Master of Puppets, Album Metallica dari PM Denmark untuk Jokowi

30 November 2017 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi diberikan album Metallica oleh PM Denmark (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi diberikan album Metallica oleh PM Denmark (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo dikenal menyukai musik beraliran heavy metal. Ia beberapa kali tertangkap kamera saat sedang menikmati konser musik Lamb Of God di Singapura tahun 2012, konser Metallica di Stadion Gelora Bung Karno pada 2013, dan aksi Deadsquad, band metal asal Yogyakarta di Synchronize Fest 2017.
ADVERTISEMENT
Kecintaan Jokowi pada Metallica ternyata bukan rahasia lagi. Selasa (28/11) kemarin, Perdana Menteri Denmark, Lars Løkke Rasmussen menghadiahi Jokowi sebuah video album Master of Puppets milik Metallica, band asal California, Amerika Serikat.
“Ini Perdana Menteri Rasmussen tahu saja kesukaan saya, Metallica,” kata Jokowi.
Metallica sendiri adalah band beraliran thrash metal, jenis metal ekstrem yang bertempo cepat dan agresif. Album Master of Puppets merupakan album ketiga yang dirilis pada 21 Februari 1986.
Penampilan Metallica di Puerto Rico (Foto: Jeff Yeager/www.metallica.com)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Metallica di Puerto Rico (Foto: Jeff Yeager/www.metallica.com)
Lewat Master of Puppets, bassis Cliff Burton, penabuh drum Lars Ulrich, gitaris Kirk Hammett dan penyanyi sekaligus pemain gitar rhythm James Hetfield, memberikan teror apokaliptik--akhir zaman, pada dunia.
Needlework the way, never you betray/ Life of death becoming clearer/ Pain monopoly, ritual misery/ Chop your breakfast on a mirror
ADVERTISEMENT
Lirik dari lagu berjudul sama dengan nama album, Master of Puppets itu, memperluas metafora metal dasar akan perbudakan narkoba. Mengutip laman berita musik Genius, Kamis (30/11), James Hetfield mengatakan bahwa lagu tersebut memang berdasarkan pengalaman teman-temannya akan narkoba.
“Master of Puppets menceritakan bagaimana narkoba mengendalikan hidup Anda. Saya pernah pergi ke pesta di San Fransisco, dan saya melihat banyak orang yang menyuntikkan diri dan berbicara melantur,” ungkapnya kepada Genius.
Metallica selepas konser (Foto: www.metallica.com)
zoom-in-whitePerbesar
Metallica selepas konser (Foto: www.metallica.com)
Tidak berhenti sampai di situ, James dan kawan-kawan rupanya punya banyak pesan yang ingin disampaikan. Sebut saja Leper Messiah --lagu keenam dalam album itu-- yang mengutuk tipu muslihat yang kerap terlontar dari mulut nabi-nabi palsu. Metallica melihat Leper Messiah sebagai utusan anti-Kristus yang diciptakan oleh kekuatan Damage,Inc, yang merupakan lagu penutup album.
ADVERTISEMENT
Metallica kemudian menyinari cahaya dingin pada kejahatan tak terhindarkan yang dituangkan lewat lagu berjudul Disposable Heroes. Selain itu, Metallica juga secara gamblang menyatakan selalu ada jalan bagi mereka yang melihat dunia dengan jelas, lewat lagu Welcome Home (Sanitarium).
Penyair Irlandia, Oscar Wilde, pernah mengatakan, “Nothing succeeds like excess” bahwa kesederhanaan adalah hal yang fatal. Nampaknya Metallica memegang teguh diktum tersebut, dan seolah ingin membuktikannya lewat delapan lagu Master of Puppets berdentum tidak lebih dari 55 menit.
Sebagai informasi, album Master of Puppets berhasil mencapai peringkat 29 di tangga musik Billboard Magazine 200. Majalah Time juga menyebutnya sebagai salah satu dari 100 album terbaik sepanjang masa.
Pada Selasa (29/8) lalu, Pitchfork melansir bahwa Metallica telah mengumumkan penerbitan ulang album Master of Puppets. Edisi tersebut dilengkapi dengan versi mentah sejumlah lagu ternama, wawancara eksklusif, 108 halaman album foto yang belum pernah dilihat sebelumnya, sebuah folder dengan lirik tulisan tangan, serta masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT