Cerita BKSDA Kalteng Selamatkan Induk Orang Utan dan Bayinya dari Kebun Warga

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2021 18:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim rescue gabungan BKSDA Kalteng dan OFI, berhasil menyelamatkan Induk Orang Utan dan bayinya dari kebun warga di Desa Bapanggang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Foto: Dok. BKSDA Kalteng
zoom-in-whitePerbesar
Tim rescue gabungan BKSDA Kalteng dan OFI, berhasil menyelamatkan Induk Orang Utan dan bayinya dari kebun warga di Desa Bapanggang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Foto: Dok. BKSDA Kalteng
ADVERTISEMENT
Dengan tiga kali penembakan obat bius, akhirnya induk Orang Utan (Pongo Pygmaeus) dan anaknya yang masih bayi, di Desa Bapanggang, dapat diselamatkan oleh tim evakuasi gabungan, untuk kemudian dipindahkan ke habitat kembali di hutan.
ADVERTISEMENT
“Siang hari itu, Kamis, 7 Oktober 2021, saya sedang bertugas di pos jaga BKSDA Kalteng, di bandara, Sampit, ketika menerima laporan dari warga, ada Orang Utan beserta anaknya yang masuk kebun karet warga. Berdasarkan informasi, warga, utamanya ibu-ibu ketakutan dengan keberadaan Orang Utan yang masuk kebun warga”, cerita Muriansyah, Polisi Hutan (Polhut) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui sambungan ponselnya.
Memang ditemukannya Orang Utan di kebun-kebun warga sekitar pemukiman, ditengarai karena rusaknya habitat asli dan semakin sulitnya mereka mencari makanan. Sehingga, mereka mencari buah-buahan, biji-bijian dan lainnya dengan memasuki perkebunan tersebut. Namun, bukan berarti ini menjadi pembenaran untuk menyakiti dan bahkan membunuh mereka. Karena, Orang Utan merupakan bagian dari rantai kehidupan dan keberlanjutan hutan hujan tropis di Kalimantan dan Sumatera yang wajib dijaga keberadaannya.
Bayi Orang Utan saat dipindahkan ke tempat aman untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tim rescue BKSDA Kalteng dan OFI yang berhasil menyelamatkan Induk Orang Utan dan bayinya dari kebun warga di Desa Bapanggang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Foto: Doc. BKSDA Kalteng.
“Kami pun segera bergerak dan melaporkan kepada pimpinan untuk segera melakukan pengecekan dan observasi, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada Orang Utan tersebut. Mengevakuasinya dan kemudian melepaskannya kembali di habitat aslinya di hutan yang masih baik,” kata pria yang akrab di panggil Muri.
ADVERTISEMENT
“Jadi, sebenarnya ada dua laporan yang masuk, karena, saya cuma sendirian, otomatis, mengecek informasi yang pertama dulu, di daerah Tanah Mas, Kec. Baamang, Kab. Kotawaringin Timur. Aksesnya cukup sulit. Setelah menggunakan motor, lalu, ditemani Yandi, yang melaporkan, lalu, meneruskannya dengan berjalan kaki. Namun, keberadaan Orang Utan yang diperkirakan masih remaja tersebut, tidak ditemukan,” ujar Muri.
Induk Orang Utan sedang dilakukan pemeriksaan fisk kemungkinan ada luka atau cidera oleh tim dokter hewan dari tim rescue gabungan BKSDA Kalteng dan OFI yang berhasil menyelamatkan Induk Orang Utan dan bayinya dari kebun warga di Desa Bapanggang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Foto: Doc. BKSDA Kalteng.
Setelah memastikan kembali, bahwa Orang Utan memang benar-benar tidak ada, Muri, sekaligus memberi imbauan dan peringatan kepada warga, tentang perilaku Orang Utan dan sanksi hukumnya, jika menyakitinya. Karenanya, meminta warga untuk segera melapor apabila melihat lagi keberadaan Orang Utan tersebut.
Induk Orang Utan dan Bayinya Berhasil Diselamatkan
“Pada hari Jumat, (8/10/2021), masih di Kabupaten Kotim, kami bergerak ke kebun karet dan kebun buah warga di Desa Bapanggang Raya. Kec, Mentawa Baru Ketapang, untuk melakukan observasi induk Orang Utan dan bayinya, yang sebelumnya juga dilaporkan oleh warga. Satu harian, kami terus memantau keberadaan dan pergerakan keduanya, agar tidak pergi jauh dari lokasi,” kata Muri.
