Konten dari Pengguna
7 Ciri-Ciri Prasasti Batu Kuno dalam Sejarah Nusantara
21 Agustus 2025 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
7 Ciri-Ciri Prasasti Batu Kuno dalam Sejarah Nusantara
Prasasti batu merupakan warisan sejarah yang menyimpan informasi penting tentang kehidupan masa lampau. Berikut 7 ciri prasasti batu kuno dalam sejarah Nusantara.Hendro Ari Gunawan
Tulisan dari Hendro Ari Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Prasasti batu kuno adalah warisan budaya yang menyimpan informasi penting tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau. Melalui prasasti ini, berbagai aspek kehidupan, mulai dari sistem pemerintahan, agama, ekonomi, hingga kehidupan sosial pada zaman dahulu dapat diketahui. Berikut beberapa ciri prasasti batu kuno yang ditemukan di Nusantara.
ADVERTISEMENT
Bahan Prasasti Batu
Mengutip buku Belajar Bersama Ganesha: Prasasti susunan BB Ganesha, prasasti batu kuno umumnya terbuat dari batu yang tahan lama, seperti batu andesit, batu kapur, dan batu basalt.
Contohnya, Prasasti Dawangsari yang ditemukan di Yogyakarta terbuat dari batu andesit. Batu andesit dipilih karena ketahanannya terhadap cuaca dan usia, sehingga tulisan yang terukir dapat bertahan lama.
Bentuk Prasasti Batu
Di antara berbagai jenis prasasti, hanya prasasti batu yang memiliki bentuk bervariasi. Sebagian dibuat apa adanya atau tanpa proses pembentukan khusus, sementara itu ada pula yang dibentuk terlebih dahulu sebelum digunakan.
Prasasti batu banyak dijumpai dalam bentuk balok (segiempat), lingga (batang bulat memanjang), dan yupa (tiang batu). Selain itu, bentuk stela dengan bagian atas bulat atau lancip juga banyak ditemukan di berbagai situs peninggalan sejarah.
ADVERTISEMENT
Ukuran Prasasti Batu
Ukuran prasasti batu kuno bervariasi sesuai dengan fungsi dan lokasi penempatannya. Misalnya, Prasasti Dawangsari memiliki dimensi 68,5 cm x 34 cm x 13 cm, sementara Prasasti Batugana I mencapai tinggi 82 cm dengan diameter bawah 107 cm.
Perbedaan ukuran ini menunjukkan bahwa setiap prasasti dirancang untuk tujuan tertentu, seperti menyampaikan pengumuman resmi atau menandai peringatan penting.
Bahasa dan Aksara Prasasti Batu
Aksara dan bahasa yang tercatat pada prasasti batu kuno sangat beragam. Pada masa klasik, aksara yang paling banyak digunakan meliputi Pallawa, Pranagari, Dewanagari, serta Jawa Kuno.
Sementara itu, bahasa yang digunakan antara lain Sanskerta, Jawa Kuno, Melayu Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno. Seiring perkembangan waktu, aksara-aksara tersebut mengalami transformasi menjadi Jawa Tengahan dan Jawa Baru.
ADVERTISEMENT
Teknik Pembuatan dan Penulisan Prasasti Batu
Penulisan pada prasasti batu kuno umumnya dilakukan dengan teknik ukir atau pahat. Teknik ini menuntut keterampilan tinggi dan ketelitian agar tulisan dapat terbaca dengan jelas.
Salah satu contoh prasasti yang tergolong megah dan unik adalah Prasasti Telaga Batu dari masa Kerajaan Sriwijaya. Bentuknya sangat khas, bagian atas dihiasi tujuh kepala ular kobra pipih dengan mahkota berbentuk permata bulat, sementara leher ularnya mengembang dengan ornamen kalung.
Isi Prasasti Batu
Tidak semua prasasti memuat puji-pujian kepada raja. Dikutip dari jurnal Nilai Historis Isi Prasasti Telaga Batu Dalam Sistem Pemerintahan Kedatuan Sriwijaya oleh Widya dkk., sebagian besar justru membahas masalah sosial dan politik, sedangkan hanya sedikit yang membicarakan aspek budaya dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, para epigraf perlu bekerja sama dengan filolog (ahli naskah kuno) untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap dan akurat mengenai isi prasasti.
Fungsi Prasasti Batu
Fungsi utama prasasti batu kuno adalah sebagai dokumentasi sejarah dan agama. Prasasti digunakan untuk mencatat peristiwa penting, keputusan resmi, atau peraturan yang berlaku pada masa itu. Dengan demikian, prasasti menjadi sumber informasi yang berharga bagi penelitian sejarah dan budaya Nusantara.

