‘Besesandingon’ Cara Orang Rimba Mencegah Penyebaran Wabah Virus Corona COVID-19

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
8 April 2020 22:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang Rimba Sedang 'Melangun' Dok. Foto: Balai TN Bukit Duabelas
zoom-in-whitePerbesar
Orang Rimba Sedang 'Melangun' Dok. Foto: Balai TN Bukit Duabelas
ADVERTISEMENT
Sejak wabah Virus Corona atau COVID-19 mewabah di dunia, termasuk hingga ke Indonesia, istilah social distancing atau phisical distancing atau jaga jarak atau pembatasan sosial, menjadi salah satu yang sering disebut, ditulis dan didengar.
ADVERTISEMENT
Seluruh warga dunia dipercaya, itu merupakan salah satu cara memenimalisir atau memotong penyebaran wabah. Bukan hanya untuk masyarakat perkotaan, bahkan hal tersebut berlaku bagi mereka yang tinggal di desa-desa hingga pedalaman di hutan-hutan.
Ternyata, jauh sebelum istilah sosial distancing atau pembatasan sosial muncul seperti sekarang, salah satu komunitas adat Orang Rimba di dalam hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Jambi, yang telah beratus tahun hidup selaras dengan alam, telah mengenalnya lebih dulu. Tetapi, tentu saja dengan bahasa yang berbeda. Basesandingon, begitu mereka menyebutnya.
Lanskap hutan dan Sungai Kejasung Kecil. Dok. Foto: Balai TN Bukit Duabelas
“Jadi, sejatinya, orang rimba itu lebih duluan dan lebih antisipatif daripada kita dalam pencegahan penyakit menular seperti batuk dan pilek yang memang nyata bagi penderitanya. Kalau saat ini, termasuk yang sedang menjadi wabah, COVID-19,” cerita Haidir.
ADVERTISEMENT
Menurut Haidir Kepala Balai TNBD, Basesandingon merupakan salah satu kearifan adat dan budaya Orang Rimba yang masih dipertahankan hingga sekarang. Mereka sudah mempraktekannya sejak lama secara turun menurun.
Tempat Tinggal Orang Rimba. Dok. FotoL Balai TN Bukit Duabelas
Beberapa kelompok Orang Rimba, telah tinggal dalam kawasan Bukit DuaBelas, jauh sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman nasional. Dan itu hal inilah yang menjadi salah satu alasan ditunjuk sebagai TN Bukit Duabelas. Untuk menjaga tempat hidup dan penghidupan mereka. Menjadikan TNBD bagian yang tidak terpisahkan dengan Orang Rimba.
Mengenai asal-usul Orang Rimba, banyak versi yang beredar. Diantaranya, ada menceritakan kalau mereka berasal dari masyarakat asal Desa Kubu Karambia – kelompok masyarakat Desa Kubu Karambia Kerajaan Pagaruyung yang menolak ajaran agama Islam ketika mulai masuk kesana. Kemudian, mereka melarikan diri ke kawasan hutan Jambi. Versi lain mengatakan, Orang Rimba merupakan sisa Laskar Pagaruyung dari Minangkabau. Dalam perjalanan menuju Jambi untuk membantu Ratu Jambi saat itu, kelompok laskar tersesat. Kemudian, mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal dan mengisolasi diri dalam hutan.
Kehidupan sehari-hari Orang Rimba. Dok. Foto: Ba;ao TN Bukit Duabelas
Cara hidup mereka pola berpindah (nomaden). Melangun – aktivitas berpindah tempat ketika salah satu anggota kelompok atau keluarga tertimpa musibah atau meninggal – merupakan budaya yang paling dikenal dari komunitas Orang Rimba. Ini merupakan cara mereka menghilangkan rasa sedih.
ADVERTISEMENT
Masih banyak cerita dan kearifan lokal adat dan budaya mereka yang tetap terjaga hingga saat ini. Seperti, tentang pranata sosial, tempat tinggal, cara berpakaian, bercocok tanam dan lainnya. Namun, kita akan kembali mengenal lebih jauh bagaimana Orang Rimba menerapkan Basesandingon untuk mencegah penyebaran virus Corona dalam kumunitasnya.
