Sisi Mistis dan Angker Gunung Salak yang Bikin Bulu Kuduk Merinding

12 Oktober 2018 12:54 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
View Puncak Gunung Salak di Jawa Barat (Foto: Flickr / Arif Wibowo)
zoom-in-whitePerbesar
View Puncak Gunung Salak di Jawa Barat (Foto: Flickr / Arif Wibowo)
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal dengan Gunung Salak? Kamu yang berada di Pulau Jawa, khususnya Jakarta, dan Jawa Barat pastinya tahu tentang gunung yang menjulang indah ini. Secara administratif, Gunung Salak masuk ke dalam dua wilayah yaitu Bogor dan Sukabumi.
ADVERTISEMENT
Berdiri dengan gagah berhias hutan yang lebat, Gunung Salak berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani KPH dan menjadi salah satu wilayah konservasi milik pemerintah dengan tajuk Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Walau memiliki nama yang terdengar mirip seperti buah, ternyata Gunung Salak tidak punya hubungan dengan salak. Nama 'Salak' yang disematkan pada gunung di kawasan Jawa Barat ini berasal dari bahas Sanskerta 'Salaka' yang berarti Perak.
Sehingga nama Gunung Salak dapat diartikan sebagai Gunung Perak.
Menurut kepercayaan Sunda, Gunung Salak dianggap sebagai salah satu gunung suci. Karena menjadi tempat menghilangnya Prabu Siliwangi, pendiri kerajaan Padjajaran sekaligus lokasi turun dan bersemayamnya para batara dari kayangan.
Pemandangan Gunung Salak dari pemukiman warga (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Gunung Salak dari pemukiman warga (Foto: Shutter Stock)
Menyimpan sejumlah destinasi unik dan menawan khas gunung tropis, Gunung Salak ternyata tak lepas dari predikat angker.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya karena Gunung Salak menjadi lokasi jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet-100 yang menewaskan 45 orang ada 2012 silam, tapi juga karena berbagai cerita yang datang dari pendaki maupun penduduk setempat.
Kisah-kisah horor di gunung yang memiliki ketinggian 2211 meter di atas permukaan laut ini hadir mengalir dan menjadi sekelumit kisah folklore.
Mulai dari cerita tentang nenek renta berusia sekitar 80 tahunan yang tinggal di sisi tebing, suara wanita menjerit minta tolong di kawasan jatuhnya pesawat Sukhoi hingga suara gamelan yang mengalun di tengah gunung menjadi sedikit cerita dari berbagai kisah yang dituturkan terkait betapa angkernya Gunung Salak.
Selain itu, masih ada lagi kisah seram lainnya, misalnya saja para pendaki yang hilang saat sedang mendaki, binatang gaib berukuran besar yang entah muncul dari mana, dan misteri Puncak Manik.
ADVERTISEMENT
Manik merupakan nama salah satu puncak dari empat puncak Gunung Salak yang dipercaya menjadi kawasan kerajaan gaib Padjajaran.
Ilustrasi gunung yang menyeramkan kala malam hari (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gunung yang menyeramkan kala malam hari (Foto: Shutter Stock)
Dipercaya menjadi lokasi berkumpulnya makhluk gaib, Puncak Manik kerap kali ditutupi kabut tebal yang datang secara tiba-tiba atau angin yang berhembus dengan kencang.
Hal itu ternyata tak ditampik oleh Graziella Ledysina, seorang anggota komunitas Katolik yang sering menjadikan Gunung Salak sebagai lokasi makrab (malam keakraban).
Alasan dipilihnya Gunung Salak sebagai venue acara kemahasiswaan tersebut adalah karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, dan trek campingnya yang tidak sulit.
Selain itu, karena sudah 'langganan', ia dan teman-temannya juga sering diberikan harga spesial oleh para ranger yang berjaga. Saat dihubungi kumparanTRAVEL (11/10), Graziella Ledysina yang biasa dipanggil Ledy menceritakan pengalaman mistisnya yang terjadi pada 2015 silam.
ADVERTISEMENT
Kala itu ia tengah mengadakan makrab (malam keakraban) bersama anggota Komunitas Muda Katolik (KMK) kampusnya. Pada saat acara jurit malam, ia bertugas untuk menjaga salah satu pos di tengah-tengah trek.
