Karena Menjadi Tidak Bahagia Bukanlah Pilihan yang Buruk

Hanna Azkiya
Mahasiswi Ilmu Komunikasi UNS.
Konten dari Pengguna
16 November 2023 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanna Azkiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cover buku Being Unhappy is A Choice. Foto: Rizky Melinda/ Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Cover buku Being Unhappy is A Choice. Foto: Rizky Melinda/ Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Being happy is a choice, being unhappy is a choice too.” Salah satu kutipan dari banyaknya sajak yang dapat dikutip dari buku berjudul Being Unhappy is A Choice.
ADVERTISEMENT
Being Unhappy is A Choice adalah buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tanggal 14 September 2022 lalu. Menggunakan cetakan hardcover dan kertas hvs untuk tiap halamannya, serta memiliki panjang 10 cm ke samping, 15 cm keatas dengan total 167 halaman, membuat buku ini terlihat tidak begitu besar dan tebal.
Buku ini ditulis dalam bahasa inggris dengan beberapa sisipan hangul korea oleh seorang penulis asal Indonesia bernama Adi K. Adi adalah seorang penulis produktif yang telah menghasilkan banyak buku best seller, seperti To Heal is To Be Happy, A Poem I Wrote With Your Name, Cermin Dua Arah dan beberapa buku best seller lainnya. Adi sendiri mengungkapkan bahwa buku Being Unhappy is A Choice ini adalah buku ke-70 yang dia buat dengan berkolaborasi bersama seorang ilustrator yang sering dipanggil dengan sebutan Aya.
ADVERTISEMENT
Seperti banyak buku yang telah ditulis Adi K. sebelumnya, buku Being Unhappy is A Choice adalah buku berisi sajak-sajak yang ditulis secara singkat dan jelas tetapi dapat memunculkan perasaan menyentuh yang kuat. Secara khusus buku Being Unhappy is A Choice memang tidak memiliki daftar isi, sehingga alur buku ini seakan-akan membawa pembaca untuk terus mengalir bersama isi buku.
Salah satu halaman digital di buku Being Unhappy is A Choice. Foto: Dok. Pribadi
Halaman-halaman awal buku ini diisi dengan sajak-sajak yang menunjukkan usaha penulis untuk membuka dan mengungkapkan perasaan negatif yang para pembacanya rasakan, mulai dari perasaan kecewa, tidak bahagia, perasaan tidak pantas untuk dicintai, dan perasaan negatif lainnya. Dibagian awal inilah penulis seakan-akan mengenal betul siapa yang akan membaca bukunya ini. Memasuki bagian tengah buku, penulis mulai membantu para pembacanya untuk menata kembali perasaan ruwet yang mungkin sedang dirasakan. Penulis mencoba menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang membuat perasaan negatif itu muncul serta menelisik lebih jauh alasan-alasan dari hadirnya perasaan negatif tersebut, sehingga selanjutnya, penulis dapat mengajak pembaca untuk membedah perasaan negatif tersebut agar dapat dilihat dari sudut pandang positifnya. Buku ini ditutup dengan sajak-sajak yang berisi pesan menyentuh. Banyak kata-kata yang akhirnya menekankan bahwa kebahagian dan ketidakbahagiaan adalah sebuah pilihan. Bagaimana kamu memandang pilihan yang kamu buat saat itu, maka itu pula yang nantinya akan menentukan apakah kamu memandangnya sebagai kebahagiaan atau ketidakbahagiaan.
ADVERTISEMENT
“Tomorrow may not necessarily lead you to happiness. Tomorrow may not bring you unhappiness either. Your choice does”
Sebagai bentuk nyata dari curahan hati sang penulis yang dituangkan dalam buku berisi sajak ini, buku Being Unhappy is A Choice adalah buku yang berhasil memberikan sisi emosional yang kuat pada setiap katanya. Penulisnya pun seakan-akan mengenal dekat para pembacanya dan memahami betul apa yang sedang para pembacanya rasakan. Hal inilah yang membuat buku ini juga sukses memberikan kesan heartwarming dan deep secara bersamaan ketika para pembacanya memahami setiap kata dari buku ini. Penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa utama di buku ini pun ditulis dengan diksi-diksi menarik yang masih bisa dipahami bagi pembaca yang tidak begitu fasih berbahasa inggris.
ADVERTISEMENT
Kesan minimalis dan simpel yang juga timbul karena sajak-sajak yang tidak membutuhkan banyak karakter kata ini semakin terasa lengkap dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang banyak menyiratkan pesan-pesan implisit. Namun, terlepas dari keinginan penulis untuk menonjolkan kesan minimalis dan simpel dari buku ini, beberapa bagian buku yang hanya diisi sajak singkat, terkadang terlihat terlalu kosong yang akhirnya dapat memunculkan perasaan bosan sejenak ketika membaca buku ini. Selain itu rasanya juga sayang, karena sebenarnya kata-kata menarik dari buku ini dapat divisualisasikan dengan lebih banyak ilustrasi menarik lainnya.
Salah satu ilustrasi di halaman digital buku "Being Unhappy is A Choice". Foto: Dok. Pribadi
Buku Being Unhappy is A Choice adalah salah satu buku sajak yang cocok dibaca oleh para pembaca yang mulai jenuh dengan kehidupan atau dengan dunia. Buku ini didedikasikan untuk mereka yang ingin mulai mengatasi, menghadapi, memahami, dan menerima ketidakbahagiaan di hidup mereka. Buku ini juga cocok untuk mereka yang sedang mencari makna dari kebahagiaan karena sudah terlalu sering merasakan ketidakbahagiaan. Perasaan bahwa dunia dan takdir terlalu jahat dengan kita akan dibuka lebar dalam buku ini dan mengajak kita lebih memahami perasaan negatif tersebut dari sudut pandang positif.
ADVERTISEMENT
Kutipan-kutipan dalam buku ini pun banyak yang terasa relate dengan apa yang kita rasakan dan hal ini akan dapat membantu kita untuk lebih aware dengan apa yang kita pendam selama ini. Pesan-pesan yang tertulis pun banyak yang menyiratkan bahwa ketidakbahagiaan yang kamu dapatkan bukanlah sesuatu yang terlalu buruk, karena ada saatnya ketidakbahagiaan yang kamu dapat adalah hasil dari apa yang kamu pilih sebelumnya, dan itu tidak apa-apa!
Dengan kutipan-kutipan yang relate serta dilengkapi pesan yang menyentuh dan diksi-diksi dalam sajak yang tidak terlalu rumit membuat buku ini sangat cocok untuk dibaca di waktu luang.