Rabbi Yahudi Lindungi Pengungsi Afrika di Israel

18 Januari 2018 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anne Frank (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Anne Frank (Foto: Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Sekelompok rabbi --pemimpin agama Yahudi-- di Israel bergerak bersama untuk melindungi pengungsi Afrika yang diusir paksa dari rumah mereka. Aktivisme itu terinspirasi dari kisah korban Holokaus, Anne Frank.
ADVERTISEMENT
Holokaus adalah genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II. Holokaus menjadi program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi.
Salah satu korban dari Holokaus ialah seorang perempuan remaja Yahudi bernama Anne Frank. Pasca kematian, Anne Frank meraih ketenaran internasional setelah buku hariannya, The Diary of a Young Girl, diterbitkan pada 1947. Buku harian tersebut mengisahkan pengalamannya bersembunyi ketika Jerman menduduki Belanda semasa Perang Dunia II. Kini, buku harian itu telah diadaptasi menjadi sejumlah drama dan film.
Tidak hanya itu, Anne Frank juga menginspirasi rabbi-rabbi di Israel yang tergabung dalam Kelompok Rabbi untuk Hak Asasi Manusia (Rabbis for Human Rights). Mereka membangun The Anne Frank Home Sanctuary untuk menaungi sekitar 40 ribu pencari suaka Afrika yang mayoritas berasal dari Sudan dan Eritrea. Sebab, selama kurun waktu dua tahun ini, pemerintah Israel berencana untuk mengusir pengungsi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Siapa di sini yang siap untuk menaungi mereka (imigran Afrika)?" tanya Rabbi Susan Silverman dalam perkumpulan rabbi dan pendidik di Yerusalem, dilansir The Independent, Kamis (18/1).
Menjawab tantangan Rabbi Silverman, sekitar 130 orang mengangkat tangan mereka sebagai tanda setuju.
Rabbi Silverman, yang bermigrasi dari Boston ke Israel pada 2006, mengaku idenya untuk menyembunyikan pengungsi di rumah-rumah penduduk Israel, terinspirasi dari suaka-suaka di AS.
"Orang-orang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan para Yahudi dan kami sebagai sebuah negara kini menyatakan tidak mau menyiakan pergeseran demografis sedikit pun," tegasnya.
Rabbis for Human Rights (Foto: Dok. Rhr.org.il)
zoom-in-whitePerbesar
Rabbis for Human Rights (Foto: Dok. Rhr.org.il)
Tidak hanya itu, Rabbi Silverman dan kelompoknya juga mempertimbangkan untuk memprotes kantor maskapai yang bersedia mengangkut pengungsi Afrika dan meluncurkan kampanye media sosial berskala besar yang menyebut pemimpin dan menteri Israel sebagai rasis.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah memberikan dua pilihan pada pengungsi Afrika untuk menerima USD 3.500 dan tiket pesawat untuk pergi dari Israel, atau menjatuhkan hukuman penjara secara tidak pasti. Selain itu, beberapa pencari suaka juga dikabarkan menghadapi penyiksaan bahkan perdagangan manusia setelah dikirim ke Rwanda dan Uganda oleh pemerintah Israel.