4 Fase Menstruasi yang Wajib Para Wanita Ketahui, Simak!

Hello Ladies
Kumpulan berita dan informasi terkini seputar wanita, gaya hidup, kecantikan, dan karier.
Konten dari Pengguna
29 September 2021 11:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hello Ladies tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fase menstruasi. Sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fase menstruasi. Sumber: freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin masih banyak yang belum mengetahui apa saja fase menstruasi yang harus dilewati oleh para wanita. Bahkan terkadang wanita sendiri juga tidak mengetahui hal tersebut. Maka dari itu, kamu harus mempelajari atau setidaknya mengetahui fase menstruasi yang akan dialami.
ADVERTISEMENT
Menstruasi merupakan hal yang wajar dan normal terjadi pada tubuh wanita. Selain itu, menstruasi juga sudah seharusnya menjadi topik pembicaraan yang normal karena hal itu merupakan peristiwa alami yang terjadi pada tubuh wanita. Perubahan hormon, timbulnya jerawat, serta tanda-tanda lainnya adalah hal yang wajar dan bukan merupakan hal tabu untuk dibicarakan.
Berikut terdapat fase menstruasi yang perlu kamu ketahui. Simak!

Fase Menstruasi pada Wanita

Dilansir dari Healthline, terdapat 4 fase menstruasi yang terjadi pada wanita. Jarak antara fase satu dengan yang lainnya mungkin bisa berbeda di setiap wanita dan bisa berubah seiring waktu.
1. Fase Menstruasi
Ilustrasi fase menstruasi. Sumber: pexels
Fase menstruasi merupakan tahap pertama dari siklus haid. Itu juga saat kamu mendapatkan menstruasi.
ADVERTISEMENT
Fase ini dimulai saat sel telur dari siklus sebelumnya tidak dibuahi dan karena kehamilan tidak terjadi maka kadar hormon estrogen dan progesteron turun.
Lapisan rahim yang mendukung kehamilan sudah tidak diperlukan, membuat lapisan rahim yang menebal akan luruh melalui vagina. Selama fase ini, kamu akan melepaskan kombinasi darah, lendir, dan jaringan pada rahimmu.
Ada beberapa gejala menstruasi seperti ini:
Rata-rata wanita berada dalam fase menstruasi dari siklus mereka selama 3 hingga 7 hari. Beberapa wanita lainnya memiliki periode lebih lama daripada yang lainnya.
2. Fase Folikuler atau Praovulasi
Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi dan berakhir saat kamu berovulasi. Jadi memang ada beberapa fase yang tumpang tindih dalam fase menstruasi.
ADVERTISEMENT
Fase folikuler dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH). Hormon ini merangsang ovarium untuk menghasilkan sekitar 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut dengan folikel. Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang.
Hanya telur yang paling sehat yang pada akhirnya akan matang. Di kesempatan yang langka, seorang wanita juga mungkin memiliki dua telur yang matang. Sisa folikel tersebut akan terserap kembali ke dalam tubuhmu.
Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang mengentalkan lapisan rahimmu. Ini menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi bagi embrio untuk tumbuh jika kamu mengalami kehamilan.
Fase folikel rata-rata berlangsung selama sekitar 16 hari. Namun, ini juga dapat berkisar dari 11 hingga 27 hari, tergantung pada siklusmu.
ADVERTISEMENT
3. Fase Ovulasi
Meningkatnya kadar estrogen selama fase folikuler memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Inilah yang memulai proses ovulasi.
Ovulasi adalah proses ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel telur berjalan menuruni tuba fallopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Fase ovulasi merupakan satu-satunya waktu pada siklus menstruasi ketika kamu bisa hamil. Kamu dapat mengetahui bahwa kamu sedang berovulasi dengan gejala seperti naiknya suhu basal tubuh dan keputihan yang lebih kental serta memiliki tekstur seperti putih telur.
Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika kamu memiliki siklus 28 hari, jadi tepat di tengah siklus menstruasimu. Hal itu berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari sel telur akan mati atau larut jika tidak dibuahi.
ADVERTISEMENT
4. Fase Luteal
Ilustrasi fase menstruasi. Sumber: pixabay
Setelah folikel melepaskan telurnya, folikel berubah menjadi korpus luteum. Struktur ini melepaskan hormon, terutama progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon itu membuat lapisan rahim menjadi tebal dan siap untuk dibuahi.
Jika kamu hamil, tubuhmu akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG). Ini adalah hormon yang dideteksi oleh tes kehamilan. Ini juga membantu menjaga korpus luteum dan menjaga lapisan rahim tetap tebal.
Jika kamu tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali. Hal ini menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron, yang melatarbelakangi timbulnya menstruasi.
Selama fase ini, jika kamu tidak hamil, maka mungkin akan mengalami gejala premenstrual syndrome (PMS), seperti kembung, sakit kepala, perubahan suasana hati, nyeri punggung bawah, dan lain-lain. Fase luteal juga akan berlangsung selama 11 hingga 17 hari, dengan rata-rata 14 hari.
ADVERTISEMENT
(MA)