Cerita Tim BBKSDA Riau Selamatkan Anak Gajah yang Kena Jerat Pemburu

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
1 Januari 2020 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Penyelamat Menyelatkan dan Mengobati Anak Gajah Liar Yang Terkena Jerat. Foto: BBKSDA Riau
zoom-in-whitePerbesar
Tim Penyelamat Menyelatkan dan Mengobati Anak Gajah Liar Yang Terkena Jerat. Foto: BBKSDA Riau
ADVERTISEMENT
Setelah melalui proses yang cukup panjang, pada Selasa (31/12/2019), pukul 11:35 WIB, tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akhirnya berhasil melakukan pembiusan dan pengobatan seekor anak Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang diinformasikan terluka kakinya akibat terkena jerat. Saat pengobatan tersebut, diketahui kondisi anak gajah mengalami malnitrisi, kurus, dehidrasi, kaki kiri bagian depan terluka dan bengkak.
ADVERTISEMENT
Mengenai anak gajah liar yang terluka tersebut diketahui pertama kali oleh Balai BKSDA Riau pada Sabtu (21/12/2019) berdasarkan laporan laporan dari tim lapangan Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo dan pihak perusahaan PT Rimba Peranap Indah (RPI), yang menceritakan tentang adanya anak gajah liar yang terkena jerat. Anak Gajah tersebut masih bersama dengan rombongan induknya. Lokasi dijumpai anak gajah terjerat di areal konsesi PT RPI Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu.
“Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saya memerintahkan untuk segera dilakukan tindakan medis untuk menyelamatkan anak gajah tersebut,” kata Suharyono, Kepala Balai KSDA Riau, melalui pesan WhatsApp.
Kemudian, dibentuk tim gabungan penyelamat oleh Balai BKSDA Riau, yang terdiri dari Kepala Seksi Wilayah I BBKSDA Riau, Drh. Rini Deswita (BBKSDA Riau), paramedis, polhut, beberapa mahout dan personel dari Balai Taman Nasional Tesson Nilo (TNTN), Drh. Anhar Lubis (Forum Konservasi Leuser), Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo serta pihak perusahaan dari PT. RPI dan PT. Riau Andalan Pulp dan Paper (RAPP). Tim gabungan kemudian turun ke lokasi untuk segera melakukan pencarian dan penyelamatan.
Tim Penyelamat Menyelatkan dan Mengobati Anak Gajah Liar Yang Terkena Jerat. Foto: BBKSDA Riau
Bukan hal yang mudah untuk tim menemukan keberadaan rombongan gajah liar tersebut, karena mereka terus bergerak. Tidak menyerah, tim gabungan terus melakukan pencarian tanda-tanda keberadaan meraka. Pencarian bahkan hingga berlangsung beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda Keberadaan Rombongan Gajah Liar Diketahui
Setelah melakukan pencarian yang cukup panjang, pada Minggu (29/12/2019), akhirnya diketahui, anak gajah yang terluka tersebut bersama rombongannya, berada di wilayah Baserah, Kab. Pelalawan. Kemudian tim gabungan melakukan monitoring pada rombongan gajah liar yang diketahui terdapat salah satu anak gajah berumur sekitar 2,5 tahun, kaki kiri depannya terluka akibat jerat. Sambil menunggu tim gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas menuju ke lokasi areal konsesi PT RPI, tim gabungan terus memonitor keberadaan rombongan gajah liar.
Beberapa saat kemudian, akhirnya tim gabungan berhasil menjumpai tanda-tanda keberadaan rombongan gajah liar tersebut, berdasarkan suara mereka. Sekitar pukul 18.00 WIB, tim gabungan penyelamat menuju ke Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II TNTN di Baserah untuk bergabung dengan tim yang bersama dua ekor Gajah Jinak bernama Bankin dan Indah, lalu berangkat menuju Posko di Kantor PT RPI sektor selanjutnya untuk beristirahat.
Tim Penyelamat Menyelatkan dan Mengobati Anak Gajah Liar Yang Terkena Jerat. Foto: BBKSDA Riau
Rombongan gajah liar tersebut, kemudian telah berpindah lokasi keberadaanya. Dengan menggunakan sepeda motor, pada Senin (30/12/2019), tim kembali mencari keberadaan rombongan gajah liar tersebut. Akhirnya, sekitar pukul 12:15 WIB, tim berhasil menemukan keberadaan mereka yang berjumlah 15-17 ekor, berada di dalam Greenbelt PT RPI sedang mandi di aliran anak sungai.
