Kebijakan Pohon Ridwan Kamil Bisa Selamatkan Hubungan Dilan dan Milea

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
Konten dari Pengguna
16 Desember 2019 13:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ridwan Kamil bisa selamatkan hubungan Dilan dan Milea. Foto: Dok: Indra Fauzi/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ridwan Kamil bisa selamatkan hubungan Dilan dan Milea. Foto: Dok: Indra Fauzi/kumparan.
ADVERTISEMENT
Film ketiga dari seri Dilan akhirnya merilis trailer resminya. Banyak warganet yang komen “can’t wait” di kolom videonya. Jika dilihat dari versi novelnya, sebenarnya plot ‘Milea: Suara Dari Dilan’ adalah penceritaan ulang kisah di Dilan 1990 dan Dilan 1991, tapi dari sudut pandang Dilan. Ending-nya tidak akan berubah. Sama seperti ketika kita melihat siaran ulang pertandingan sepakbola.
ADVERTISEMENT
Kalau dari trailer sih tidak ada tanda-tanda eksistensi sang jawara Jabar Ridwan Kamil selaku cameo. Padahal peran Kang Emil sangat penting, baik di luar maupun di dalam filmnya. Andaikan saja Dilan dan Milea bertemu di Bandung, Jawa Barat saat era pemerintahan Ridwan Kamil, kebijakan politik bakalan mengubah alur cerita cinta sepasang kekasih itu.
Kira-kira, beginilah ceritanya.
***
Di rumahnya, Dilan sedang bercengkerama dengan ibu dan adik perempuannya.
“Bun, Bun, Bun. Bantu retweet twit aku deh,” pinta Dilan.
"Retweet Ibu nggak sembarangan. Ibu kan selebtwit," ucap Bundanya Dilan. Kalau masalah konten, di era revolusi industri 4.0 memang enggak kenal orangtua-anak. Kepentingan konten di atas ilmu parenting.
"Besok aku mau deketin cewek. Retweet doa aku di Twitter. Biar followers Bunda banyak yang ikutan retweet," Dilan memohon doa ibu.
ADVERTISEMENT
"Tarifnya 500 ribu sekali retweet." Kata Bunda cuek.
"Yah, enggak punya uang. Kan uang aku dari Bundahara juga," keluh Dilan.
"Potong uang jajan ya?" Bunda siap-siap memainkan jempolnya yang keramat.
Dari balik hape-nya, Disa meledek, "Ya elah pakai 'Twitter please do your magic' segala kayak nyari orang hilang."
"Ya siapa tahu dia memang tulang rusukku yang hilang," jawab Dilan mantap.
Di Twitter, Dilan berniat menceritakan proses pedekate-nya dalam sebuah utas.
“Hari itu adalah hari awal aku mulai beraksi untuk mendekati siswi baru yang bernama Milea Adaan Husein,” cuit Dilan.
Lalu Wati meralat di kolom balasan, “Bukan Adaan, memangnya pempek adaan? Tapi Milea Adnan Husein. Nyebut namanya aja masih typo, gimana mau deketin.”
ADVERTISEMENT
Dilan mengabaikan balasan Wati, lalu lanjut mencuit, “Gue terusin trit-nya kalau udah di-love 1k.”
Berhubung enggak ada yang nge-love selain diri sendiri, Dilan enggak lanjutin utasnya. Tapi pedekate ke Milea, sih, tetap lanjut. Sampai akhirnya, Dilan nembak Milea dan disaksikan murid satu sekolah.
Sebelum jadian, Dilan dan Milea disuruh oleh kepala sekolah untuk tanam pohon sebanyak 10 bibit. Berhubung masih hangat-hangatnya rasa kasmaran, tanam pohon berdua pun dijabanin.
Setelah pacaran, Milea mulai kepo dengan hobi Dilan yang senang motoran.
“Jadi anggota geng motor syaratnya apa?” tanya Milea sewaktu dibonceng Dilan naik Nmax.
“Harus punya motor,” jawab Dilan.
“Oh, berarti kalau mau jadi anggota geng pesawat terbang, harus punya pesawat terbang, yah?” tanya Lia polos.
ADVERTISEMENT
“Oh, kalau itu tetap harus punya motor,” jawab Dilan. “Kalau bisa motornya Harley Davidson.”
Motor Nmax Dilan membawa sepasang kekasih itu menuju lokasi kencan, yaitu kuburan.
Alasan Dilan mengajak pacaran di taman pemakaman, ”Kita harus berterima kasih pada para pahlawan. Coba kamu bayangin kalau alam semesta masih dikuasai penjajah? Mungkin aku enggak akan ketemu kamu, Dek. Karena sudah jadi debu setelah Thanos menjentikkan jarinya.”
“Loh? Loh? Kok pahlawan super?” Milea bingung.
“Maklum, aku hafalnya referensi Marvel Cinematic Universe daripada sejarah Indonesia. Hehehe.” Dilan nyengir.
Selesai pacaran di kuburan, Dilan mengajak Milea ke rumahnya. Di sana, Dilan minta dicium. “Sun dulu.”
“Di sini?” Milea tampak ragu karena kondisi rumah belum sepi.
ADVERTISEMENT
“Enggak. Pakai pikiran,” jelas Dilan.
Tanpa ragu, Milea langsung membenturkan kepalanya ke mulut Dilan.
Wadaw, kok aku malah diseruduk sih?” ucap Dilan dengan bibir nyut-nyutan.
“Lah, katanya tadi minta sun pakai pikiran. Pikiran kan terletak di dalam kepala,” kata Lia sambil menunjuk tempurung kepalanya.
Namun, masa-masa romantis itu tak berjalan lama. Dilan dan Milea terlibat cekcok. Lantaran Dilan lebih memilih berkumpul dengan geng motornya untuk tawuran di gim PUBG ketimbang mendengarkan nasihat Lia.
Anjay mabar!” Lia mengucapkan sumpah serapah kepada Dilan yang kecanduan gim. “Aku pacarmu! Aku yang harusnya kamu dengar. Bilangin tuh ke kawan-kawan kamu. Kurangi main gadget, rawat anak ayam pemberian wali kota.”
Gara-gara main gim sampai larut malam, Dilan pun mabok PUBG. Di jalanan Bandung malam hari, Dilan menggelandang seorang diri karena ditinggal teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Dilan yang mabuknya resek, jadi mengganggu pengguna jalan raya. Akhirnya ia didatangi oleh polisi.
“Ngapain kamu? Mau coba memberhentikan kendaraan untuk cari tumpangan, ya?” tanya polisi.
“Iya, Bos. Saya dikerjain temen, Bos,” jawab Dilan.
“Mana teman-teman kamu?” tanya polisi.
“Kabur,” jawab Dilan. “Saya aslinya empat orang. Tapi teman-teman saya kabur. Akew kabur. Piyan kabur. Sisanya kabur. Motor saya juga kabur.”
Ternyata mabuknya Dilan dijadikan konten dan viral. Milea sampai tahu dan malu.
Milea bertanya kepada Dilan mengapa ia berubah dan bertingkah aneh seperti itu. Ternyata ada alasan di balik kelakuan absurdnya:
“Aku ingat. Aku pernah bilang, jika ada yang menyakitimu, maka orang itu harus viral. Jika orang itu adalah aku, maka aku pun harus viral.”
ADVERTISEMENT
Tadinya Milea hendak mutusin Dilan dengan alasan malu-maluin. Berhubung ada kebijakan gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk pasangan yang berpisah harus tanam 100 pohon, niat itu diurungkan. Dilan dan Milea mau nabung dulu.