Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Perang Agincourt dan Mengancungkan Jari Tengah
Konten dari Pengguna
5 September 2017 17:02 WIB
Tulisan dari hati2kokdiinternet tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengapa mengancungkan jari tengah itu --yang menjadi cara "sunyi" lain untuk berkata "fuck you"-- memiliki kesan yang beitu kasar? Ternyata, ada latar belakang historis, loh, kenapa mengacungkan jari tengah itu dinilai sebuah manuever yang kasar dan enggak sopan. Alasan utamanya adalah karena mengacungkan jari tengah dengan menyimbolkan simbol phallus atau kelamin pria; jari tengah menggambarkan penis, sementara gundukan jari-jari yang tertutup menggambarkan sepasang buah zakar.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sejarah lain yang belum kamu ketahui mengenai jari tengah ini.
Dilansir dari BBC.com, mengacungkan jari tengah berawal dari perang yang pernah terjadi dalam Perang Agincourt. Sebelum perang Agincourt berlangsung tahun 1415, bangsa Prancis memotong seluruh jari tengah dari prajurit Inggris yang ditahan. For your information, perang Agincourt merupakan perang baku hantam senjata panahan, sehingga dengan memotong jari tengah para prajurit tersebut, mereka tak bisa lagi melancarkan serangan panahannya dengan baik.
Panah yang dipakai untuk peperangan itu dibuat oleh bangsa Inggris dari pohon Yew, dan aktivitas membuat senjata itu dikenal dengan istilah "plucking", sehingga muncullah istilah "plucking the yew" dan "pluck yew" (cikal bakal kata yang distilisasi menjadi fuck you).
ADVERTISEMENT
Namun, tanpa diduga-duga, ternyata Prancis kalah dalam perang Agincourt tersebut. Inggris yang jemawa akan kemenangannya, mengejek para tentara Prancis dengan berkata, "See, we can still pluck yew!" sambil mengacungkan jari tengahnya ke hadapan tentara Prancis yang kalah.