Logika Kesurupan

Konten dari Pengguna
25 September 2017 18:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logika Kesurupan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Sumber foto : http://radarkaltim.prokal.co)
Berawal dari grup chat saya tadi siang di salah satu aplikasi pesan singkat, ada yang bertanya langsung kepada saya, apakah Hipnoterapi bisa mengatasi kesurupan? Pertanyaan yang sudah lama ditanyakan tiba-tiba ditanyakan kembali. Masalah kesurupan bukan lah hal baru di ranah Hipnoterapi. Saya jawab dengan singkat bahwa bisa dibantu tapi dengan metode khusus. Mungkin kamu jadi bertanya, memang bisa Hipnoterapi membantu masalah kesurupan? Apakah mungkin ‘makhluk halusnya’ di hipnotis kemudian disuruh pergi dari badan subjek?
ADVERTISEMENT
Menurut pendapat orang pada umumnya, seseorang disebut kesurupan saat ‘makhluk halus’ atau entitas masuk ke dalam diri subjek dan menguasai pikiran serta badannya. Yang terjadi berikutnya, subjek akan bertindak aneh. Seperti berteriak dengan intonasi berbeda, misalnya suara perempuan atau orang tua, dan bertindak seperti binatang yang umumnya seperti macan/harimau.
Apakah pendapat itu benar? Bisa iya atau juga tidak. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana membuktikan pendapat itu. Di agama mana pun, dikenal konsep tentang makhluk halus seperti jin, setan, iblis atau roh halus. Dari konsep ini lah kemudian masyarakat umum percaya jika kesurupan karena kemasukan makhluk seperti yang disebutkan tadi. Ditambah lagi, sejak dahulu dan hingga sekarang masyarakat masih percaya tentang konsep animisme dan dinamisme. Kepercayaan terhadap roh halus atau roh leluhur.
ADVERTISEMENT
Konsep yang berawal dari agama ini kemudian diperkuat oleh laporan Eastern Journal of Medicine. Kesurupan atau istilah medisnya Dissociative Trance Disorder (DTD), banyak terjadi di negara dunia ketiga dan negara-negara bagian timur daripada di negara bagian barat. Misalnya saja di India yang kultur dan budayanya mirip dengan Indonesia, sering ditemukan orang-orang yang kesurupan yang angkanya mencapai sekitar satu sampai empat persen dari populasi umum.
Bagaimana Hipnoterapi memandang fenomena kesurupan ini? Secara gampang, kesurupan terjadi saat pikiran bawah sadar mengambil alih seluruh kontrol pikiran dari pikiran sadar. Pikiran bawah sadar tipikalnya tidak terstruktur, penuh emosi, imajinasi dan memori jangka panjang. Kemudian wajar saja jika saat seseorang kesurupan menjadi sangat emosional. Bahkan cenderung berlebihan meluapkan emosinya dan tidak terkontrol. Biasanya bentuk luapannya dengan berteriak atau menangis sangat kencang. Kondisi seperti ini terjadi di orang-orang yang mengalami stress berat. Saat stress kecenderungan memendam emosi di dasar bawah sadar sangat besar. Makin dipendam jika akhirnya tidak dapat ditampung lagi, yang terjadi adalah kesurupan itu tadi.
ADVERTISEMENT
Selain emosi berlebihan, bentuk kesurupan yang menyerupai hewan misalnya harimau itu adalah representasi dari bawah sadar yang memang punya database tentang perilaku harimau dan tingkah lakunya. Atau ada juga seseorang yang kesurupan tiba-tiba mengucapkan bahasa-bahasa asing diluar kebiasaannya. Hal itu disebabkan saat kesurupan, bawah sadar mengakses semua data-data lama yang disimpan, termasuk kosakata dan pelafalan bahasa asing yang ada di bawah sadar tapi subjek tidak menyadari jika data itu masuk ke dirinya.
Kenapa bisa tidak menyadari? Tanpa kamu sadari, pikiran bawah sadar itu sangat pintar. Dia bisa merekam semua hal ada disekitar kamu secara cepat dan memasukkan ke dalam pusat data yang bernama pikiran bawah sadar, yang mampu menampung data dengan jumlah besar dan banyak. Contoh terkait dengan data yang tidak disadari : sewaktu kamu kecil, saat menonton film hantu digambarkan jika hantu itu bermukim di pohon-pohon besar. Nah, ketika kamu dewasa misalnya, dan ada kondisi berdiri di bawah pohon besar saat malam hari, peluang untuk kesurupannya cukup besar. Tapi itu bisa dicegah dengan mengontrol pikiran bawah sadar untuk tidak mengambil alih sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Bisa disimpulkan fenomena kesurupan diibaratkan pikiran bawah sadar seperti ember. Saat ember ini sudah sangat penuh terisi air, maka airnya pun tumpah kemana-kemana. Emosi dalam bawah sadar diibaratkan air itu tadi. Jika sudah meluap sulit untuk dikontrol diri sendiri oleh pikiran sadar yang tipikalnya logis dan terstruktur.
Atau istilah lain, orang yang kesurupan sebenarnya sedang terhipnosis. Karena subjek sedang mengakses semua data dan sumber di pikiran bawah sadar. Jika sudah seperti itu subjek berada di kondisi fokus yang sangat tinggi. Subjek sedang terfokus dan berkonsentrasi dengan diri nya sendiri.
Walaupun secara ilmiah dan medis penyebab kesurupan karena faktor pikiran bawah sadar, namun masyarakat Indonesia masih beranggapan kalau kesurupan akibat faktor makhluk halus. Ya ini adalah nilai dan kepercayaan yang sudah turun temurun dari dulu dan sudah menjadi nilai kuat di pikiran bawah sadar. Saat sudah menjadi nilai kuat sulit untuk dirubah atau diganti secara cepat. Dan faktor agama dan budaya lah penyebabnya, tapi kedua faktor ini tidak bisa dijadikan kambing hitam dari masalah kesurupan.
ADVERTISEMENT