news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mendaki Aman dan Bertanggung Jawab di Masa Pandemi COVID-19

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
11 Juli 2020 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tenda-tenda pendaki saat mendaki di TN Gunung Merbabu (2019). Foto: Tim Jelajah 54 TN Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Tenda-tenda pendaki saat mendaki di TN Gunung Merbabu (2019). Foto: Tim Jelajah 54 TN Indonesia
ADVERTISEMENT
Walaupun aktivitas wisata di alam terbuka atau luar ruang, masuk kategori yang memiliki risiko rendah penularannya dibanding dengan yang lain, bukan berarti aman dan bebas dari potensi COVID-19. Termasuk dalam hal ini aktivitas pendakian gunung.
ADVERTISEMENT
Banyak kebiasaan baru yang sekarang ini harus dijalani. Seperti, kebiasaan memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kontak fisik dan membatasi kerumunan.
Mematuhi dan menjalani protokol pencegahan penyebaran COVID-19 menjadi keniscayaan yang juga harus dijalani saat beraktivitas di alam terbuka di tengah pandemi yang masih terjadi.
Setelah lebih dari tiga bulan berada di rumah, pendaki tidak bisa bisa sembarangan langsung melakukan pendakian gunung. Setidaknya perlu melakukan pemanasan. Menurut Dokter Spesialis kedokteran olahraga dari Royal Sports Performance Centre, Sophia Hage, mendaki gunung merupakan salah satu bentuk aktivitas olahraga ekstrem. Hal tersebut dikatakannya pada Kamis (25/06/2020), dalam talkshow daring yang diselenggarakan PB Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) yang bertajuk ‘Mendaki Gunung Aman dan Sehat di masa Pandemi’.
Sebagian Panorama Dataran Tinggi Dieng Dilihat Dari Puncak Gunung Pakuwaja (2012). Foto: Harley Sastha
Menurut Sophia, aktivitas mendaki gunung terbagi menjadi dua kategori intensitas, yaitu sedang dan tinggi. “Kalau saat mendaki gunung, masih tetap bisa berbicara dengan orang lain dan napas tidak ngos-ngosan, maka itu masuk intensitas sedang. Sedangkan, mendaki gunung yang intensitas sedang hingga tinggi, kalau seorang pendaki sudah terengah-engah atau ngos-ngosan, kelelahan hingga susah untuk bicara,” katanya.
ADVERTISEMENT
Tingkat kewaspadaan saat ingin mendaki gunung di masa pandemi COVID-19, menurut Sophia, menjadi sangat penting. Pendaki harus dapat mencegah terjadinya penularan. Melindungi dan mengutamakan keselamatan diri serta orang lain. Jadi, persiapannya harus benar-benar matang dan ekstra. Patuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 yang sudah ditetapkan.
“Selama lebih dari 3 bulan, para traveller dikarantina, tidak boleh pergi mengunjungi tempat-tempat wisata alam. Sehingga tidak banyak melakukan kegiatan fisik dan besar kemungkinan kondisi kesehatan fisiknya menurun. Jadi, sangat penting mengenali kondisi fisik diri sendiri. Karena, akan sangat menentukan kesiapan si pendaki ketika akan mendaki di masa pandemi COVID-19 yang masih meningkat dan belum turun ini. Tak kenal diri sendiri makan tak aman,” kata dokter Sophia.
Sekelompok pendaki dari mancanegara saat mendaki di TN Gunung Rinjani (2015). Foto: Harley Sastha
Beberapa gunung sejak akhir awal Juli telah kembali menyelenggarakan aktivitas pendakian. Berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan, saat kamu akan melakukan pendakian di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.
ADVERTISEMENT
1. Cari Tahu Sebelum Pergi
- Mengetahui dan memahami protokol kesehatan COVID-19: menggunakan masker, physical distancing atau jaga jarak (1.5-2 m), hindari kerumunan, etika batuk dan bersin, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, hindari menyentuh bagian wajah dengan tangan sebelum yakin kebersihannya.
- Jadi, sebelum pergi, cari tahu beberapa hal terlebih dahulu, seperti: pembatasan aturan wilayah dan zona berdasarkan tingkat penyebaran COVID-19, baik itu ditempat kamu tinggal, wilayah yang akan dilalui dan destinasi wisata alam atau pendakian gunung yang akan dituju.
- Pelajari aturan baru yang ditetapkan pengelola terkait protokol kesehatan COVID-19 – apakah ada batasan jumlah kunjungan dari sebelumnya dan waktu kunjungan. Kontak dan tanyakan langsung pada pengelola dan sebaiknya lakukan booking online.
