Pro-Kontra Rencana Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021

Hartini
Saya adalah Mahasiswa Institut Teknologi bisnis Ahmad dahlan jakarta
Konten dari Pengguna
21 Juni 2021 19:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana pembukaan belajar tatap muka oleh pemerintah sudah direncanakan sejak Januari 2021 namun banyaknya kendala yang terjadi salah satunya belum adanya vaksinasi menyebabkan rencana tersebut di tunda hingga Juli 2021 mendatang. Nadiem Makarim mengatakan bahwa “Mulai januari 2021, kebijakan pembelajaran tatap muka di mulai dari pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwol/kemenag dan tetap dilakukan dengan izin berjenjang dari satuan pendidikan dan orang tua.” Dikutip dari Kompas TV pada 20 November 2020.
ADVERTISEMENT
Sementara Pandi Riono epidemiolog dari Universitas Indonesia mengatakan “apa lagi tergantung pemda, gak ada yang berubah karena semuanya diserahin ke orang lain seharusnya diurusinlah dipikirin oleh Kemendiknas apa sih yang harus di lakukan sekolah agar bias melakukan proses belajar mengajar itu yang harus di lakukan”. Ujarnya sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia Pada 21 November 2020.
Pro kontra sering terjadi sepanjang adanya pembahasan belajar tatap muka di masa pandemi baik kalangan orang tau maupun satuan tenaga pendidikan. Pembelajaran tatap muka kembali diperbincangkan oleh kalangan pemerintah, satuan pendidikan serta orang tua setelah adanya proses vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga pendidik melalui dinas kesehatan setempat yang ditargetkan selesai akhir Juni 2021, sehingga bulan Juli 2021 sudah bisa melakukan belajar tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT
Namun, jika vaksinasi oleh tenaga pendidikan belum selesai pada bulan Juni mendatang, kegiatan belajar tatap muka di buka hanya untuk sekolah yang tenaga pendidiknya sudah dilakukan vaksin. Untuk selebihnya mengikuti anjuran dari pemerintah. Sebagaimana disampaikan Kemendikbud Nadiem Makarim melalui siaran langsung di Youtube FMB9ID_IKP, Pada 3 Maret 2021 "Target kita sampai akhir Juni (vaksinasi guru dan tenaga kependidikan selesai), sehingga di minggu kedua, ketiga Juli tahun ajaran baru akan mulai. Semua sekolah seharusnya sudah melakukan tatap muka secara terbatas," Nadiem menjelaskan langkah ini diambil pemerintah sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Untuk mempersiapkan pembukaan sekolah, ia pun meminta kepala sekolah mulai memaksimalkan pemakaian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Sementara epidemiolog dari Universitas Indonesia, Hermawan Saputra menilai pemerintah perlu mengevaluasi ulang wacana pembukaan sekolah dengan adanya mutasi asal Inggris itu. Ia memperingatkan agar Indonesia tak mengulang kesalahan ketika meremehkan kasus covid-19 di awal pandemi.
https://pixabay.com/id/illustrations/virus-coronavirus-virus-corona-biru-4835301/
Kewaspadaan denga adanya Virus mutasi asal Inggris perlu diperhatikan dengan ketat oleh pemerintah dan kerja sama dari masyarakat juga diperlukan untuk menjaga kestabilan baik bidang ekonomi, pendidikan, maupun tenaga kesehatan. Pemerintah perlu meninjau kembali dengan saksama wacana pembelajaran tatap muka pada juli 2021 dengan pertimbangan yang matang.
Maraknya COVID-19 dan Virus mutasi asal Inggris dengan beragam isu yang belum memperbolehkan siswa/siswi untuk di vaksinasi menimbulkan rasa khawatir bagi orang tua untuk memberikan izin kepada anak-anak mereka untuk mengikuti sekolah offline atau kegiatan belajar tatap muka. Pro Kontra pun terjadi di kalangan masyarakat terutama bagi orang tua yang memiliki anak di jenjang sekolah dasar. Para orang tua khawatir bahwa anak-anak mereka belum mampu menjaga protokol kesehatan dan kebersihan sekolah belum terjamin.
ADVERTISEMENT
Adapun orang tua yang menyetujui adanya rencana pembelajaran tatap muka yakni Dwi, warga Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, memiliki tiga anak yang masih bersekolah. "Anak saya tiga masih bersekolah semua, di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Mereka semua sangat antusias untuk sekolah lagi," kata Dwi saat dihubungi, Senin (1/3/2021).
Dwi menyebut, anak-anaknya sudah jenuh sekolah lewat daring. "Karena daring sangat membuat jenuh kurang pemahaman. Tidak semua guru mengadakan pertemuan daring," tutur dia. Dwi mengatakan, rencana sekolah tatap muka bisa dimulai kembali asalkan protokol kesehatan tetap dijaga.
Sementara itu, Erlinda Wati masih khawatir jika sekolah tatap muka digelar Juli tahun ini. "Melihat kasus Covid-19 belum menurun kok agak sedikit khawatir ya. Masih takut ngelepas anak keluar," kata Erlinda.
ADVERTISEMENT
Erlinda mengatakan, sebenarnya anaknya yang masih bersekolah di salah satu SD di Jakarta Timur jenuh sekolah lewat daring. Namun, ia terus berupaya agar anaknya tetap semangat belajar. "Saya sebagai orang tua tentu sudah capek dengan keluhan anak di rumah, tetapi menurut saya kita ya harus lebih cerdas aja menyikapinya. Kasih penjelasan agar anak tidak bosan di rumah," ucap Erlinda.
Menurut Erlinda, meskipun nantinya para tenaga kependidikan selesai divaksinasi semua, hal itu tidak menjamin penyebaran virus akan berhenti. "Tidak menjamin, karena anak-anak kadang sulit diawasi kalau sudah ketemu temannya. Guru juga manusia biasa, pasti kewalahan juga mengatur anak-anak," tutur Erlinda.
https://pixabay.com/id/illustrations/kelas-sekolah-coronavirus-siswa-5592865/
"Guru-guru pasti nanti capek mengingatkan ke anak-anak untuk menjaga jarak di sekolah," tambah dia. Sementara itu, orang tua siswa yang lain, Hingawati, setuju jika sekolah tatap muka digelar di daerah zona hijau COVID-19. "Untuk daerah zona hijau, untuk semua tingkatan setuju, terlebih siswa SD. Karena pendidikan di rumah dari orang tua kurang," ujar Hingawati, warga Sunter Agung, Jakarta Utara. Menurut Hingawati, penugasan lewat daring bagi anak-anak sekolah kurang maksimal. "Banyak pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan siswa lain," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, wacana pembelajaran tatap muka masih menuai polemik panjang. Untuk itu pemerintah perlu meninjau kembali dengan saksama secara menyeluruh tentang kesiapan lembaga sekolah dan penyelenggaraan protokol kesehatan.