7 Hal yang Membuat Mandi Wajib Tidak Sah

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
15 Juni 2020 17:27 WIB
comment
47
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mandi wajib. Foto: Unsplash.com/champhoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mandi wajib. Foto: Unsplash.com/champhoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam ajaran Islam, sebagai seorang Muslim tentu sudah diajarkan untuk melakukan hal-hal yang diperintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Untuk itu, kita semua juga diajarkan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar.
ADVERTISEMENT
Nah, dalam melakukan hal yang baik dan benar, Islam mengajarkan kita semua, salah satunya tata cara mandi junub atau mandi wajib dengan benar.
Mandi wajib adalah mandi yang dilakukan untuk menhilangkan hadas-hadas besar. Ada sebab-sebab yang mengharuskan kita untuk melakukan mandi wajib, seperti selesai menstruasi, usai berhubungan seksual, mengeluarkan air mani, melahirkan, dan orang yang meninggal.
Mereka yang melakukan mandi wajib haruslah dilakukan secara benar dan sah. Kewajiban ini memang harus dilakukan ketika kita hendak menjalankan ibadah yang mewajibkan diri dalam keadaan suci.
Allah juga memerintahkan umat Muslim untuk melakukan mandi wajib dalam keadaan junub.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 43 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Tapi, ketika melakukannya, ada tujuh hal yang dapat mandi wajibmu menjadi batal atau tidak sah. Apa saja tujuh hal itu?
1. Tidak melakukan mandi wajib secara benar
Hal pertama yang membuat mandi wajibmu tidak sah adalah ketika dilakukan dengan cara yang tidak benar. Mungkin saja, ada poin-poin di mana tata cara mandi wajibnya lupa atau tidak sesuai.
Dari Ibnu ‘Abbas ra, bahwa Maimunah berkata, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317)
ADVERTISEMENT
Inilah tata cara mandi wajib yang benar sesuai sunnah Rasulullah SAW.
- Baca niat membersihkan hadas besar tanpa bersuara
- Membasuh tangan sebanyak 3 kali
- Membersihkan bagian kemaluan dan sekitarnya dari kotoran dengan menggosoknya dengan tangan kiri
- Mengulangi mencuci tangan
- Ambil wudu seperti biasa
- Menyela pangkal rambut sampai kulit kepala dengan jari-jari yang sudah dibasahkan ke air
- Membasuh kepala sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air hingga seluruh permukaan kulit basah
- Basahi seluruh tubuh secara merata dengan mengguyur dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dimulai dari bagian kanan lebih dulu, lalu bagian kiri
2. Tidak membaca niat
Ini termasuk hal penting ketika hendak melakukan mandi wajib. Inilah yang membedakan mandi wajib dengan mandi biasa. Cara membaca doa niat mandi wajib pun dilakukan dalam hati atau tidak bersuara.
ADVERTISEMENT
3. Tidak menggunakan air yang bersih
Ketika melakukan sesuatu yang akan mensucikan kembali tubuh, mandi wajib haruslah dilakukan menggunakan air yang bersih. Namun, jika dalam kondisi sulit mendapatkan air bersih, maka bisa dilakukan secara tayamum yang memiliki tata caranya tersendiri.
4. Ada bagian tubuh yang masih kering
Proses menghilangkan hadas besar dengan mandi wajib haruslah membasahi seluruh anggota tubuh. Begitulah salah satu hal yang wajib dilakukan terkait tata cara mandi junub.
Kewajiban membasahi seluruh tubuh, termasuk bagian-bagian yang tersembunyi seperti lubang hidung dan mulut, bisa dilakukan lewat berkumur atau mengisap air ke hidung, dan segera mengeluarkannya.
“Dahulu, jika Rasulullah SAW hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas berwuduk sebagaimana berwuduk untuk solat. Lalu beliau mengambil air dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
5. Rambut dalam keadaan tidak terurai
Bagi seorang perempuan atau laki-laki yang memiliki rambut panjang, ada baiknya untuk tidak mengikat rambutnya saat melakukan mandi wajib. Sebab, bisa saja air tidak masuk hingga ke sela-sela rambut sehingga mandi wajibnya akan tidak sah.
6. Masih terdapat kotoran di dalam kuku
Kamu perlu tahu bahwa kotoran yang ada di dalam kuku bisa menghalangi air sampai ke badan, khususnya pada bagian bawah kuku. Jadi, ada baiknya sebelum melakukan mandi wajib membersihkan dulu kotoran tersebut. Ini juga berlaku dalam kondisi kuku yang mengenakan kutek. Kecuali pewarna kuku alami, yaitu henna.
7. Tidak sesuai urutan
Tidak tertib dalam melakukan mandi wajib dapat membatalkan mandi wajib itu sendiri. Dalam melakukan mandi wajib, kamu juga perlu memerhatikan rukun mandi wajib.
ADVERTISEMENT
- Membaca niat di dalam hati atau tidak bersuara
- Menghilangkan kotoran dan najis pada badan
- Membasahi seluruh anggota tubuh, termasuk semua lipatan badan
Namun, jika sudah memenuhi ketiga rukun mandi wajib tersebut, maka mandi wajibnya dianggap sah.