Aktivis Iklim Muslimah Ini Berhasil Jadi Anggota Parlemen Belanda

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
30 Maret 2021 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kauthar Bouchallikht. Foto: Instagram.com/kauthar_bouchallikht
zoom-in-whitePerbesar
Kauthar Bouchallikht. Foto: Instagram.com/kauthar_bouchallikht
ADVERTISEMENT
Seorang aktivis iklim Muslimah, Kauthar Bouchallikht, telah berhasil masuk sebagai anggota parlemen Belanda pada tahun ini. Meski begitu, tantangan sudah mulai berdatangan kepadanya. Kemungkinan ia akan menghadapi apa yang disebut dengan pendukung kampanye Islamofobia dan rasisme.
ADVERTISEMENT
"Wow. Kami berhasil. Terlepas dari segalanya, terima kasih untuk segalanya," tulis Kauthar Bouchallikht di Twitter seperti dikutip dari Al Araby, Selasa (30/3/2021).
Kauthar Bouchallikht yang merupakan seorang politisi muda berusia 26 tahun. Ia menambahkan bahwa dia akan bekerja untuk kesetaraan dan keadilan, harapan atas kebencian.
Meski diinformasikan dari banyak media setempat yang menunjukkan kemenangan Bouchallikht pada pemungutan suara, tetapi hasil resmi pemilihan parlemen Belanda belum berakhir.
Bouchallikht yang merupakan keturunan Maroko, akan mewakili partai GroenLinks (Kiri Hijau) di parlemen.
Pemilihannya terjadi meskipun partainya kalah secara keseluruhan dan kampanye sayap kanan melawan aktivis iklim yang mendapat perhatian internasional.
Bouchallikht menghadapi tuduhan terkait dengan Ikhwanul Muslimin yang kontroversial, sebuah organisasi Islam yang pandangannya dia tolak.
ADVERTISEMENT
Dia juga dituduh anti-Semitisme di media Belanda atas aktivisme pro-Palestina. Bouchallikht menolak klaim tersebut, mengatakan dia mengutuk anti-Semitisme.
Sebuah laporan oleh Utrecht Data School dan majalah De Groene Amsterdammer menemukan bahwa lebih dari 30 persen tweet yang diarahkan ke Bouchallikht adalah pesan kebencian atau ancaman.
Sebuah surat terbuka pada Desember lalu, yang ditandatangani oleh puluhan politisi Inggris, penyelenggara masyarakat sipil dan akademisi mengecam perlakuan "rasis" dan "Islamofobia" terhadap Bouchallikht.
"Klaim ekstremisme yang dibebankan terhadapnya berasal dari platform online sayap kanan yang sejak itu diulang tanpa kritik oleh politisi dan media arus utama," bunyi surat tersebut.
Dalam wawancara tahun 2020 dengan Dutch GLAMOR, Bouchallikht menjelaskan bahwa banyak orang di Belanda "cenderung mengasosiasikan agama saya dengan terorisme dan negativitas" dan sering terkejut melihat seorang Muslim terlibat dalam aktivisme iklim.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya bahwa Bumi diberikan kepada kita oleh Tuhan dan kita harus menjaganya dengan baik," katanya pada saat wawancara tersebut.