Sebelum acara dimulai sebenarnya ia dan beberapa temannya sudah memiliki perasaan tidak enak, hanya saja perasaan itu ditepisnya. Apalagi karena acara berkemah dan jurit malam di Gunung Salak saat itu bukan kali pertama diadakan.
Segala sesuatunya berjalan lancar, sampai tiba-tiba ia mendapat laporan dari temannya yang juga berjaga lewat handy talky (HT).
"Nah setiap pos itu kan ada HT, setelah sekitar sejam aku berjaga, temenku yang ada di pos depan bilang lewat HT kalau dia dengar lagu Sunda. Padahal kita mulai jurit malam mulau pukul 12 sampai estimasinya sampai jam 5 pagi.
ADVERTISEMENT
Dia (teman Ledy) bilang, " Guys, ini dari 10 menitan yang lalu ada yang dengung lagu Sunda di belakang gue. Suaranya di kuping gue banget,", tapi yang lain (Ledy dan teman-teman lainnya) malah menanggapinya bercanda," ceritanya pada kumparanTRAVEL saat dihubungi lewat aplikasi pesan WhatsApp.
Kawah Ratu di Gunung Salak yang beracun (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Kawah Ratu di Gunung Salak yang beracun (Foto: Shutter Stock)
Tak cuma sampai di sini, selang beberapa jam, teman yang berjaga satu pos dengan Ledy berkata bahwa ia melihat sesuatu yang bergerak dari balik kamar mandi.
Berusaha meyakinkan dan memberanikan diri, Ledy pun menepis kembali perkataan temannya. Sampai akhinya ia mendapat kabar bahwa ada satu grup jurit malam yang berjalan keluar jalur dan masuk ke hutan yang paling dalam.
Ledy dan teman-temannya pun berusaha mencari bantuan dengan menghubungi ranger yang bertugas di Gunung Salak. Untungnya rombongan tersebut masih bisa ditemukan karena mereka belum berjalan terlalu jauh.
Backpackers sedang trekking di kawasan wisata (Foto: Flickr/Ting W. Chang)
zoom-in-whitePerbesar
Backpackers sedang trekking di kawasan wisata (Foto: Flickr/Ting W. Chang)
Saat ditanya tentang alasan grup itu keluar jalur trekking, mereka menuturkan bahwa ada orang lain yang mengajak mereka untuk berjalan ke arah yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Waktu ditanya alasannya, mereka bilang kalau ada teman kita yang bernama Iman yang mengajak mereka berjalan ke arah yang berbeda. Karena pada saat itu, rombongan yang hampir tersesat itu tidak melihat jelas arah panah penunjuk jalurnya.
Sayangnya di tengah jalan, Iman malah menghilang. Padahal sebenarnya Iman pada saat itu tidak ikut menjaga pos jurit malam. Dia bertugas untuk menjaga kemah agar tidak dimasuki oleh hewan buas.
Sejak saat itu, kita setop rangkaian acara jurit malam atas alasan keamanan. Kata rangernya yang bertugas juga kita lebih baik bubar saja," tutur Ledy lagi.
Ilustrasi berkemah di tempat yang seram (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkemah di tempat yang seram (Foto: Shutter Stock)
Ia juga menambahkan bahwa kejadian-kejadian ganjil tersebut tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Keesokan malamnya saat sedang menikmati malam terakhir makrab bersama teman-temannya, hal aneh kembali muncul menerpa dia.
ADVERTISEMENT
''Waktu malam terakhir makrab, pas lagi asyik bernyanyi bersama di acara api unggun, tiba-tiba apinya mati seketika kayak disiram air dari atas. Padahal tadinya api unggunnya sengaja dibuat besar dengan menggunakan kayu tebal dari batang pohon.
Mendadak kita semua clueless mau gimana, dan akhirnya pada malam itu juga kita tinggalin camp dan balik ke Jakarta," ceritanya.
Percaya atau tidak, kisah-kisah mistis Gunung Salak terjadi bukan hanya pada satu atau dua orang saja. Meski sudah ada ilmu pengetahuan, dan studi yang mencoba membuktikan, kejadian ini masih menjadi sebuah misteri yang belum dapat dipecahkan.
Bagaimana pendapatmu? Pernah mengalami hal serupa di Gunung Salak?