Potret Miris Para Pendaki di Merbabu: Ada 51 Botol Berisi Air Seni

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
21 November 2019 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas dan volunter TNGMb merbersihkan sampah dan puluhan botol bekas air mineral berisi air seni pendaki. Foto: Radit, TNGMb
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dan volunter TNGMb merbersihkan sampah dan puluhan botol bekas air mineral berisi air seni pendaki. Foto: Radit, TNGMb
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Potret pendaki kita nih bang,” kata Radit, salah satu petugas pengelola jalur Pendakian Selo, melalui pesan singkat instagram yang dikirimkannya bersamaan dengan sebuah foto kumpulan botol-botol bekas air mineral yang berisi air seni di Gunung Merbabu. Menjijikkan sekali. Ternyata, sebagian dari mereka yang mengaku sebagai pendaki gunung, masih mempunyai attitude dan perilaku yang buruk dalam berkegiatan di alam terbuka.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana kita ketahui, akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sebagian kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) beberapa waktu lalu, aktivitas pendakian hingga saat ini masih ditutup untuk umum oleh Balai TNGMb. Sebelum kembali dibuka, para petugas taman nasional dan volunter, sesekali melakukan pengecekan lapangan untuk melihat kondisi gunung Merbabu pasca-karhutla. Sekaligus membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan sebagian pendaki yang tidak bertanggung jawab sebelumnya.
Menurut Radit, petugas dan volunter TNGMb jalur pendakian Selo jumlahnya 12 orang saat melakukan pengecekan pada 18-19 November 2019, setidaknya menemukan 51 botol bekas air mineral berisi air seni yang sebagian sudah berbusa dan berbau busuk. Tidak hanya itu, bahkan tidak sedikit celana dalam yang ditemukan di semak-semak masih menyisakan kotoran manusia dan bercak bekas haid.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada 5-6 November juga dilakukan bersih sampah dengan hasil 2,1 kuintal dan 21 botol bekas air mineral isi air seni pendaki.
“Jadi, pengecekan terkonsentrasi di pos Sabana 1 dan pos 3, jalur pendakian Selo. Nah, di Sabana 1, kami mendapatkan 23 botol air mineral berisi air seni, 10 trashbag besar sampah yang didominasi plastik mie instan dan lainnya, botol air mineral, tisue, celana dalam yang bahkan masih ada sisa kotorannya. Dan itu cukup banyak. Namun, karena menjelang sore mulai hujan, kami kemudian turun dengan membawa serta sampah-sampah yang ditemukan,” cerita Radit melalui sambungan telepon.
Petugas dan volunter TNGMb membersihkan sampah dan puluhan botol bekas air mineral berisi air seni pendaki. Foto: Radit, TNGMb
Saat tiba di pos 3, tim juga melakukan pengecekan pada semak-semak di sekitarnya. Karena, biasanya sebagian pendaki juga ada yang nakal dan iseng, sengaja menyembunyikan sampah-sampahnya dalam semak-semak.
ADVERTISEMENT
“Biasanya mereka sengaja, supaya sampahnya enggak kelihatan. Di pos 3, kami menemukan lagi banyak sampah. Masih dengan dominasi yang sama seperti sebelumnya. Termasuk puntung rokok. Di sini, lagi-lagi air botol mineral bekas berisi air seni kami temukan. Jumlahnya 20 botol. Termasuk celana dalam bekas. Selain itu, bekas bungkus sachet madu dan obat masuk angin cair, bungkus permen juga mendominasi di sepanjang jalur antara titik awal pendakian jalur Selo Genting sampai pos Sabana 1,” kata Radit.
Selain itu, sepanjang jalan turun menuju pintu masuk jalur pendakian Selo, tim berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 8 trashbag besar. Jadi total menjadi 18 trashbag. Kemudian, pada Kamis (21/11/2019) pagi, ditimbang dan beratnya mencapai 1,7 kuintal. Itu murni berisi sampah semua dan dominannya plastik. Ada juga sebagian stoyrofom.
ADVERTISEMENT
“Tetapi, kami itu belum maksimal ngecek dan membersihkannya. Baru sebagian, karena sempat terkendala cuaca, turun hujan. Kami perkirakan jumlahnya bisa lebih dari itu. Nanti, kami akan melakukan pengecekan lagi, sebelum jalur pendakian dibuka lagi secara resmi oleh pengelola,” kata Radit.
Petugas dan volunter TNGMb merbersihkan sampah dan puluhan botol bekas air mineral berisi air seni pendaki. Foto: Radit, TNGMb
Sebenarnya, ini bukan hanya terjadi di gunung Merbabu, pada beberapa gunung lain, seperti Semeru, Rinjani, Gede, Ciremai, Cikurai, dan lainnya juga terjadi. Beberapa kotoran bekas buang air besar bahkan sebagian tercecer di sekitar sumber air dan jalur pendakian atau areal camp dan semak-semak. Sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Sebagian pendaki menjulukinya ‘ranjau darat’. Beberapa waktu lalu, seorang rekan juga melaporkan, mengenai kotoran manusia yang ditemukannya di sekitar sumber air yang ada alun-alun Suryakencana, gunung Gede.