ADVERTISEMENT
Kemudian, peralatan pengobatan dan kedua gajah jinak/latih – untuk membantu memisahkan atau membatasi sementara anak gajah yang sakit dengan rombongannya, agar medis mudah melakukan pengobatan – segera didatangkan ke lokasi. Lalu, tim segera melakukan upaya pembiusan terhadap anak gajah liar yang sakit. Tim gabungan sedikit mengalami kesulitan, karena rombongan gajah liar terus bergerak dan menghindar. Sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan gajah liar keluar dari kawasan PT RPI, melewati parit perbatasan antar PT RPI dengan PTPN V Afdeling 9.
Tim gabungan bersama kedua gajah jinak terus mengikutinya. Sekitar pukul 18.35, tim kembali berhasil menemukan keberadaan mereka berada di semak belukar dan berada di dalam kawasan PTPN V. Karena, hari saat itu sudah gelap, diputuskan untuk kembali ke posko dan melanjutkan penyelamatan dan pengobatan esok harinya.
ADVERTISEMENT
Penyelamatan dan Pengobatan Berhasil Dilakukan
Tidak kenal menyerah, pada Selasa (31/12/2019), tim kembali berupaya melakukan pembiusan pada anak gajah liar yang sakit tersebut. Akhirnya, setelah proses dan perjuangan yang cukup panjang, sekitar 11: 35 Wib dengan menggunakan bantuan dua gajah jinak, anak gajah liar berhasil dibius dengan menggunakan tembakan bius di areal konsesi PT. Rimba Lazuardi, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kec. Ukui, Kab. Pelalawan.
Begitu anak gajah liar tersebut tertidur, tim medis segera turun untuk melakukan pengobatan yang berlangsung cukup lama, sekitar 2 jam. Selama, proses pengobatan diketahui, kalau kondis anak gajah liar telah mengalami malnitrisi, kurus, dehidrasi, dan kaki kiri bagian depan terluka serta bengkak akibat terkena jera.
Bahkan tali jerat masih melingkar pada pergelangan kakinya yang terluka. Selain pembengkakan, juga telah mengalami nekrosi (sel jaringan tubuh mati), infeksi dan myasisi (infeksi parasit belatung larva) pada kaki yang terluka tersebut. Anak gajah juga mengalami anemia berat dengan kondisi mukosa yang sangat pucat.
Tim Penyelamat Menyelatkan dan Mengobati Anak Gajah Liar Yang Terkena Jerat. Foto: BBKSDA Riau
Tindakan dimulai dengan pelepasan tali jerat pada kaki terlebih dahulu. Kemudian, dilanjutkan dengan dilanjutkan dengan pembersihan luka, pemberian povidone iodine serta gusanex untuk mengobati myasis. Pengobatan dilakukan untuk memperbaiki kondisi tubuh anak Gajah melalui pemberian cairan infus NaCl (Natrium Clorida), RL (Ringer laktat), Glukosa 5 persen, Aminofluid, vitamin berupa Catosal, Biodin, Vitol serta pemberian antibiotic (ceftriaxon dan Oxytetracyclin LA), pemberian flunixin (analgesic, antiinflamasi). Selain itu, juga dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan terhadap kondisi anak gajah tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengobatan berlangsung hingga sekitar pukul 13.55 WIB. Setelah selesai pengobatan gajah kembali disadarkan. Begitu sadar, anak gajah liar tersebut kembali bergerak dan bersuara memanggil induk dan rombongannya.
Kemudian tim gabungan mengembalikannya kepada kelompoknya, agar anak gajah lebih nyaman dan mendapatkan antibodi yang lebih karena bersama induknya. Untuk selanjutnya, pasca pengobatan, kondisi anak gajah liar tersebut akan selalu dipantau dan monitoring kondisi dan kesehatannya secara bersama-sama.
“Disamping terus melakukan patroli sapu jerat bersama dan mitigasi konflik satwa liar, kami juga akan memperbanyak pemasangan plang atau papan himbauan larangan pemasangan jerat dan berburu. Mari bersama-sama kita serukan untuk tidak melakukan pemasangan jerat dengan alasan apapun. Kalau bukan kita yang peduli, lalu siapa lagi?,” kata Suharyono.
ADVERTISEMENT
Semoga kejadian yang untuk kesekian kalinya ini, dapat menjadi pelajaran berharga dan semakin meningkatkan rasa kepedulian kita semua akan bahayanya jerat dan perburuan terhadap keberadaan dan keberlangsungan satwa-satwa liar dan dilindungi.