Dari Buruh Pabrik, Bertani dan Kuli Pemecah Batu Hingga Menjadi Kepala Desa

Hendra Wiranto
Nama lengkap saya Hendra wiranto, saya tinggal di Kabupaten Bulukumba, Provinsi sulawesi selatan,Saya lulusan Sarjana komputer, aktivitas saya sehari hari aktip di bidang jurnalistik dalam media lokal.
Konten dari Pengguna
14 November 2022 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendra Wiranto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
POTO : Andi Muhammad Risal, Kepala Desa padangloang, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
--SOSOK--
ADVERTISEMENT
Dari Buruh Pabrik, Bertani dan Pemecah Batu Kerikil Hingga Memecahkan Paradigma Politik Klasik.
Andi Ical sapaan akrab Andi Muhammad Rizal, Pemuda kelahiran 1985 yang berhasil menjadi pemimpin di desa industri pasir dan batu kerikil di Bulukumba.
Memberi kejutan dengan menumbangkan incumbent pada periode pertamanya, Andi Ical terpilih sebagai kepala desa di Desa Padangloang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016 silam, kemudian periode ke II pada pertarungan Pilkades serentak 2022 yang baru saja usai digelar 9 November lalu. Andi Ical kembali menakjubkan publik dengan mengungguli suara diantara 4 rivalnya.
Siapakah Andi Ical ? Dari mana asal usulnya ?
Pertanyaan ini kerap muncul dalam perbincangan di Kabupaten Bulukumba,Karenanya, Pemimpin muda alumni STISIP Makassar itu telah berhasil menjadi objek kecintaan masyarakat di Desa Padangloang.
ADVERTISEMENT
Andi Ical merupakan putra ketiga dari Alm. Andi Rajamuddin Bin Andi Bintang, ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul. Dari kedua orangtuanya yang bekerja sebagai seorang petani, Tak heran jika Andi Ical kecil menghabiskan masa kanak-kanaknya di sawah dan di ladang seperti anak-anak petani pada umumnya. Andi Ical tumbuh menjadi sosok remaja yang ulet dan pekerja keras, tak heran jika Andi Ical dikenal sebagai pria yang mandiri diantara teman sebayanya.
Bicara Histori perjalanan hidupnya semasa sekolah di SMP 3 Ujungloe hingga SMA Negeri 1 Ujungloe, Ical selalu memanfaatkan waktu luangnya, sepulang sekolah, dirinya bekerja sebagai Buruh Pabrik, Bertani Bahkan Sampai menjadi Buruh Pemecah Batu Krikil. hal itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Sebagai remaja yang mandiri, Ical menjadi tulang punggung untuk keluarga sederhananya kala itu.
ADVERTISEMENT
Loncatan cara berpikirnya yang hebat, sebagai pemuda yang visioner, dirinya mulai merancang peradaban hidupnya diusia yang relatif mudah, Ical mulai berpikir untuk membangun keluarga barunya. Pada tahun 2007 diusianya yang ke 22 tahun, ia memantapkan diri untuk mempersunting wanita pilihan hatinya. Saat ini Keluarga hebat itu telah dikaruniai dua orang putri dan satu orang putra.
Darmawati, wanita itulah yang menemani perjuangan Andi Ical dari masa-masa sulitnya hingga dinobatkan sebagai pemimpin Desa Padangloang melalui pilkades 2016 silam.
Benar kata pepatah,
"Dibalik kesuksesan seorang pria ada wanita hebat disisihnya."
Darma, wanita sederhana seorang sarjana pendidikan Islam, ia dikenal sebagai sosok yang religius, ramah dan progresif. Tak heran jika sosoknya dikenal sebagai perempuan bunglong. Ibu dari 3 anak itu mampu menjadi primadona para ibu-ibu di desanya. Kenapa tidak ! ia mampu menempatkan diri sebagai ibu rumah tangga yang baik sekaligus menjadi istri seorang pejabat publik di Desa Padangloang tanpa melihat sekat.
ADVERTISEMENT
Bercerita awal karirnya menjadi seorang Kepala Desa melalui demokrasi Pilkades 2016, Dirinya mengaku hanya sebagai calon titipan dari incumbent, sebagai salah satu strategi petahana, MA (inisial) dalam memenangkan pertarungan. Andi Ical dipasang untuk maju mencalonkan diri sebagai pemecah suara basis lawan politiknya. Namun beruntungnya, Andi Ical sebagai seorang calon yang tidak pernah diperhitungkan dalam Pikades tersebut justru memenangkan kontestasi dengan memperoleh suara tertinggi.
Kejadian yang menakjubkan itu merupakan sinyal kecintaan warga dari sumber kualitas diri yang dimiliki seorang Ical. Setelah itu, Ical Menyadari akan kemampuan dirinya diatas harapan-harapan warga padangloang di bahunya. Atas dasar harapan itulah dirinya berusaha maksimal dalam mewujudkan cita pembangunan di desa tercintanya itu.
Sebagai manusia, suka duka dalam memimpin Desa Padangloang sudah pasti dialaminya, Kurang lebih 3 tahun kepemimpinan Andi Ical berlangsung, Sosok lelaki panutannya pun meninggal dunia, Yakni Ayahnya. Andi Rajamuddin Bin Andi Bintang pada tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Belum kering luka di dada berita duka kembali menyayat hati pemimpin hebat itu, 2 Tahun pasca meninggal ayahnya, tepat di akhir masa periodenya yang pertama, Ibunda tercintanya, Hasna Bin H.Maddo pun menyusul ayahnya, meninggal dunia pada tahun 2021.
Pasang surut semangat Ical setelah kehilangan kedua motivatornya, namun sebagai seorang pemimpin tangguh, dirinya tidak boleh menunjukan kelemahan, ia berusaha bangkit, dirinya mengingat amanah-amanah warga di atas pundaknya, itulah yang membuat dirinya tetap menyalah dari redupnya hati pasca kehilangan.
Semangat itu ditunjukkan Ical dalam kontestasi Pilkades 2022, dirinya kembali memantapkan diri untuk bertarung melawan 4 penantan politiknya. Bukti dari kecintaan warga dan keberhasilannya dalam menata pemerintahan di masanya membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Andi Ical membuat keempat penantannya tak berkutik pada Pilkades 2022, setelah dirinya kembali menjadi peraih suara tertinggi dalam pesta demokrasi itu.
Keberhasilan ke dua kalinya dalam Pilkades di Desa Padangloang merupakan tolak ukur publik, Andi Ical lahir sebagai tokoh kecintaan warga, hal terwujud atas karakter kepemimpinan yang hebat, kebijakan yang terarah dan profesionalisme yang dimilikinya.
Pasang surut history pengalaman Andi Ical semoga menjadi inspirasi bagi kita, bahwa cita-cita mulia harus terus tumbuh pada setiap manusia. Meski takdir hidup telah ditentukan oleh Tuhan, namun menjadi penting bagi pemuda sebagai generasi untuk belajar, bahwa menjadi seorang pemimpin tidak harus berasal dari kalangan darah biru.
Penulis
Hendra wiranto