Roma... Sungguh Terlalu!

10 Maret 2017 7:07 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pelatih AS Roma Luciano Spaletti (kanan) (Foto: Robert Pratta/REUTERS)
Inkonsistensi lagi-lagi menghinggapi kubu AS Roma. Momentum yang didapat ketika berhasil menyingkirkan Villarreal di babak 32 besar Liga Europa tak mampu dipertahankan. Malahan, sejak saat itu, Giallorossi tampil angin-anginan.
ADVERTISEMENT
Kekalahan 2-4 atas Olympique Lyon dalam pertandingan Leg I babak 16 besar tercatat menjadi kekalahan beruntun Roma di tiga ajang sekaligus. Misi berat kini dihadapi wakil Italia untuk bisa melangkah ke fase perempat final.
Berikut ini beberapa catatan menarik yang mengiringi kekalahan Roma atas Lyon versi kumparan.
Penampilan Jeblok Roma
Setelah tampil konsisten hingga pertengahan musim, Roma seakan kehabisan bensin di tengah jalan. Memang mereka sempat meraih poin penuh saat mengalahkan Inter Milan setelah takluk dari Villareal tiga hari sebelumnya, akan tetapi performa I Giallorossi kian memburuk pada laga selanjutnya-pada dua partai penting di Coppa Italia dan Serie A. 
Roma keok dari Lazio pada Derby della Capitale dan dikandaskan Napoli di Stadion Olimpico. Puncaknya mereka juga harus menyerah kepada Lyon di ajang Liga Europa. Kini Roma telah menelan tiga kekalahan beruntun di tiga ajang berbeda, catatan terburuk mereka di musim ini. 
ADVERTISEMENT
Agresivitas Fazio
Kemampuan Federico Fazio bertahan memang tak begitu spesial. Ia bahkan terkenal sebagai pemain belakang yang kasar saat berkostum Tottenham Hotspur. Kendati begitu, saat ini Fazio berhasil mengeksploitasi kelebihannya dalam duel udara untuk mencetak gol ke gawang lawan.  
Kemampuannya itu ia buktikan kala berhasil membuat Roma berbalik unggul di babak pertama. Alhasil, kini pemain kelahiran Buenos Aires itu sukses menyarangkan dua gol. Jumlah tersebut menyamai catatan dua gol yang ia bukukan dalam 60 pertandingan di kancah Liga Europa serta level domestik.    
Salah Kembali Cetak Gol
Pergantian formasi dari 4-3-3 ke 4-2-3-1 membuat pundi-pundi gol Mohamed Salah menurun dibanding musim lalu. Alasannya, pusat serangan kini bertumpu pada Edin Dzeko sebagai penyerang tunggal. Situasi tersebut kemudian membuat pemain asal Mesir itu baru mengemas satu gol di ajang Liga Europa, terpaut jauh dengan Dzeko yang telah megkoleksi 8 gol sejauh ini.  
ADVERTISEMENT
Satu gol yang dilesakkanya tersebut menjadi pembuktian tersendiri, sekaligus menjadi gol pertama Salah di tahun ini. Gol satu-satunya yang ia cetak saat Roma bentrok dengan Astra Giorgiu September lalu. 
Peran Vital Lacazette 
Tak bisa dibayangkan nasib Lyon jika tanpa kehadiran Alexandre Lacazette. Pasalnya penyerang berusia 25 tahun itu telah menyarangkan 22 gol di Ligue 1, mencapai 40% dari total gol Les Gones pada ajang tersebut. 
Lacazette juga berhasil menyumbangkan satu gol dan satu assist yang membawa timnya keluar sebagai pemenang di laga tersebut. Melalui tambahan satu gol itu, sekarang Lacazette telah genap mengemas 16 gol dari 16 pertandingan terakhir di berbagai kompetisi.  
ADVERTISEMENT
Kontribusi Corentin Tolisso
Tak hanya Lacazette, Mathieu Valbuena dan Nabil Fekir yang hampir tak pernah absen turut andil dalam setiap gol yang dicetak Lyon. Nama Corentin Tolisso juga tak bisa dikesampingkan dalam daftar tersebut. 
Selain berhasil mengoyak jala Alisson Becker pada laga tersebut, ia telah sukses berkontribusi penuh dalam 5 gol Lyon dari lima laga terakhirnya, melalui sumbangsih 3 gol dan 2 assist.