya.
Indra Sjafri dan traktor hijaunya. (Foto: Indra Sjafri)
zoom-in-whitePerbesar
Indra Sjafri dan traktor hijaunya. (Foto: Indra Sjafri)
Mengapa Anda bisa sedemikian optimistis?
Agama saya memerintahkan kalau kamu mengerjakan sesuatu, harus dengan niat yang benar dan baik. Yang kedua, harus yakin, karena keyakinan itu merupakan sebuah doa.
ADVERTISEMENT
Coba saja saya bekerja, saya baca 'Bismillah', tapi saya bilang saya akan kalah dengan Korea, diamini Tuhan lho kalah.
Saking optimistisnya, tak jarang orang yang menganggap Anda besar kepala. Tanggapannya?
Yang nggak boleh itu bilang kalau saya lebih baik dari Tuhan. Itu saya arogan dan langsung dilaknat Tuhan. Kalau saya bilang negara saya akan mengalahkan negara lain, apalagi negara sebesar ini dengan jumlah orang berdoanya lebih banyak, apa saya salah? Saya pikir itu nggak salah.
Kalau dengan begitu, orang bilang saya arogan, maka orang itu yang tidak punya keyakinan. Dia yang sebenarnya harus dipertanyakan.
Orang yang dimarahi Tuhan adalah orang yang pesimistis. Orang yang tidak mau berjuang, orang yang tidak mau berusaha.
ADVERTISEMENT
Indra Sjafri ketika bertemu dengan Jokowi. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Indra Sjafri ketika bertemu dengan Jokowi. (Foto: Istimewa)
Bagaimana Anda mendobrak sikap pesimistis itu?
Saya yakin, apapun kalau dikelola dengan baik, berdiri di kaki sendiri, maka bangsa ini akan hebat. Saya yakin banget itu, termasuk di bidang saya sepakbola.
Kalau dikelola sungguh-sungguh, apalagi kita punya SDM (Sumber Daya Manusia) yang melimpah, maka hasilnya akan lebih baik.
Kalau kembali kepada kemenangan Timnas U-19 atas Korea Selatan, maka itu bisa terjadi bukan juga tanpa data. Itu butuh perjuangan, butuh doa. Di akhir pertandingan saya nggak pernah bilang kemenangan ini atas usaha pemain, tapi ini karena rahmat Tuhan. Cuma memang perlu kerja keras dan keyakinan.
Keyakinan yang saya sampaikan disitu yang disikapi orang-orang pesimis(tis), yang nggak yakin akan dirinya, sehingga menganggap saya sombong.
ADVERTISEMENT
Apa yang saya yakini saya akan lakukan. Yang bisa mempengaruhi saya hanya Tuhan. Kalau menurut Tuhan nggak boleh lakukan, maka saya nggak akan lakukan.
Tapi, kalau manusia yang bilang, saya akan tanya lagi ‘kalian siapa’.
Seberapa penting sebenarnya arti doa bagi Anda?
Kita akan menjadi tuan rumah Piala Asia U-19 tahun depan. Saya pikir target kita untuk menembus empat besar Asia bukan target yang muluk. Itu target yang bisa kita usahakan. Tentunya, dengan doa dari seluruh masyarakat Indonesia.
Bagi saya, doa itu penting sekali, karena memberikan kekuatan spritual bagi kita. Tapi, doa, kata Tuhan, akan dikabulkan kalau yang berdoa orang-orang yang tidak takabur.
Maka sekarang kita jangan takabur, bilang bahwa kita pasti lolos Piala Dunia (U-20), kita hanya usahakan.
ADVERTISEMENT
Nggak boleh dengki, nggak boleh iri, apalagi sampai bilang mau ganyang negara lain. Percaya sama saya, nggak akan dikabulkan doa sama Tuhan kalau seperti itu.
Berdoalah yang ikhlas. Tanpa iri, takabur, dan saling menghujat. Mudah-mudahan doa kita didengar oleh Tuhan.