Kisah Penyelamatan 'Corina', Harimau Sumatera yang Kena Jerat di Riau

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
31 Maret 2020 4:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Balai BKSDA Riau me;lakukan penyelamatan seekor Harimau Sumatera yang terkena jerat di wilayah konsersi HTI PT. RAPP, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Foto: Dok. Balai BKSDA Riau
zoom-in-whitePerbesar
Tim Balai BKSDA Riau me;lakukan penyelamatan seekor Harimau Sumatera yang terkena jerat di wilayah konsersi HTI PT. RAPP, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Foto: Dok. Balai BKSDA Riau
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi wabah virus Corona yang hingga saat ini terus menghantui masyarakat dunia, termasuk Indonesia, kejahatan masalah jerat yang menyebabkan luka, cacat hingga kematian satwa liar Indonesia, juga masih terus terjadi.
ADVERTISEMENT
Kembali jerat pemburu mengenai seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), pada Sabtu (28/03/2020) di wilayah Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Akibatnya, kaki kanan depannya terluka parah dan serius.
Mengenai kabar Harimau Sumatera terkena jerat tersebut, didapatkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, pada Sabtu (28/03/2020), pukul 16.00 WIB. Informasi disampaikan oleh manajemen PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang mengatakan kalau pekerja lapangannya di Blok Meranti, menjumpai seekor Harimau Sumatera yang terjerat di sempadan sungai atau kanal Sangar Blok Meranti. Kemudian pada lokasi tersebut dilakukan penjagaan dalam jarak yang aman.
“Mendengar kabar tersebut, tim rescue dan medis kami, sekitar jam tujuh malam, langsung bergerak menuju tempat kejadian yang berada di Konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. RAPP Blok Meranti di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan,” cerita Suharyono Kepala Balai BKSDA Riau.
ADVERTISEMENT
Menurut Suharyono, pada saat yang sama, kebetulan tim medis sedang berada di tempat lain menangani Harimau Sumatera juga. Setelahnya, langsung bergerak merapat menuju lokasi kejadian di Blok Meranti, dengan menempuh perjalanan darat yang cukup jauh, sekitar 2 jam untuk tiba di Desa Pulau Muda. Kemudian dijemput oleh tim petugas lapangan seksi wilayah dan petugas PT RAPP, sekitar pukul 18.00 WIB. Sedangkan, tim angkut kandang evakuasi satwa, menyusul kemudian. Berangkat dari Kantor Balai BKSDA Riau, Pekanabaru, pada pukul 19.30 WIB.
Selanjutnya, ketiga tim evakuasi tersebut, malam itu juga bertemu di Estate Meranti PT RAPP, untuk melakukan persiapan dan perencanaan pelaksanaan evakuasi keesokan harinya.
Tim Balai BKSDA Riau me;lakukan penyelamatan seekor Harimau Sumatera yang terkena jerat di wilayah konsersi HTI PT. RAPP, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Foto: Dok. Balai BKSDA Riau
Kemudian, pada Minggu (29/03/2020), pukul 10.00 WIB, tim bergerak menuju lokasi kejadian Harimau Sumatera terkena jerat. Jaraknya, cukup jauh, harus ditempuh melalui jalan darat sejauh 60 km, sehingga baru tiba di pinggir kanal sekitar pukul 11.30 WIB. Lalu, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu kayu bermotor sejauh 2 km dengan waktu tempuh 15 menit. Tidak sampai disitu, tim masih jalan kaki sejauh 500 meter selama 30 menit.
ADVERTISEMENT
Begitu tiba di lokasi, dari jarak yang cukup aman, sekitar pukul 12.30 WIB, tim berhasil melakukan pembiusan Harimau Sumatera dengan cara ditembak. Kemudian, tali jerat yang melingkar di kaki kanannya dilepas sebelum dilakukan pengobatan.
“Pada saat melepas jerat dan melakukan pengobatan, tim medis kami menunjukkan kalau luka akibat jerat yang dialami pada kaki kanan depan Harimau Sumatera tersebut parah dan sangat serius. Karenanya diperlukan tindakan medis lebih lanjut. Sehingga, diputuskan untuk segera evakuasi dari lokasi kejadian,” cerita Haryono.
Selain itu, dari hasil pengamatan saat itu, Harimau Sumatera tersebut berjenis kelamin betina dan masih remaja. Usianya diperkirakan sekitar 3-5 tahun dan memiliki panjang badan 170 cm. Melihat lukanya, diperkirakan sudah terjerat selama 3 hari.
Tim Balai BKSDA Riau me;lakukan penyelamatan seekor Harimau Sumatera yang terkena jerat di wilayah konsersi HTI PT. RAPP, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Foto: Dok. Balai BKSDA Riau

