Tragis! Ini Penyebab Kematian Harimau Sumatera yang Terjerat Sling di Riau

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2021 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
eye-off
Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?
Kondisi Harimau Sumatera dan jerat sling yang melilit tubuhnya selama lebih dari 5 hari. Foto: BBKSDA Riau.
Kondisi Harimau Sumatera dan jerat sling yang melilit tubuhnya selama lebih dari 5 hari. Foto: BBKSDA Riau.
ADVERTISEMENT
“Harimau Sumatera berjenis kelamin betina yang mati terkena jerat sling tersebut usianya sekitar 4-5 tahun, masih remaja, belum pernah melahirkan sama sekali. Keadaan bangkat, saat ditemukan sudah kaku, dengan kondisi sling masih melilit pada bagian kaki depan sebelah kiri. Sling menimbulkan luka yang sangat dalam, sampai tulangnya pun terlihat,” cerita Fifin Arfiana Jogaswara pelaksana tugas (plt) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau, Selasa (19/10/2021).
ADVERTISEMENT
Tentu kamu masih ingat cerita mengenai Harimau Sumatera yang ditemukan mati mengenaskan akibat terjerat sling di Tanjung Leban, Bengkalis, Riau, pada Minggu (17/10/2021).
Salah satu satwa kunci di Sumatera yang bernama latin Phantera tirgris sumatrae tersebut, pada malam itu juga, tim Rescue Resort Bukit Batu, mengevakuasinya menuju klinik satwa Balai Besar KSDA Riau di Pekanbaru. Kemudian, oleh tim medis Balai Besar KSDA Riau, di bawah koordinasi drh. Danang dilakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab dan perkiraan berapa lama Harimau Sumatera ini telah mati.
Tim medis BBKSDA Riau, sedang melakukan pemeriksaan dan nekropsi pada bangkat Harimau Sumatera, pada Minggu (17/10/2021). Foto: BBKSDA Riau.
Menurut Fifin, diperkirakan Harimau Sumatera betina tersebut terjerat sudah lebih dari 5 hari, sebelum akhirnya mati kurang dari 24 jam hingga ditemukan.
Panjang tubuh (kepala–ujung ekor) Harimau Sumatera ini mencapai 190 cm; panjang badannya 103 cm dengan lingkar dada 86 cm dan panjang ekor 74 cm.
ADVERTISEMENT
Dari hasil nekropsi dan pemeriksaan secara patologi anatomi, penyebab kematian satwa tersebut diduga karena dehidrasi berat, kekurangan nutrisi-tidak mendapatkan makanan dan minuman-terlihat dari lambungnya yang kosong-serta infeksi pada kaki depan sebelah kiri.
Kembali matinya satu individu Harimau Sumatera remaja menambah panjang kerugian. Karena, jumlah populasinya akan semakin menurun. Padahal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang berusaha keras agar bisa terus bertambah jumlahnya. Bahkan berkali-kali dan hingga saat ini operasi jerat masih terus dilakukan. Dan perburuan dengan jerat, memang menjadi ancaman yang cukup tinggi saat ini.
Kondisi kaki kiri bagian depan Harimau Sumatera mengalami luka dalam yang sangat parah akibat terjerat sling selama lebih dari 5 hari. Foto: BBKSDA Riau.
Harimau Sumatera Dalam Ekosistem
Sebagai satu dari enam sub-spesies harimau di dunia yang tersisa saat ini, Harimau Sumatera keberadaannya menjadi sangat penting karena harimau merupakan predator tertinggi yang dapat mengontrol secara alami jumlah populasi satwa di bawahnya.
ADVERTISEMENT
Bayangkan, jika mereka punah, tidak akan ada yang dapat mengontrol jumlah babi hutan atau satwa lainnya. Akhirnya, babi hutan yang perkembangbiakannya tidak terkontrol tersebut, dapat menjadi hama bagi ladang-ladang penduduk.
Jadi, Harimau Sumatera merupakan regulator atau penyeimbang jumlah populasi satwa lainnya. Selain itu, ia juga berfungsi sebagai indikator kualitas hutan sebagai habitatnya, agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya sebagai penyangga kehidupan dan penanda keberadaan satwa-satwa lain.
Harimau Sumatera. Doc. Foto: Balai TN Gunung Leuser
Dengan menjaganya, otomatis keanekaragaman hayati di dalam hutan ikut terjaga. Sejatinya, Harimau Sumatera memang bukan ancaman bagi manusia, tetapi justru keberadaannya bermanfaat dalam menjaga kelestarian ekosistem secara keseluruhan.
Menurut lembaga konservasi dunia: International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), saat ini Harimau Sumatera masuk daftar merah, spesies kritis terancam punah (Critically Endangered). Jadi, menjaga keberadaan dan kelestariannya serta habitatnya adalah tanggung jawab kita bersama. Stop dan hentikan jerat satwa.
ADVERTISEMENT
Satu individu Harimau Sumatera remaja tersebut menambah panjang kerugian. Karena, jumlah populasi Harimau Sumatera akan semakin menurun. Padahal, sedang berusaha keras agar bisa terus bertambah jumlahnya.