Jadi, ketika COVID-19 mulai mewabah sekitar satu bulan yang lalu, Orang Rimba yang berdiam di bagian pinggir kawasan telah melakukan antisipasi dengan masuk kembali ke tengah kawasan hutan TNBD. Mereka menjauhi keramaian agar tidak terkena wabah penyakit tersebut.
Saat berinteraksi dengan Orang Rimba. Dok. Foto: Balai TN Bukit Duabelas
Kemudian, mereka melakukan apa yang disebut ‘Besesandingon’. Dengan cara tersebut, Orang Rimba mengasingkan dari dari orang yang sakit atau yang diduga mengidap penyakit. Haidir mengatakan, misalnya ada anggota keluarga yang baru pulang dari luar hutan yang jaraknya jauh, tidak akan langsung masuk dan tinggal di rumahnya. Tetapi, ia akan lebih dulu membuat sudung (rumah tenda) sendiri. Jaraknya, paling dekat sekitar 200 meter dari rumah keluarga. Tujuannya, jika sekiranya ia membawa penyakit dari luar, penyakit tersebut tidak akan menulari anggora keluarga yang lain. Besesandingon dilakukan minimal satu pekan. Apabila dalam waktu yang sudah ditetapkan tersebut ia tidak sakit, boleh kembali ke rumah bersama dengan keluarganya.
ADVERTISEMENT
“Makanya, Besesandingon menjadi hal yang sangat relevan dengan kondisi pandemi CVID-19, saat ini,” kata Haidir.
Gimana sobat Kumparan? menarik ya. Masih banyak banget kearifan lokal adat dan budaya yang hingga saat ini masih terjaga di kawasan-kawasan taman nasional Indonesia yang sangat selaras dengan alam dan kehidupan manusia. Seperti salah satunya kehidupan Orang Rimba di TN Bukit Duabelas ini.
Balai TNBD Memberikan Paket Bantuan Makanan Tambahan Untuk Orang Rimba
Balai TN Bukit Duabelas sedang mepersiapkan paket BMT untuk Orang Rimba. Dok. Foto: Balai TN Bukit Duabelas
Namun, antisipasi yg dilakukan Orang tersebut, membawa konsekuensi. Sementara waktu, mereka menjadi dari pusat perekonomian desa (pasar). Sehingga kesulitan akses untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sudah terbiasa dengan bahan makanan dari pasar. Karenanya, Balai TNBD, sejak Selasa (7/04/2020), menyiapkan 718 paket BMT (Bantuan Makanan Tambahan) untuk 718 KK (Kepala Keluarga) Orang Rimba yangg hidup dan bermukim di dalam kawasan TNBD.
ADVERTISEMENT
“Melalui paket BMT, kami harapkan dapat membantu kehidupan mereka di tengah-tengah masa pandemi Covid-19 ini,” kata Haidir.
Pemberian BMT yang dilakukan bersama-sama dengan unsuru tripika, seperti Camat Air Hitam, Kapolsek Air Hitam dan Babinsa serta LSM Warsi, PT. Sari Aditya Loka dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, akan terus dilakukan hingga masa pandemi COVID-19, berakhir atau kegiatan Besesandingon orang rimba selesai.
Balai TN Bukit Duabelas sedang menyerahkan paket BMT kepada Orang Rimba, Dok. Foto: Balai TN Bukit Duabelas
Dalam penyaluran BMT, aturan social distancing tetap dijalankan sesuai protokol yang berlaku. Jadi, BMT disampaikan melalui 13 Temenggung (Ketua Kelompok) yang dilakukan oleh masing-masing Petugas Pendamping. Sehingga tidak terjadi pengumpulan massa yang banyak.
“Semoga BMT ini bermanfaat untuk kehidupan Orang Rimba dan terpenting lagi, semoga kearifan lokal ‘Besesandingon’ yang mereka jalankan saat ini benar-benar bisa menghindarkan komunitas Orang Rimba TNBD dari penyebaran Covid-19,” tutup Haidir.
Balai TN Bukit Duabelas sedang menyerahkan paket BMT kepada Orang Rimba. Dok. Foto; Balai TN Bukit Duabelas
ADVERTISEMENT