ADVERTISEMENT
- Kenali penyakit bawaan yang ada pada diri sendiri, seperti penyakit jantung, diabetes, darah tinggi dan lain-lainnya.
- Menjaga kebugaran fisik dengan dengan berolahraga dan makan-makanan yang bergizi serta istirahat cukup.
- Hindari mengikuti open trip, di mana peserta bercampur dari berbagai wilayah. Jika menggunakan jasa Trekking Organizer (TO) atau Pemandu Gunung, pastikan keduanya menjalankan protokol pencegahan penyebaran COVID-19. Kamu berhak menanyakan asal para peserta yang ikut.
2. Rencanakan Ke depan dan Siapkan dengan Baik
Ilustrasi pelengkapan standar pendakian. Foto: ShutterStock
- Siapkan perbekalan, logistik dan perlengkapan yang bersih sejak dari rumah. Lalu, atur dan kemas dengan baik. Membawa masker plus cadangannya, hand sanitizer, sarung tangan dan sementara saat ini tidak menyewa peralatan dan perlengkapan pendakian – sebelum terjamin kebersihannya (terlebih yang sifatnya personal).
ADVERTISEMENT
- Siapkan semua dokumen yang diperlukan sebagai syarat pendakian beserta aturan tambahan terkait protokol kesehatan COVID-19 – surat keterangan sehat atau negatif COVID-19 – catatan riwayat perjalanan dan kesehatan.
- Selalu terapkan protokol kesehatan COVID-19 sejak keluar dari rumah hingga beraktivitas di tempat yang dituju.
- Lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Jika memang menggunakan angkutan umum atau publik, pastikan disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
- Jika merasa kurang sehat, tetap tinggal dirumah.
Ilustrasi Tetap di Rumah Jika Merasa Kurang Sehat. Foto: Pixabay
3. Pilih Destinasi Alam atau Pendakian Terdekat-
Di saat pandemi COVID-19 masih terjadi seperti saat ini, destinasi wisata alam atau pendakian gunung terdekat menjadi pilihan yang sangat bijak. Jika memang memilih lokasi yang jauh, pastikan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
ADVERTISEMENT
- Jika memungkinkan, hindari akhir pekan atau saat hari libur. Pilih jalur yang tidak ramai. Siapkan plan B atau rencana lain, jika mengetahui tempat tersebut ramai saat tiba.
- Patuhi aturan yang ditetapkan oleh pengelola destinasi wisata alam atau pendakian gunung.
4. Physical Distancing atau Jaga Jarak
- Pastikan hanya pergi dengan yang satu rumah, terdekat atau satu wilayah yang sudah diketahui riwayat kesehatannya dan hanya dengan kelompok kecil. Gunakan masker sejak keluar dari rumah, pada saat yang tepat-tempat yang berpotensi bertemu dengan orang asing, seperti berpapasan baik dalam perjalanan maupun di destinasi wisata alam atau pendakian gunung. Tetap dalam kelompok dan tetap disiplin terapkan protokol kesehatan COVID-19 selama beraktivitas dan menggunakan fasilitas publik (musala, toilet dan lain-lain)
Ilustrasi Physical Distancing atau Jaga Jarak. Foto: Pixabay
5. Mendaki dan Bermain Aman
ADVERTISEMENT
- Lakukan pendakian dan bermainlah dengan aman serta tidak perlu tergesa-gesa. Tidak menerbas batas pelestarian alam. Tetap gunakan jalur resmi dan hindari aktivitas yang berisiko – kemungkinan menimbulkan cidera, dalam kondisi pandemi, akan semakin merepotkan tim penyelamat dan tenaga kesehatan. Secara akses ke lokasi pun tidak mudah.
- Ketahui informasi dan kondisi terkini lokasi pendakian, catat nomor penting dan darurat.
- Hentikan pendakian jika merasa kurang sehat dan kembali ke titik awal serta laporkan pada rekan sependakian dan petugas.
6. Leave No Trace
Selain menerapkan protokol ksehatan COVID-19, tetap ingat 7 Prinsip Etika Berkegiatan di Alam Terbuka:
- Persiapan dan Perencanaan Ke depan
- Hormat dan Toleransi Terhadap Orang Lain (termasuk komunitas loka)
ADVERTISEMENT
- Hormati Kehidupan Liar
- Berjalan dan Berjalan pada Permukaan yang Tahan Lama (sudah ditetapkan pengelola)
- Biarkan yang Terlihat dan Ditemukan
- Buang Sampah dan Limbah dengan Benar (termasuk limbah pribadi)
- Hati-hati dalam Penggunaan Api