Belajar dari Film Dokumenter 'The Lockdown: One Month in Wuhan'

Hani Adhani
PhD Candidate, Faculty of Law, International Islamic University Malaysia (IIUM) - Alumni The Hague University. Alumni FH UI dan FH UMY.
Konten dari Pengguna
23 Maret 2020 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hani Adhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
Sejak mulai terdeteksinya wabah virus corona di awal bulan Januari 2020 di Kota Wuhan, dunia seolah tidak pernah berpikir bahwa virus itu akan menyebar begitu cepat hingga akhirnya WHO menyatakan status virus tersebut adalah pandemi yang berarti virus tersebut menyebar secara global.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini telah beredar di YouTube sebuah film dokumenter dari China Global Television Network (CGTN) yang berjudul “The Lockdown: One Month in Wuhan” yang menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi di Kota Wuhan pada saat dilakukan lockdown.
Sumber: Youtube
Di tengah simpang siur berita dan informasi tentang bahaya Covid-19 dan bagaimana penanganannya, film dokumenter tersebut seolah-olah memberikan semacam contoh nyata tentang bagaimana sebaiknya kita sebagai masyarakat dunia bahu-membahu secara gotong-royong melumpuhkan virus corona dan berupaya secara serius membantu saudara kita yang terkena virus tersebut.
Di awal film tersebut diceritakan tentang bagaimana wabah virus corona ini pada awalnya dianggap seperti flu biasa sehingga pada saat salah seorang dokter di Wuhan yang bernama Li Wen Liang menyampaikan informasi tentang bahaya Covid-19 kepada pemerintah setempat namun oleh Pemerintah Kota Wuhan pada saat itu dianggap angin lalu.
ADVERTISEMENT
Film yang berdurasi 30 menit yang di-upload di YouTube pada tanggal 28 Februari 2020 telah dilihat oleh lebih dari 10 juta orang. Film dokumenter ini secara rigid menceritakan tentang peristiwa lockdown di Kota Wuhan selama sebulan dengan disertai rangkaian tahapan tentang bagaimana sebaiknya kita selaku masyarakat bertindak di tengah situasi darurat covid 19 ini.
Dalam film tersebut juga diceritakan tentang bagaimana asal mula virus itu berasal dan mulai menyebar hingga akhirnya merenggut banyak korban jiwa. Oleh karena banyaknya korban, maka Pemerintah Tionghoa memutuskan untuk melakukan lockdown terhadap Kota Wuhan. Keputusan lockdown tersebut dilakukan oleh Pemerintah Pusat Tionghoa dalam hal ini oleh Presiden Xin Jinping di mana saat itu pasien yang terjangkit virus corona di Kota Wuhan sudah menyentuh angka 495 orang.
ADVERTISEMENT
Pahlawan Medis
Dalam film tersebut juga diceritakan tentang bagaimana para pahlawan medis berjuang membantu masyarakat pada saat situasi korban yang terkena virus corona sudah meningkat. Ribuan tenaga medis didatangkan dari seluruh penjuru negara Tionghoa. Mereka berjuang menahan rasa sakit dan takut demi menolong warga Kota Wuhan.
Selain tenaga medis ada juga tenaga administrasi (community service) yang melakukan sensus atau pendataan penduduk Kota Wuhan yang sedang berada di rumah. Proses cross check pendataan semua masyarakat dilakukan satu per satu di tiap rumah atau apartemen sehingga petugas tersebut tanpa henti mengetuk semua pintu rumah di seluruh Kota Wuhan dan juga mengecek kondisi kesehatan warga yang sedang dilockdown tersebut.
Cara tersebut sepertinya dilakukan karena pada saat lockdown sangat tidak mungkin masyarakat keluar rumah apalagi ada informasi bahwa virus corona dapat menyebar melalui berbagai media. Tentunya keputusan paling tepat adalah dengan menekankan agar warga masyarakat tetap tinggal di rumah sehingga hanya petugas yang dapat mendatangi warga untuk melakukan check and re check terhadap kondisi kesehatan warga Kota Wuhan.
ADVERTISEMENT
Semangat Gotong-Royong
Dalam film tersebut juga diceritakan tentang bagaimana warung makan atau restoran memberikan layanan makanan kepada para tenaga medis yang secara konsisten bergantian di rumah sakit membantu masyarakat yang terkena wabah corona.
Selain itu, dalam film tersebut juga diceritakan tentang peran tenaga kurir yang juga sibuk membantu mengantar obat-obatan dan peralatan medis meski merekapun khawatir akan terkena virus tersebut, namun rasa takut tersebut dikalahkan dengan rasa empati dan keinginan untuk menolong saudara mereka yang sedang terkena wabah corona.
Terlihat dalam film tersebut seluruh petugas medis, polisi, tentara, kurir, penjual makanan, para volunter, dan seluruh warga masyarakat Tionghoa bahu-membahu untuk membantu saudara mereka masyarakat Kota Wuhan yang sedang ditimpa musibah sehingga Kota Wuhan harus dilockdown.
ADVERTISEMENT
Dalam film tersebut juga tergambarkan tentang bagaimana tim medis yang jumlahnya ribuan secara sporadis didatangkan dari berbagai provinsi di seluruh Tionghoa. Mereka secara bergantian membantu para pasien yang terkena wabah virus corona. Rumah sakit khusus pasien corona dibangun hanya dalam jangka waktu dua minggu. Polisi dan tentara juga berperan vital mengamankan seluruh wilayah Wuhan agar masyarakat tetap berada di dalam rumah dan masyarakat lain di luar Wuhan tidak diperkenankan masuk ke wilayah Kota Wuhan.
Memangkas Birokrasi
Hal lain yang juga patut kita cermati dalam film tersebut adalah tentang bagaimana Presiden Xin Jinping berupaya untuk melakukan analisis terhadap efektifitas penanggulangan wabah corona tersebut.
Dalam film tersebut disampaikan bahwa pemerintah pusat mengetahui adanya kelambanan birokrasi karena terlalu formalistik yang dilakukan pemerintah daerah dalam menangani corona tersebut sehingga akhirnya pemerintah pusat memutuskan untuk mengganti komando pimpinan daerah tersebut dengan tujuan untuk memangkas birokrasi yang mungkin terkesan sangat berbelit dan lamban sehingga pada akhirnya menyebabkan adanya keterlambatan dalam penanganan wabah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tentunya kita berharap film dokumenter ini dapat menjadi patokan dan sekaligus contoh untuk kita warga masyarakat Kota Jabotabek khususnya dan warga negara di seluruh penjuru tanah air agar betul-betul berperan aktif menutup penyebaran virus corona ini.
Selain itu, semoga film dokumenter ini juga dapat dilihat dan dijadikan contoh oleh para pemimpin kita untuk melakukan langkah-langkah strategis demi menyelematkan nyawa warga negara Indonesia.
Ayo kita gotong royong dan berempati untuk bersama-sama melawan virus corona ini.
#StayAtHome #SocialDistance #FightCoronaVirus #GotongRoyong #Berempati