Benarkah Agama Berperan dalam Kesehatan Mental?

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
14 Januari 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang depresi. Foto: Unsplash.com/Joshua Rawson-Harris
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang depresi. Foto: Unsplash.com/Joshua Rawson-Harris
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Agama atau keyakinan yang ada di muka bumi ini, dapat memberikan efek sendiri bagi masing-masing pengikutnya. Namun, semua agama pasti memberikan ajaran kebaikan, bahkan banyak bukti yang menunjukkan bahwa agama, khususnya Islam, bisa membantu sebagai "obat" dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi depresi.
ADVERTISEMENT
Jika melihat fakta orang yang mengalami depresi di seluruh dunia seperti dikutip dari berbagai sumber, berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 280 juta orang di seluruh dunia menderita depresi. Diperkirakan 5% orang dewasa secara global menderita depresi.
Orang yang mengalami depresi, terdapat beberapa gejala yang dirasakan, seperti perasaan hampa, gelisah, putus asa, tidak berdaya, cemas, dan kehilangan minat dalam sebagian besar aktivitas. Depresi terkadang bisa sangat parah sehingga mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal.
"Setiap orang pada setiap tahap kehidupan dapat mengembangkan depresi," kata Dr. Robert Enright, profesor psikologi pendidikan di University of Wisconsin-Madison, seperti dilansir dari About Islam.
Menurut Studi Beban Penyakit Global, sekitar 253 juta orang di seluruh dunia—3,6 persen dari populasi dunia—mengalami gangguan depresi berat.
ADVERTISEMENT
Depresi berat adalah salah satu penyebab utama kecacatan di Amerika Serikat dan memiliki dampak negatif pada ekonomi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), "Beban ekonomi dari depresi, termasuk biaya di tempat kerja, biaya langsung dan biaya terkait bunuh diri, diperkirakan mencapai US$210,5 miliar pada tahun 2010."
Lantas, apa peran agama terhadap kesehatan mental, khususnya depresi, yang dialami manusia?
Ilustrasi orang depresi. Foto: Unsplash.com/Kristina Tripkovic
Percaya kepada Sang Pencipta, memberikan rasa tujuan dan kepuasan, sementara agama memberikan jawaban atas banyak pertanyaan eksistensial kehidupan. Mengatasi kesulitan psikologis dapat dibantu dengan memiliki iman yang kuat kepada Allah SWT, sementara menerima perhatian medis yang baik, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ini tidak berarti bahwa orang yang beragama tidak mengalami depresi atau bahwa orang yang depresi memiliki iman yang lemah. Depresi adalah gangguan biokimia yang dapat mempengaruhi siapa saja terlepas dari keyakinan mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nervous and Mental Disease, "Keterlibatan agama (misalnya, kehadiran dalam ibadah, bimbingan agama, penyelesaian agama) memiliki efek perlindungan terhadap kejadian dan persistensi gejala depresi dan gangguan depresi."
Psikolog Enright mengatakan keterlibatan agama dapat membantu ketika mengobati depresi dengan menjelaskan bahwa penderitaan, rasa, dan harapan bahwa depresi dapat berakhir atau sembuh.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-rad ayat 28 yang artinya:
Orang yang beriman kepada Allah SWT, akan diberikan perlindungan dari dua gejala depresi yang paling berbahaya, yakni keputusasaan dan rasa ingin bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Dia yang melakukan bunuh diri dengan mencekik akan terus mencekik dirinya sendiri (selamanya) di api neraka," (Al-Bukhari)
Keimanan dapat memberikan harapan dan penerimaan. Hal inilah yang dapat mendorong rasa optimis dan harapan positif saat hal buruk sedang menimpamu, termasuk depresi.
Dikutip dari everydayhealth.com, ketika mengalami depresi yang tidak kunjung sembuh, peran agama sangat membantu. "Agama dapat membantu dengan memberikan dukungan sosial, sumber daya, dan sarana internal yang mampu mengatasi dampak dari penyakit pada kehidupan seseorang," ucap psikiater Mario Cruz, MD, profesor psikiatri di University of New Mexico School of Medicine di Albuquerque.
Jadi, sebenarnya ketika kamu sedang mengalami depresi, kamu hanya perlu bertanya kembali kepada diri sendiri: apakah kamu mencintai Allah SWT? Jika iya, jangan takut.
ADVERTISEMENT
Depresi yang dialami, sebenarnya membantu kamu untuk meningkatkan keimanan. Inshaallah, Allah SWT akan membantu kamu keluar dari keterpurukan akibat depresi jika kamu benar-benar mencintai Sang Pencipta.