Arifa Kodiyil, Petarung Berjilbab yang Kuasai Seni Bela Diri Tradisional India

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
29 Mei 2021 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arifa Kodiyil. Foto: dok. New Indian Express
zoom-in-whitePerbesar
Arifa Kodiyil. Foto: dok. New Indian Express
ADVERTISEMENT
Kalaripayattu, merupakan seni bela diri tradisional yang berasal dari Kerala, India. Seni bela diri ini lebih dikenal sebagai permainan bagi para laki-laki dibandingkan perempuan. Sama seperti namanya, Kalari, yang jika diterjemahkan berarti medan perang, identik dengan seni bela diri dan bertarung menggunakan senjata.
ADVERTISEMENT
Pelatih veteran Kalari, Hamzathali Gurukkal, membawa suatu perubahan dengan memperkenalkan seni bela diri tertua ini kepada Arifa Kodiyil, cucu perempuannya, saat ia berusia 5 tahun. Aksi Gurukkal ini tentu saja awalnya tidak berjalan mulus karena gadis muslim yang mempelajarai Kalari memang sangat langka.
Kini, Arifa yang sudah berusia 26 tahun berhasil menjadi petarung berjilbab yang disegani. Tidak tanggung-tanggung, Arifa telah memenangkan 5 kali kejuaraan Kalari tingkat nasional. Ia pula dinobatkan sebagai perempuan pertama dari Malapuram yang menguasai seni bela diri.
"Saat tumbuh dewasa, saya sering melihat para pria di keluarga saya berlatih dan mengajar Kalari. Saya dulu berpikir setiap orang perlu belajar Kalaripayattu. Di usia lima tahun, melihat ketertarikan saya pada bentuk seni, uppuppa (kakek) saya memutuskan melatih saya," kata Arifa sebagaimana yang dikutip dari New Indian Express, Sabtu (29/5/2021).
ADVERTISEMENT
Arifa pernah mengatakan bahwa beberapa kompetisi yang diikutinya justru banyak diikuti oleh laki-laki dan hanya dia perempuan, atau lebih tepatnya muslimah yang mewakili Malapuram pada saat itu.
"Di sebagian besar kompetisi juga, saya adalah satu-satunya perempuan, atau lebih tepatnya, satu-satunya Muslim yang mewakili Malapuram saat itu," ujar Arifa.
Setelah kematian Gurukkal Hamzathali, putranya, K M Haneefa Gurukkal, melanjutkan usaha sanggar Hamzathali Gurukkal Smaraka Kalari. Dia juga bercerita, saat Arifa pertama kali dikenalkan Kalari, banyak masyarakat yang mengkritik dan memintanya untuk tidak tampil di atas panggung. Sebab, perempuan dianggap tidak ideal untuk berlatih Kalari.
"Kami sebagai keluarga tidak pernah mengindahkan kata-kata itu. Kami selalu meminta anak-anak kami untuk tidak terhambat oleh komentar buruk," kata Haneefa.
ADVERTISEMENT
"Kita hidup di masa ketika kedua jenis kelamin perlu tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri," tambah Haneefa.
Arifa yang memang sudah berlatih Kalari sejak kecil, kini telah banyak menguasai banyak senjara, seperti Urumi, Vaal dan Paricha, katara (belati), kathi, kuntham (tombak), kuruvadi (tongkat kayu tumpul) dan neduvadi.
Saat ini, Arifa, ayahnya, dan saudara perempuannya, telah melatih sekitar 50 anak perempuan di gurukulam. Sejak usia 21 tahun, Arifa telah mengelola kelompok petarung wanita dan turun langsung selama kelas dan kompetisi khusus.
Banyak murid-murid yang diajarkannya mengantongi emas pada kompetisi tingkat negara bagian yang baru-baru diadakan di Thiruvananthapuram. Namun, karena Covid-19, kelas dilakukan secara online.
Haneefa menambahkan, keputusan Pemerintah Pusat untuk memasukkan Kalaripayattu ke dalam Khelo India Youth Games akan menguntungkan banyak siswa.
ADVERTISEMENT
"Ini akan menjadi dorongan besar bagi bentuk seni Kerala yang berusia berabad-abad. Beberapa siswa saya juga mendapatkan beasiswa," tutup Haneefa.