18 Jam Menuju Damasraya

Pada hari yang sama, sekitar jam 5 sore, tim langsung bergerak membawa Harimau Sumatera menuju Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Damasraya (PRHSD) di Damasraya, Sumatera Barat (Sumbar), untuk dilakukan observasi dan perawatan secara intensif.
ADVERTISEMENT
Untuk menuju wilayah Damasraya di Sumbar dari Teluk Meranti, Riau, memerlukan waktu sekitar 18 jam perjalanan darat. Sepanjang perjalanan tersebut, menurut Suharyono, semua berjalan lancar. Tidak terkendala apapun.
“Alhamdulillah tidak ada hambatan. Walaupun, sepanjang perjalanan, Harimau Sumatera menunjukkan gejala-gejala agresivitasnya. Sifat-sifat alaminya. Seperti, akan marah kalau terusik. Tidak mau didekatin. Tetapi, kami bersyukur, pada saat dikasih air minum, sudah mau. Ia menjilat-jilat air minumnya,” cerita Suharyono.

Mendapatkan Nama Corina

Tim Balai BKSDA Riau me;lakukan penyelamatan seekor Harimau Sumatera yang terkena jerat di wilayah konsersi HTI PT. RAPP, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Foto: Dok. Balai BKSDA Riau
Setiap dua jam sekali, tim berhenti untuk mengecek keadaan Harimau Sumatera. Begitu seterusnya, hingga akhirnya tiba di Damasraya, pada Senin (30/03/2020), pukul 11.30 WIB. Kemudian, dipindahkan ke kandang observasi pertama yang membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 2-3 jam sampai ia mau keluar dari kandang angkut.
ADVERTISEMENT
“Sambil menunggu Harimau Sumatera mau pindah ke kandang observasi, kami sepakat untuk memberikan kode atau identitas atau nama ‘Corina’. Nama tersebut sebagai catatan sejarah atau pengingat, di mana kita semua hari-hari ini sedang disibukkan dan dipenuhi dengan pemberitaan serta situasi yang berkaitan dengan Corona. Sebuah musibah yang kita harapkan semoga cepat berlalu,” cerita Suharyono.
Kabar baiknya, begitu Corina sudah pindah ke kandang observasi, ia langsung mau memakan daging dan minum air yang disediakan serta agresif. Ini suatu hal yang sangat menggembirakan. Karena, berdasarkan pengalaman dari beberapa Harimau Sumatera lainnya yang pernah dievakuasi dan diperlakukan hal yang sama, Corina menjadi satu-satunya Harimau Sumatera, yang begitu sampai mau makan.
“Kami berharap, kemudian akan mendapat kabar lebih baik lagi. Corina dapat sehat kembali. Mengingat luka kaki kanan depannya cukup serius. Rencana tiga hari kedepan, kami akan biarkan ia di kandang observasi. Tidak dilakukan medical cek keseluruhan dulu. Biar lebih tenang dan tidak stres dan dehidrasi seperti pertama kali ditemukan. Baru kemudian akan ada tindakan selanjutnya. Tentu, selama tiga hari tersebut juga tetap dilakukan pengobatan.-pengobatan,” tutup Suharyono.
Tim Balai BKSDA Riau me;lakukan penyelamatan seekor Harimau Sumatera yang terkena jerat di wilayah konsersi HTI PT. RAPP, Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Foto: Dok. Balai BKSDA Riau
Kita doakan bersama, semoga Corina benar-benar bisa segera pulih dan sehat. Sehingga dapat kembali lagi ke habitatnya di alam liar, hutan Sumatera.
ADVERTISEMENT