ADVERTISEMENT
Dalam segala keterbatasan di alam saat melakukan pendakian gunung, bukan berarti sebagai manusia, kita bisa melakukan hal seenaknya di alam dan tidak punya adab atau attidude. Justru itu adalah salah satu hal penting dan wajib yang dimiliki seorang pendaki. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan ketika harus Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) ketika mendaki gunung.
1. Tidak BAB dan BAK di jalur pendakian, areal camp, dan sumber air
Sumber air adalah salah satu hal vital bagi semua makhluk hidup, termasuk pendaki itu sendiri. Tentu kita enggak mau dong, sumber air untuk kita minum tercemar. Selain itu, sungai juga merupakan sumber air bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung dan hilirnya. Karenanya hindari membuang air besar dan kecil pada sumber-sumber air di gunung, juga di jalur pendakian dan areal camp.
ADVERTISEMENT
Sebuah hadis nabi bahkan mengatakan: ‘Jangan buang air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh, di sumber air, di tempat pemandian, di bawah pohon yang sedang berbuah, atau di air yang mengalir ke arah orang-orang yang sedang mandi atau mencuci’ (H.R. Muslim, Tirmidzi)
2. Jangan BAB dan BAK di Tempat Membahayakan
Hindari tempat kemiringan atau tebing yang membahayakan jika kalian harus melakukannya, khawatirnya terpeleset dan jatuh ke jurang.
3. Lapor Pada Teman Seperjalanan
Kalau saat dalam perjalanan tiba-tiba ingin BAB, katakan pada teman. Kalau perlu minta untuk menunggu dan menemani. Termasuk saat sedang camp dan beristirahat. Terlebih saat malam hari. Jangan pergi begitu saja. Kalau nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan, tentu akan membuat repot semua orang.
Petugas dan volunter TNGMb merbersihkan sampah dan puluhan botol bekas air mineral berisi air seni pendaki. Foto: Radit, TNGMb
4. Bikin Lubang Penampungan
ADVERTISEMENT
Buat lubang terlebih dahulu untuk menampung kotoranmu. Bisa menggunakan pisau, pacul kecil, ranting pohon atau apa pun yang sekiranya dapat digunakan untuk menggali. Kemudian tutup atau urug kembali dan padatkan setelahnya.
5. Tidak Buang Air Seni Dalam Botol Atau Wadah Lainnya dan Meninggalkannya
Jangan karena mager (males gerak) di dalam tenda waktu malam hari, kemudian kalian kencing dalam botol plastik, lalu membuangnya di gunung. Kalau memang harus melakukannya, bawa dan simpan botol tersebut bersama kalian. Kemudian, buang isinya pada tempat yang tidak mengganggu orang lain, jalur pendakian, areal camp, dan mencemari sumber air. Botolnya wajib kamu bawa turun, karena itu termasuk sampah.
6. Simpan dan Bawa Turun Pembalut Untuk Haid (Khusus Wanita)
ADVERTISEMENT
Nah, untuk para pendaki wanita, ketika dalam pendakian tiba-tiba kalian haid, pastikan pembalut bekasnya, simpan dengan benar dan bawa turun kembali. Jangan dibuang sembarangan, karena itu juga tidak dapat atau sulit terurai oleh alam.
7. Tidak Meninggalkan Celana Dalam Kalian Yang Kotor
Mungkin karena karena tidak sempat atau hal lain, sehingga istilahnya ‘cepirit’ dan mengotori celana dalam, kalian kemudian membuang dan meninggalkannya di gunung. Simpan dalam wadah yang benar dan rapat, lalu bawa turun kembali dan buang pada tempat sampah.
8. Tidak Membuang Kotoran di Makam atau Situs
Saat mendaki, kadang kita melewati makam, situs atau tempat-tempat yang di masyarakat sekitar melakukan ritual. Hormati dan hindari BAB dan BAK pada tempat-tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
9. Memahami 7 Prinsip Leave No Trace
Prinsip 'Leave No Trace' mempunyai tujuan untuk meminimalisir dampak sosial dan lingkungan terhadap alam bebas, termasuk di gunung dan pegunungan akibat aktivitas yang dilakukan manusia di dalamnya.
Dengan memahami 7 prinsip ini, kita dapat meminimalisir bekas-bekas kehadiran manusia di alam bebas, utamanya wilayah yang dilindungi seperti taman nasional, taman wisata alam, dan kawasan konservasi lainnya. Ini merupakan etika yang menjadi sikap dan kesadaran diri sendiri.
Jadi, mudahkan sebenarnya untuk menjadi pendaki yang cerdas, benar, bijak, dan bertanggung jawab. Selain dapat memberikan keamanan dan kenyamanan untuk diri kita sendiri, juga untuk orang lain dan alam serta lingkungan sekitarnya.