Gedung Tertinggi dan Kereta Cepat Berlanjut, 'Jakarta Bakal Tenggelam' Hoaks?

Hendra J Kede
Ketua Dewan Pengawas YLBH Catur Bhakti / Partner pada Kantor Hukum E.S.H.A and Partners / Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI 2017-2022 / Ketua Pengurus Nasional Mapilu-PWI 2003-2013 / Wakil Ketua Dept. Kerjasama dan Komunikasi Umat ICMI Pusat
Konten dari Pengguna
25 Agustus 2021 6:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
Tulisan dari Hendra J Kede tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Hendra J Kede, Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat
Maket proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Foto: Instagram/@ridwankamil
Salah satu pemandangan dari jalan tol layang Jakarta-Cikampek yang menarik perhatian penulis saat melintas adalah proses pembangunan jalur Kereta Api cepat Jakarta-Bandung yang terus dikerjakan dan nampaknya sudah mendekati tahap-tahap akhir.
ADVERTISEMENT
Tidak ada tanda-tanda akan dihentikan walaupun ada prediksi Jakarta akan tenggelam.
Entah siapa yang akan melakukan perjalanan demikian mewah dengan Kereta Api cepat tersebut kalau benar-benar Jakarta akan tenggelam.
Salah satu topik berita yang menarik perhatian penulis adalah pembangunan gedung pencakar langit di Jakarta.
"Meski Pandemi, Enam Pencakar Langit Jakarta Selesai Tahun Ini" demikian judul berita salah satu media besar tertanggal 26 Mei 2021.
Seolah konsorsium masing-masing perusahaan yang membangun enam gedung pencakar langit tersebut tidak peduli dengan isu Jakarta akan tenggelam.
Atau mereka sama sekali tidak mendapat informasi tentang ancaman akan tenggelamnya Jakarta yang pada akhirnya tentu juga akan menghancurkan investasi mereka tersebut?
Entahlah, yang jelas secara kasat mata mereka tetap yakin investasi mereka akan kembali modal dan menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Menguntungkan dalam jangka panjang tentunya. Mana ada keuntungan investasi pada gedung pencakar langit berjangka pendek. Setidaknya begitu menurut pendapat penulis yang miskin wawasan dalam investasi bernilai puluhan atau ratusan miliar.
Berita lainnya berjudul: "Siapa Pemilik Pencakar Langit Tertinggi di Indonesia? Bikin Penasaran". Berita tertanggal 19 Agustus 2021 tersebut menjelaskan dalam beritanya, penulis kutip:
"Autograph Tower yang menjadi bagian dari kompleks pengembangan mixed-use Thamrin Nine, merupakan pencakar langit tertinggi di Indonesia yang tak lama lagi, pembangunannya akan segera rampung."
"Gedung ini dirancang dengan ketinggian 382,9 meter yang mencakup beragam fungsi, mulai dari apartemen, apartemen servis, area ritel komersial, hotel, hingga perkantoran."
"Kendati masih dalam tahap penyelesaian, Autograph Tower dianggap sebagai pencakar langit tertinggi di Indonesia karena secara struktural dan arsitektural telah menembus 382,9 meter."
ADVERTISEMENT
Entah siapa yang akan membeli apartemen tersebut.
Entah siapa yang akan menggunakan area ritel komersial tersebut.
Entah siapa yang akan menginap di hotel dan menyewa area perkantoran tersebut.
Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal dan memberi keuntungan.
Kemungkinan Jakarta akan tenggelam sebelum modal kembali seolah dicuekin dan tidak diperhitungkan sama sekali.
Entah perhitungan apa yang dipakai investor gedung tertinggi tersebut kalau benar-benar prediksi Jakarta akan tenggelam tersebut benar-benar possible.
Entahlah, penulis tidak tahu.
Yang jelas, fakta-fakta tersebut cukup memberi alasan kepada penulis untuk meragukan Jakarta akan tenggelam. Fakta-fakta keputusan sekelompok komunitas yang pengeluaran satu rupiah pun untuk investasi harus jelas nilai keuntungannya. Terutama investasi jangka panjang Investasi berorientasi puluhan tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Penulis malah semakin yakin kalau Jakarta tidak akan tenggelam.
Entah kalau tenggelamnya punya makna lain.
Entah kalau tenggelam itu maksudnya bukan tenggelam dalam artian harfiah, bukan tenggelam karena digenangi air.
Kalau pembaca bertanya kepada penulis: "Kalau begitu tenggelam dalam artian apa yang dimaksud Biden di depan pimpinan intelijen AS tersebut? Tenggelam dalam artian apa yang dimaksud Biden yang dibumbui dengan kalimat potensi perebutan tanah-tanah subur tersebut?"
Entahlah, penulis benar-benar tidak tahu.
Yang penulis tahu adalah jantung penulis dag-dig-dug agak kencang kalau membaca topik tersebut.
Padahal penulis tidak yakin Jakarta akan jadi lautan. Sebagaimana Biden nampaknya yakin Amsterdam tidak akan menjadi lautan walaupun daerahnya jauh lebih rendah dari permukaan laut dibanding Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ada di antara pembaca yang tahu?