ADVERTISEMENT
Menurut Muri, kemudian, esok harinya, Sabtu (9/10/2021), sekitar dua jam lamanya, proses evakuasi atau penyelamatan dua individu Orang Utan, yang merupakan satwa langka dan dilindungi tersebut dilakukan oleh tim rescue gabungan BKSDA Kalteng dan Orang Utan Foundation International (OFI).
Induk Orang Utan sedang dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dari tim rescue gabungan BKSDA Kalteng dan OFI yang berhasil menyelamatkan Induk Orang Utan dan bayinya dari kebun warga di Desa Bapanggang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Foto: Doc. BKSDA Kalteng.
“Kami sempat kesulitan untuk melakukan tembakan bius pada induk Orang Utan. Karena, anaknya terus masih dalam gendongan. Harus sangat hati-hati sekali. Terlebih, posisinya juga berada di pohon yang banyak dahan dan ranting. Jangan sampai tembakan bius mengenai anaknya yang masih bayi,” lanjut Muri.
Setelah tiga kali tembakan obat bius dilepaskan oleh petugas, sekitar tiga jam kemudian, induk Orang Utan pun pingsan, dan jatuh tepat di jaring yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan, bayi Orang Utan yang masih memeluk induknya, juga langsung dapat diselamatkan.
ADVERTISEMENT
Induk Orang Utan berusia 15 tahun dengan berat 48 kilogram dan anaknya yang berjenis kelamin jantan berusia dua tahun dan berat delapan kilogram, langsung dipindahkan ke tempat yang aman dan kondusif, tidak jauh dari lokasi. Keduanya, diperiksa kesehatannya oleh tim dokter. Untuk memastikan tidak ada luka tembak senapan angin atau lainnya.
Bayi Orang Utan sedang dilakukan pemeriksaan kesehatan dokter hewan dari tim rescue gabungan BKSDA Kalteng dan OFI yang berhasil menyelamatkan Induk Orang Utan dan bayinya dari kebun warga di Desa Bapanggang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Foto: Doc. BKSDA Kalteng.
Bersyukur, setelah dilakukan pemeriksaan awal, induk dan anak Orang Utan, kondisinya baik dan tidak ditemukan luka pada tubuh mereka. Kemudian, keduanya langsung dibawa ke Kantor Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kalteng di Pangkalan Bun. Untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Termasuk tes PCR COVID-19.
Keduanya akan dilepasliarkan kembali, jika hasil pemeriksaan menyeluruh. Semua tergantung dari hasilnya, apakah dapat langsung dilepasliarkan atau harus direhabilitasi terlebih dahulu. Dan, biasanya lokasi pelepasliaran dilakukan di Taman Nasional (TN) Tanjung Puting dan Suaka Margasatwa (SM) Lamandau, Kalteng.
ADVERTISEMENT
Kembali ke Habitat di Suaka Margasatwa Lamandau
Hari ini, Senin (11/10/2021), bisa jadi, menjadi hari yang menggembirakan bagi induk Orang Utan dan bayinya, yang sehari sebelumnya, berhasil diselamatkan dari kebun warga oleh tim rescue gabungan. Karena, dari hasil pemeriksaan kesehatan dan perilakunya, dinyatakan sehat dan baik. Sehingga, layak untuk dikembalikan ke habitatnya, rumah yang lebih layak secara ekologis untuk menjamin keberlangsungan hidupnya di SM Lamandau.
ADVERTISEMENT
Suaka Margasatwa Lamandau, dinyatakan sangat layak menjadi rumah baru mereka. Sebelumnya pun, beberapa individu Orang Utan juga sudah pernah dilepasliarkan dalam kawasan ini. Kondisi alamnya masih sangat mendukung untuk kehidupan liar Orang Utan dan satwa lainnya. Dibawa menggunakan ketinting atau kapal kayu bermotor, induk Orang Utan dan bayinya, mengarungi sungai membelah hutan hingga tiba di tempat pelepasliarannya.
ADVERTISEMENT
Nah, sobat kumparan, semoga, sang induk Orang Utan dan bayinya dapat terus berkembang biar bersama dengan individu-individu Orang Utan lainnya di sini, ya.
Yuk, terus bersama-sama menjaga kehidupan dan keberlanjutan hidup satwa liar dan dilindungi. Salah satunya, dengan tidak memberi mereka makanan, baik langsung maupun tidak langsung, saat kamu berkunjung kawasan-kawasan konservasi seperti taman nasional dan taman wisata alam. Termasuk menjaga jarak aman dengan mereka dan tidak membuang sampah sembarangan hasil aktivitas wisata alam kamu.