Gunung Tambora Kebakaran, Kegiatan Pendakian Ditutup Sementara

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2019 21:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kebakaran hutan melanda TN Tambora. Foto: Balai TN Tambora
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran hutan melanda TN Tambora. Foto: Balai TN Tambora
ADVERTISEMENT
Selain Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), diinformasikan kebakaran hutan dan lahan juga melanda kawasan Taman Nasional Tambora (TNT), Nusa Tenggara Baratm (NTB). Gunung Tambora, yang mempunyai sejarah letusan terhebat sepanjang sejarah manusia modern tersebut, memang beberapa hari belakangan mengalami bencana kebakaran hutan.
ADVERTISEMENT
“Per hari ini, Senin (21/10/2019), aktivitas pendakian di seluruh pintu jalur pendakian Gunung Tambora resmi ditutup, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal ini terkait sehubungan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam kawasan Taman Nasional Tambora (TNT),” demikian dikatakan Kepala Balai TN Tambora, Murlan Dameria Pane, melalui pesan WhatsApp.
Hal tersebut dilakukan demi keamanan dan keselamatan pengunjung serta pemulihan bekas kebakaran pascakebakaran hutan dan lahan.
Kebakaran hutan melanda TN Tambora. Foto: Balai TN Tambora
Menurut Murlan, kebakaran hebat yang melanda hutan dan lahan TN Tambora, diketahui Sabtu (19/10/2019). Dan sampai hari ini, Senin (21/10/2019), kobaran api kebakaran tersebut masih terjadi. Beberapa hari sebelumnya kebakaran juga sudah terjadi pada beberapa lokasi di dalam kawasan TN Tambora.
Titik api, pertama kali diketahui muncul sekitar pukul 16.30 WITA, pada Sabtu (19/10/2019) membakar kawasan padang sabana yang sedang dalam kondisi sangat kering, sehingga mudah sekali terbakar. Tepatnya, di kawasan Padang Sabana Doro Ncanga.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan malam hari, petugas terus berupaya mengendalikan dan melakukan pemadaman.
Lokasi kebakaran yang didominasi oleh vegetasi sabana, semak, perdu, dan ilalang serta suhu udara ekstrem yang panas dan hembusan angin kencang, menyebabkan kebakaran hutan dengan cepat menyebar membakar sebagian kawasan.
Dari pantauan aplikasi LAPAN FIRE Hotspot per tanggal 20 Oktober 2019, diketahui ada 174 titik hotspot di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari jumlah tersebut, 30 titik berada dalam wilayah kawasan TN Tambora. Hari ini, Senin (21/10/2019), titik hotspot sudah jauh berkurang. Namun demikian, pemantauan terhadap bekas-bekas kebakaran hutan masih terus dilakukan untuk mengantisipasi munculnya titik api.
Tim gabungan pengendali dan pemadaman kebakaran hutan Balai TN Tambora, yang terdiri dari Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Kepolisian, TNI, dan masyarakat, hingga hari Senin (21/10/2019), masih terus berupaya mengendalikan kebakaran hutan di wilayah Doro Ncanga.
Kebakaran hutan melanda TN Tambora. Foto: Balai TN Tambora
Selain terjadi di bagian atas Gunung Tambora, menurut Murlan, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi pada di bagian bawah gunung. Hal tersebut, diduga dipicu oleh aktivitas pembukaan lahan diluar kawasan TN Tambora yang berstatus Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Tetap (HPT), Hak Guna Usaha (HGU) dan Area Penggunaan Lain (APL) – non-hutan.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang akan terjadi di kemudian hari, Murlan, memberikan beberapa pesan kepada para pengunjung agar selalu memegang etika konservasi dalam berkegiatan di alam terbuka.
Tidak atau jangan membuat api unggun ketika melakukan pendakian gunung. Jika melakukan kegiatan camping di lokasi perkemahan dan sejenisnya, pastikan api telah benar-benar padam sebelum meninggalkannya. Dapat memastikan untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan api sebagai pemicu kebakaran.
Savana Doro Ncanga dengan latar belakang Gunung Tambora. Foto: Harley Sastha (2015)
Tidak menebang atau memotong pohon dan ranting atau sejenisnya sebagai bahan api unggun atau peraduan.
Bagi yang merokok, agar tidak membuang puntung rokok sembarangan dan pastikan membawa kembali turun puntung keluar kawasan.
“Setiap pengunjung, dilarang keras mengambil, memetik, dan atau membawa tumbuhan dan satwa liar di kawasan TN Tambora. Termasuk selama melakukan aktivitas pendakian gunung. Memperhatikan papan larangan atau himbauan yang telah dipasang oleh pengelola. Dan pastikan juga membawa kembali sampah yang ditimbulkan dari aktivitas pendakian,” pesan Murlan Dameria Pane.
ADVERTISEMENT