Jelang Momen Hari Kemerdekaan 17 Agustus Kuota Pendakian Ciremai Sudah Penuh

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
15 Agustus 2021 16:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pendaki berdiri di tubir kawah Ciremai melihat pemandanga kawah ganda Ciremai. Foto: Harley Sastha
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pendaki berdiri di tubir kawah Ciremai melihat pemandanga kawah ganda Ciremai. Foto: Harley Sastha
ADVERTISEMENT
Momen peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, mendaki gunung telah menjadi salah satu tradisi yang dilakukan para pendaki gunung di Indonesia. Mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, memang memberi rasa sakral tersendiri ketika dilakukan di puncak gunung. Tidak terkecuali saat ini, di mana kegiatan pendakian gunung sempat ditutup cukup lama, karena mengikuti aturan pembatasan aktivitas masyarakat terkait pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Nah, Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai, merupakan salah satu gunung yang kerap menjadi incaran para pendaki. Sebagai titik tertinggi di Jawa Barat, Ciremai selalu masuk dalam list pendakian yang wajib dikunjungi.
Sejak, dibuka kembali untuk pendakian mulai 10 Agustus 2021 hingga jelang peringatan hari kemerdekaan RI, kuota pendakian sudah full book. Demikian dikatakan Teguh Setiawan Kepala Balai TN Gunung Ciremai, melalui sambungan ponselnya, pada Minggu (15/08).
Gunung Ciremai. Foto: Harley Sastha
Menurut Teguh, sesuai surat edaran bupati Kuningan dan bupati Majalengka, jalur pendakian dan objek daya tarik wisata alam (ODTWA) yang dibuka hanya wilayah Kabupaten Kuningan saja. Jadi, untuk jalur pendakiannya yaitu: Linggarjati, Linggasana, dan Palutungan. Sedangkan, jalur pendakian Apuy di Majalengka, masih ditutup.
“Sejak dibuka kembali pada 10 Agustus hingga hari Senin, 16 Agustus, jumlah kuota pendakian untuk jalur pendakian di Kabupaten Kuningan: Linggarjati, Linggasana, dan Palutungan, sudah full booking. Dan sesuai surat edaran Bupati Kuningan, kapasitasnya hanya masih dibatasi 25% dari jumlah kuota normal sebelumnya. Sedangkan, untuk jalur pendakian Apuy di Majalengka, masih kami tutup. Ini juga mengikuti surat edaran Bupati Majalengka,” kata Teguh.
ADVERTISEMENT
Untuk kamu ketahui, kuota jumlah pendakian Linggarjati sebelum pandemi COVID-19, normalnya 230 orang pendaki per hari, sekarang maksimal hanya 57 orang. Sedangkan jalur pendakian Linggasana yang normalnya 218, menjadi 54 dan Palungan dari 497 menjadi hanya 124 orang pendaki per hari.
“Nah, yang tanggal 17 Agustus, memang belum kami buka untuk bookingnya. Karena masih menunggu surat edaran bupati pada 16 Agustus, setelah instruksi menteri dalam negeri yang terbaru keluar,” pungkas Teguh.
Transit Camp (TC) Pamerangan, Jalur Pendakian Linggajati. Foto: Harley Sastha
Teguh juga menyampaikan mengingatkan untuk kamu yang sudah mendapat nomor booking yang kemudian akan mendaki Ciremai, agar dapat menjaga kebersihan dengan membawa turun dan keluar kembali sampah yang dihasilkan dari kegiatan keluar dari kawasan taman nasional. Juga, hati-hati dengan penggunaan api, karena, situasi di Kuningan, termasuk di atas gunung Ciremai, angin sudah mulai kencang dan telah masuk musim kemarau, jangan sampai keteledoran menyebabkan terjadikan kebakaran lahan dan hutan.
ADVERTISEMENT
“Kalau terjadi kebakaran, yang rugi kan teman-teman pendaki juga. Karena, kalau sudah terbakar, aktivitas pendakian terpaksa harus kami tutup kan,” kata Teguh.
Selain itu, Teguh mengingatkan, karena sudah full book untuk pendakian gunung, jangan memaksakan diri untuk tetap naik ke atas. Baik itu menerobos masuk jalur resmi tanpa izin maupun jalur ilegal. Karena, Balai TN Gunung Ciremai, telah menyiagakan patroli di setiap pintu masuk dan pintu wisata alam lainnya.
“Kalau melakukan pelanggaran terkait sampah dan menyebabkan timbulnya kebakaran, pelaku akan kami kenakan sanksi administrasi dan penegakan hukum sesuai aturan yang berlaku. Sedangkan, kala pendaki liar atau ilegal, akan kami catat identitasnya, kemudian kami beri pengarahan dan diperintahkan untuk turun. Bahkan dapat dikenakan sanksi sosial. Kalau kejadiannya berulang, pendaki akan kami blacklist dari pendakian di TN Gunung Ciremai,” lanjut Teguh.
ADVERTISEMENT
Jadi, untuk kamu yang akan berkunjung ke TN Gunung Ciremai, baik itu mendaki gunung maupun ke ODTWA lainnya, harus mengikuti aturan protokol kesehatan di masa pandemi yang telah ditetapkan serta pembatasan kuota jumlah pengunjungnya.
“Pembatasan itu, bukan pembatasan luas. Bukan 25% dari luas, tetapi dari daya dukung lokasinya saja. Tetapi, termasuk tempat kemping, toilet, mushola, dan lainnya,” kata Teguh.
ODTWA Bukit 1000 Bintan TN Gunung Ciremai. Foto: Kuswandono.
“Kami, mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Bupati Kuningan, dengan pertimbangan banyak masyarakatnya yang tergantung hidupnya dalam mencari nafkah dalam kegiatan wisata alam. Termasuk sebagai porter, pemandu lokal, ranger, pedagang makanan dan minuman serta lainnya, sehingga dengan mempertimbangkan berbagai hal, sehingga wisata alam, sudah boleh dibuka pada pembatasan level yang sekarang ini,” lanjut teguh.
ADVERTISEMENT
Nah, seperti kata Kepala Balai TN Gunung Ciremai, untuk kamu yang sudah tidak bisa booking online untuk mendaki Gunung Ciremai, harap menahan diri dan tidak memaksakan untuk tetap naik dengan cara melanggar aturan. Tetap, menjadi pendaki yang cerdas, bijak dan bertanggung jawab dengan mengikuti aturan yang berlaku dan selalu dapat menjaga kebersihan serta keberlanjutan alamnya. Jangan lupa protokol kesehatannya ya.