Konflik Seniman Digital dan Seni AI

Hafizh Dewani Muhammad
Marketing Communication Undergraduate Student of BINUS University
Konten dari Pengguna
14 Februari 2023 16:59 WIB
Β·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hafizh Dewani Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi AI Art Kesadaran Kosmis. Foto: dokumentasi pribadi menggunakan Midjourney
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi AI Art Kesadaran Kosmis. Foto: dokumentasi pribadi menggunakan Midjourney
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan teknologi yang pesat telah banyak membuahkan hasil-hasil ciptaan yang kadang tidak terbayang oleh manusia, di antaranya adalah AI Art atau seni yang dibuat oleh Artificial Intelligence (kecerdasan buatan).
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2o22 kemarin, jagat persenian digital dihebohkan oleh seni buatan AI yang merajalela yang mana menggunakan sistem jaringan internet untuk menggabungkan seni buatan beberapa seniman digital yang tertaut di internet menjadi sebuah seni baru yang padu. Hal ini membuat para seniman digital di media sosial marah karena merasa dilanggar hak cipta mereka.
"Artificial Intelligence seperti sekarang ini adalah mimpi buruk etis dan hak cipta," ujar Laura, seorang seniman digital, dalam postingan Instagram-nya pada tanggal 15 Desember 2022.
"AI yang menggunakan algoritma stable diffusion menggores internet (pada laman seperti Deviantart, Artstation dan Pinterest) untuk mengambil karya seni yang memiliki hak cipta yang dibuat oleh seniman-seniman yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyempurnakan keterampilan seni mereka dan tidak sadar bahwa karya mereka diambil oleh mesin," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Banyak seniman digital menemukan bahwa AI yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan seni-seni milik mereka ini sangat mengancam keberlangsungan profesi mereka sebagai seniman.
Karya seni yang dibuat oleh mereka dipakai dengan semena-mena dan tanpa izin mereka, memberikan akses gratis atau lebih murah kepada orang-orang yang membutuhkan karya seni untuk kebutuhan content creation dan lain sebagainya. Hal ini ditakuti oleh para seniman akan terjadi secara terus menerus dan membuat seniman digital mulai dilantarkan.

Penggunaan dalam Kompetisi Seni yang Melahirkan Kontroversi

Hasil tangkapan layar penulis pada server Discord Midjourney terhadap diskusi mengenai Jason Allen, pemenang pentas seni yang menggunakan AI Art. Sumber: dokumentasi pribadi penulis menggunakan Discord
Jason Allen, seorang desainer video game tabletop, mencoba menggunakan AI untuk membuat karya seni karena rasa penasarannya. Dari rasa penasaran itu, dia bergadung ke dalam server Discord dari AI Midjourney.
ADVERTISEMENT
Di situ dia mencoba untuk mendapatkan karya seni dengan ekspektasi yang rendah terhadap AI, namun dia dikagetkan dengan hasil yang sangat mengejutkan. Dari kata-kata yang dia ketik untuk diproses oleh Midjourney menjadi diffusion, Allen menerima sebuah karya seni yang belum pernah dia lihat dari seniman manusia sebelumnya.
Oleh karena rasa penasarannya yang belum kelar, Allen mengikuti pentas seni pada Colorado State Fair. Dia mencetak seni AI yang dia dapatkan melalui percetakan seni lokal di sana, lalu dia mengumpulkan karya seni AI tersebut ke dewan juri.
Allen yang hanya penasaran tidak menyangka bahwa seni AI yang dia cetak itu ternyata memenangkan pentas seni tersebut. Hal tersebut membuat para seniman digital dan tradisional lainnya kaget dan tercengang. Merasa dicurangi, mereka memprotes tindakan yang dilakukan Allen.
ADVERTISEMENT

Masa Depan yang Tak Dapat Dihindari

Bukan hanya Allen saja yang mulai menggunakan seni AI sebagai alternatif kebutuhannya. Banyak dari content creator di media sosial dan media digital lainnya mulai memanfaatkan AI sebagai sumber gambar-gambar yang mereka butuhkan dalam konten mereka. Mulai dari cover atau ilustrasi untuk video, cover blog/artikel, ilustrasi untuk buku atau permainan meja dan lain sebagainya.
Dari waktu ke waktu, para seniman digital mulai muak dengan penggunaan kecerdasan buatan yang menggunakan seni mereka tanpa izin ini dan mereka mulai menghapus karya-karya seni yang mereka tautkan pada laman seni di internet.
Persaingan antara manusia dan teknologi pada masa seperti sekarang ini bukan hanya terjadi pada bidang seni saja, tetapi juga berbagai bidang lainnya di kehidupan kita yang tak dapat kita hindari. Semakin berkembangnya teknologi di sekitar kita membuat banyak pekerjaan tergantikan oleh teknologi tersebut yang menyebabkan banyak orang merasa dirugikan.
ADVERTISEMENT
Yang menentukan masa depan kita adalah diri kita sendiri untuk mempertahankan posisi kita supaya tidak digantikan oleh alat. Bagaimanakah pendapat anda mengenai hal ini? Apakah manusia dapat bersaing dalam kondisi yang membingungkan seperti sekarang ini?