Setelah Direhabilitasi, Jack dan Feby Dapatkan Rumah Baru di Situ Gunung

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
5 Maret 2021 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sang Elang Brontok sedang hinggap pada salah satu batang pohon di Situ Gunung, usai dilepasliarkan kembali. Foto: Balai TNGHS.
zoom-in-whitePerbesar
Sang Elang Brontok sedang hinggap pada salah satu batang pohon di Situ Gunung, usai dilepasliarkan kembali. Foto: Balai TNGHS.
ADVERTISEMENT
Suasana pagi nampak cerah, suara kicau burung bersahut-sahutan memecah kesunyian Danau atau Situ Gunung yang berada di ketinggian sekitar 850 meter di atas permukaan laut (mdpl), Sukabumi, kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
ADVERTISEMENT
Waktu masih sekitar pukul enam pagi kurang sepuluh menit, ketika saya keluar dari dalam tenda di pinggir danau, pada Kamis (4/3/2021. Pagi itu, saya rencananya akan mengikuti kegiatan pelepasliaran dua satwa jenis raptor Elang Brontok (Changeable Hawk Eagle) atau bahasa ilmiahnya Nisaetus cirrhatus, oleh Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (TNGGP).
Pagi hari itu, cuaca benar-benar sangat mendukung aktivitas yang dilakukan oleh kedua taman nasional yang lokasinya bertetanggaan di Jawa Barat. Bahkan, pernah dalam satu pengelolaan, sebelum akhirnya dipisah.
Kawasan Situ Gunung, tempat pelepasliaran dua Elang Brontok bernama Jack dan Feby. Foto: Harley Sastha
Bertepatan dengan peringatan Hari Alam Liar Dunia atau World Wildlife Day (3/3) dan Hari Jadi TNGPP yang ke 41 pada 6 Maret 2021 serta Road To Hari Konservasi Alam Nasional 2021, yang peringatan puncaknya akan berlangsung pada 10 Agustus 2021, pelepasliaran dua Elang Brontok bernama Jack dan Feby jadi lebih istimewa.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Jack merupakan Elang Brontok berjenis kelamin jantan, asal Depok. Ia masuk atau datang ke Pusat Suaka Satwa Elang Jawa di Loji, TNGHS, Bogor, pada 7 Juni 2020.
Saat salah satu Elang Brontok keluar dari kandang habituasi di Situ Gunung. Foto: Balai TNGHS.
Salah satu Elang Brontok terbang di atas Situ Gunung, sesaat usai dilepasliarkan. Foto: Harley Sastha
Jadi, hingga dilepasliarkan kembali, Jack telah melalui proses rehabilitasi selama 7 bulan dan di kandang karantina 2 bulan. Ia dinyatakan layak untuk dilepasliarkan, karena salah satunya berdasarkan penilaian perilaku dan pemeriksaan kesehatannya. Mulai dari perilaku terbangnya, cara bertengger, berburu dan interaksinya dengan manusia.
Sedangkan Feby merupakan jenis Elang Brontok betina asal Bogor. Ia telah melalui proses rehabilitasi yang cukup lama, yaitu sekitar 14 bulan dan dalam kandang karantina 4 bulan. Kelayakan untuk dilepasliarkan, sama sebagaimana Jack, baik perilaku maupun kesehatannya berdasarkan penilaian dokter hewan dan tim di PSSEJ Loji.
ADVERTISEMENT
Tepat sekitar pukul 09.30 WIB, pintu kandang transit Jack dan Feby pun di buka. Tidak perlu menunggu lama, keduanya terbang menuju langit di atas Situ Gunung dan belantara hutan sekitarnya.
Kepala Balai TNGHS Ahmad Munawir dan Kabid Teknis Balai Besar TGGP Buana Darmansyah sedang mengamati Jack dan Feby, setelah dilepasliarkan kembali di Situ Gunung. Foto: Harley Sastha
Menurut Kepala Balai TNGHS Ahmad Munawir, sesaat setelah acara pelepasliaran, dipilihnya Situ Gunung sebagai lokasi rilis, karena kriterianya paling sesuai berdasarkan penilaian habitat yang dilakukan oleh tim PSSEJ Loji.
“Tahap ini penting dalam pelaksanaan pelepasliaran,” jelas Munawir.
Koordinator PSSEJ Loji, Senjaya Mercusiana, menambahkan dari hasil kajian tim selama survei, Situ Gunung menjadi salah satu habitat Elang Brontok. Sangat baik secara habitat dan kelimpahan pakan bagi elang itu sendiri. Sebagai informasi, pakan mereka biasanya marmut, tikus dan mencit.
Secara umum, satwa raptor jenis elang tersebut ada di wilayah Situ Gunung. Demikian dikatakan Kepala Bidang Teknis Balai Besar TNGGP Buana Darmansyah. Selain itu, di wilayah Cimungkad, Resort Pengelolaan Taman Nasional Situ Gunung, ada petilasan atau sejak masa Hindia Belanda yaitu Max Bartelsi sudah dijadikan tempat pengamatan Elang Jawa, karenanya untuk Site Sukabumi, TNGGP, ditetapkan sebagai site monitoring elang. Baik itu Elang Brontok dan Elang Jawa, juga elang lainnya.
ADVERTISEMENT
“Secara umum, TNGGP dan TNGHS, merupakan habitat elang. Dan, kami berharap, ini akan menambah populasi elang di sini. Juga menarik minat para pengamat burung dari segi wisatanya,” pungkas Buana.
Salah satu Elang Brontk usai dilepas liarkan. Foto: Balai TNGHS
Selain itu, Buana juga berharap acara pelepasliaran selanjutnya bisa terus dilaksanakan di kawasan TNGGP dan selanjutnya melepasliarkan Elang Jawa tentunya.
Usai dilepasliarkan, terlihat Jack dan Feby masih berputar-putar di kawasan Situ Gunung. Mereka masih terus menyesuaikan diri. Menurut Senjaya, karena ini merupakan hard release, keduanya akan dipantau selama 2-3 hari. Utamanya, setelah elang terlihat memburu pakan. Sebelum dilepasliarkan, mereka tidak dipasang GPS collar. Jadi, hanya dipasang chip barcode saja.
Selamat datang Jack dan Feby di rumah barunya, TN Gunung Gede Pangrango. Semoga dapat terus berkembang biak.
ADVERTISEMENT