Pilot Lion Air yang Tertangkap Pakai Sabu Bahayakan Penerbangan

5 Desember 2017 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Lion Air (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Lion Air (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pilot maskapai Lion Air berinisial M ditangkap karena menggunakan sabu di sebuah kamar hotel di Kupang, NTT, Senin (4/12) sekitar pukul 12.20 WITA.
ADVERTISEMENT
Mengonsumsi narkoba bisa mempengaruhi kinerja pilot dan berisiko terhadap keselamatan penerbangan. Narkoba akan berinteraksi dengan otak dan tubuh sehingga bisa mengubah suasana hati, emosi, bahkan perilaku. Ketika seorang pilot mengonsumsi narkoba, maka fungsi otaknya akan terhambat.
Mengutip American Addiction Centers, Selasa (5/12), narkoba dapat memperlambat atau mempercepat sistem saraf pusat dan fungsi otonom yang diperlukan untuk hidup. Seperti tekanan darah, pernapasan, detak jantung, hingga suhu tubuh. Selain itu, penggunaan narkoba juga mempengaruhi sistem kerja neurotransmiter, yaitu pembawa sinyal di antara neuron.
Semakin sering mengonsumsi obat terlarang , semakin tinggi pengaruhnya pada sirkuit otak. Hal tersebut dapat menyebabkan ketergantungan obat atau kecanduan.
kumparan (kumparan.com) merangkum sejumlah dampak berbahaya yang mungkin ditimbulkan jika seorang pilot mengonsumsi narkoba sebelum menerbangkan pesawat.
ADVERTISEMENT
1. Gangguan saraf sensorik
Penggunaan narkoba dapat mengganggu saraf sensorik seseorang. Bagi pilot, mata yang sehat dan tajam menjadi senjata utama agar penerbangan berjalan lancar. Gangguan saraf sensorik ini dapat menyebabkan rasa kebas dan penglihatan buram hingga menyebabkan kebutaan.
2. Gangguan saraf otonom
Otak manusia (ilustrasi). (Foto: Pixabay/PeteLinforth)
zoom-in-whitePerbesar
Otak manusia (ilustrasi). (Foto: Pixabay/PeteLinforth)
Sebagai pemegang kendali utama di pesawat, pilot menjadi penentu ke mana arah burung besi terbang. Akan tetapi, pilot yang mengonsumsi narkoba akan mengalami gangguan yang tidak dikehendaki melalui gerak motorik.
Sehingga pilot yang berada dalam kendali narkoba, bisa melakukan apa saja di luar kesadarannya. Misalnya menekan tombol yang salah atau mengarahkan roda kendali ke arah yang tidak seharusnya.
3. Gangguan saraf motorik
Sebelum dapat mengendalikan pesawat, pilot harus mampu mengendalikan dirinya sendiri. Tetapi, pilot yang berada di bawah pengaruh narkoba, tidak memiliki kendali terhadap sistem motoriknya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, menggoyangkan kepala tanpa disadari, gerakannya baru berhenti jika pengaruh narkobanya hilang.
4. Gangguan saraf vegetatif
Pilot yang mengonsumsi narkoba dapat mengucapkan sesuatu di luar kesadarannya. Selain itu, efeknya juga dapat menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri.
Karena bahaya-bahaya tersebut, penggunaan narkoba sebelum menerbangkan pesawat sangatlah dilarang keras. Sejatinya, pilot merupakan pusat kendali bagi pesawat. Begitu pula dengan otak, yang menjadi pusat kendali bagi tubuh manusia.