Begini Tips dan Kiat Penggunaan Masker Saat Mendaki Gunung di Masa Pandemi

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
9 Juli 2020 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekelompok pendaki saat berada di jalur pendakian Gunung Agung (2014). Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
Sekelompok pendaki saat berada di jalur pendakian Gunung Agung (2014). Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari tiba bulan berada di rumah, pendaki tidak bisa bisa sembarangan langsung melakukan pendakian gunung. Menurut Dokter Spesialis kedokteran olahraga dari Royal Sports Performance Centre, Sophia Hage, mendaki gunung merupakan salah satu bentuk aktivitas olahraga ekstrem. Hal tersebut dikatakannya pada Kamis (25/06/2020), dalam talkshow daring yang diselenggarakan PB Federasi Mountaineering Indonesia, bertajuk ‘Mendaki Gunung Aman dan Sehat di masa Pandemi’.
ADVERTISEMENT
Sejak sejak awal Juli 2020, beberapa gunung telah dinyatakan dibuka kembali untuk aktivitas pendakian dengan menerapkan beberapa aturan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Tetapi, gunung-gunung yang sudah dibuka tersebut semuanya diluar pengelolaan balai taman nasional dan balai konservasi sumber daya alam, seperti: Gunung Lawu, Gunung Prau dan Gunung Cikurai.
Dalam pelaksanaannya, sayang masih terlihat para pendaki berkerumun tanpa peduli protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mereka terlihat berkerumun, tanpa ada jaga jarak atau physical distancing, Bahkan tidak hanya itu, mereka pun saat berkerumun satu sama lain tidak menggunakan masker. Ini tentu sangat mengkhawatirkan, di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, dengan jumlah terkonfirmasi positif yang masih tinggi. Sebagaimana diinformasikan pada Kamis (9/7/2020) yang mencapai 2.657 terkonfirmasi positif.
ADVERTISEMENT
Tingkat kewaspadaan saat ingin mendaki gunung di masa pandemi Covid-19, menurut dokter Sophia, menjadi sangat penting. Pendaki harus dapat mencegah terjadinya penularan. Melindungi dan mengutamakan keselamatan diri serta orang lain. Jadi, persiapannya harus benar-benar matang dan ekstra. Patuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid19 yang sudah ditetapkan. “Cegah penularan (prevent), protect, detect, dan respons,” pungkasnya.
Sekelompok pendaki di kantor dan pos registrasi jalur pendakian Selo, TN Gunung Merbabu (2018). Foto: Harley Sastha
Sebelum memutuskan akan mendaki gunung di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, dokter Sophia Hage dalam talkshow daring yang diselenggarakan PB FMI, bertajuk ‘Mendaki Gunung Aman dan Sehat di masa Pandemi’, pada Kamis (25/6/2020), mengatakan bahwa penyebaran virus corona ada risiko untuk diri sendiri dan orang lain. Karenanya, tanggung jawab pencegahan penyebarannya, bukan hanya ada pada satu pihak. Semua mempunyai tanggung jawab yang sama. Disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
ADVERTISEMENT
Banyak kebiasaan baru yang sekarang ini harus dijalani. Seperti, kebiasaan memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, menjaga jarak, menghindari kontak fisik, tidak dapat melakukan kegiatan yang sifatnya membuat kerumuman dan lain-lain.
Dokter Sophia mengatakan, jaga jarak atau physical distancing saat mendaki gunung, berbeda dengan pada saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti di rumah. Menurutnya, misalnya kalau makan di luar dapat jaga jarak satu meter, karena tidak terlalu banyak bergerak. Tetapi, kalau mendaki gunung akan berbeda. Setidaknya, harus dapat jaga jarak dua meter, karena kita banyak melakukan pergerakan.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir, setiap orang, termasuk pendaki gunung wajib menerapkan protokol kesehatan mencegah penyebarannya, seperti physical distancing atau jaga jarak, cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer dan menggunakan masker.
Masker menjadi salah satu kebiasaan baru yang di masa pandemi Covid-19. Foto: Pixabay
Berkaitan dengan mendaki gunung, bagaimana cara menggunakannya di masa pandemi Covid-19. Menurut dokter Sophia, saat membawa masker, penting menyediakan kantong berbeda, untuk menyimpan masker bersih dan kotor. “Tidak cukup membawa satu masker, bisa lima atau enam masker sekaligus. Termasuk menggunakan buff sebagai alternatifnya, juga harus diganti,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dokter Sophia, kalau pendaki hendak membuka masker, setiap individu pendaki harus dapat menjaga jarak minimal dua meter. Sebab, mendaki gunung, merupakan salah satu aktivitas atau olah raga dengan intensitas yang sedang hingga tinggi, sehingga membuat droplet bisa terdorong semakin jauh.
“Kalau kita sedang melakukan olah raga, droplet yang dikeluarkan lebih padat dan bukan hanya jatuh, bahkan juga didorong keluar. Sehingga jaraknya itu bisa makin jauh. Karenanya, saat sedang melakukan aktivitas itu jaga jaraknya bisa lebih jauh,” sambung dokter Sophia.
Jadi, jika saat mendaki mengalami kelelahan, hingga napasnya terengah-engah atau ngos-ngosan, sampai kesulitan bicara, maka masker dapat diturunkan. “Tetapi, saat itu terjadi, turunkan masker, turunkan kecepatan dan langsung jaga jarak,” kata dokter Sophia.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dikatakan dokter Franky. Menurutnya, jika ingin melepas masker saat mendaki gunung, harus tetap jaga jarak minimal dua meter. “Namun, harus diperhatikan juga, saat berada di bascamp dan pos pendakian, tetap harus menggunakan masker,” ujarnya.
Menurut dokter Franky, para pendaki harus dapat menjaga jarak diri sendiri denga orang lain, tidak bergerombol, terlebih dengan yang bukan kelompok kecilnya.
Bagaimana dengan penggunaan face shield, apakah dapat menjadi pengganti masker. Hingga belum ada satu pun penelitian yang menyatakan face shield dapat menjadi pengganti masker. Jadi, masker tetap yang paling disarankan penggunaanya. Kalaupun ingin menggunakan face shield, tetap harus dibarengi dengan dengan masker secara bersama-sama.
Ayo tetap jaga kesehatan diri dan orang orang lain, lakukan pendakian dengan aman di masa pandemi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
ADVERTISEMENT