Israel Serang Al-Aqsa, Masjid yang Menjadi Kiblat Pertama Umat Muslim

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
12 Mei 2021 15:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem. Foto: Unsplash/@lab604
zoom-in-whitePerbesar
Potret Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem. Foto: Unsplash/@lab604
ADVERTISEMENT
Israel dilaporkan melakukan serangan membabi buta ke wilayah Masjid Al-Aqsa di Yerusalam pada penghujung bulan suci Ramadhan tahun ini. Berdasarkan laporan yang diterima kumparan (12/5), pemicu bentrokan melibatkan warga Palestina dan pasukan keamanan Israel. Akibat dari kejadian itu, terdapat lebih dari 500 warga Palestina dan 21 petugas polisi terluka.
ADVERTISEMENT
Kota Yerusalam merupakan salah satu kota tertua di dunia. Baik Palestina dan Israel mengklaim kedaulatan atas kota suci bagi tiga agama samawi--Islam, Kristen, dan Yahudi. Namun, umat Islam diliputi rasa kekhawatiran, bahwa Israel dan kaum nasionalis ekstrem Yahudi mungkin akan mengubah aturan pemerintahan di sana yang berbau diskriminatif dan merugikan umat Muslim.
Masjid Al-Aqsa sendiri merupakan masjid ke-3 yang dianggap suci bagi penganut Agama Islam, setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Sebelum pergantian kiblat ke Ka'bah pada tahun 642 M hingga saat ini, Masjidil Al-Aqsa merupakan kiblat pertama bagi umat Muslim ketika menjalankan salat. Lalu, apa saja keistimewaan Masjid Al-Aqsa? Dilansir dari beberapa sumber, berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT

Sejarah Masjid Al-Aqsa

Masjid Al-Aqsa dibangun 40 tahun setelah Masjidil Haram, dan menjadi tempat ibadah yang terkenal sejak masa para Nabi, seperti Nabi Ibrahim AS, Nabi Ishaq AS, dan Nabi Yaqub AS. Namun, setelah putra Nabi Yaqub AS yaitu Nabi Yusuf AS mencapai posisi kekuasaan di Mesir, dia meminta keluarganya untuk bergabung dan meninggalkan Palestina. Maka, perawatan masjid diserahkan kepada penduduk asli yaitu orang-orang Palestina.
Nabi Sulaiman AS membangun kembali Masjid Al-Aqsa dengan bantuan penduduk asli setempat. Setelah Nabi Sulaiman AS wafat, kedua putranya membagi kerajaan mereka yang bertahan hingga 200 tahun. Goyahnya kerajaan dikarenakan Babilonia menguasai Yerusalem, yang pada akhirnya Masjid Al-Aqsa kembali dihancurkan.
Masjid Al-Aqsa juga pernah menjadi tempat pembuangan sampah bagi warga kota. Kendati demikian, masjid tetap bertahan selama beberapa ratus tahun berikutnya sampai Nabi Muhammad SAW menghidupkan kembali gema spiritualitas di tempat yang diberkahi ini.
Masjidil Al-Aqsa menjadi sasaran berbagai macam serangan sejak zaman Nabi hingga saat ini. Foto: Unsplash/@levimeirclancy

Menjadi bagian dari peristiwa Isra Miraj

Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan spiritual yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW, sekaligus menjadi bukti kebesaran Allah SWT yang tidak dapat ditangkap oleh nalar manusia secara duniawi.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Isra Miraj dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa bersama Malaikat Jibril dengan mengendarai buraq--sosok makhluk yang dideskripsikan memiliki kecepatan kilat. Lalu, Rasulullah SAW naik ke langit ke-7 hingga ke Sidratul Muntaha dalam waktu satu malam.
Sebagaimana yang diriwayatkan di dalam kitab suci Al-Quran:

Kubah Batu yang asli terlihat sangat berbeda

Kubah Batu dibangun oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik ibn Marwan. Kubah awalnya terbuat dari kayu dengan penutup dari bahan kuningan, timah, dan keramik.
ADVERTISEMENT
Kubah ikonik tersebut dibangun hampir seribu tahun kemudian pada masa pemerintahan Ottoman Khalifah. Lapisan emas yang khas ditambahkan ke kubah bersama dengan ubin khas Ottoman ke fasad bangunan rumah ibadah umat Muslim itu.

Terdapat mimbar legendaris

Imad ad-Din Zengi, seorang anggota Dinasti Zengid Turki, memiliki mimbar khusus yang dibangun untuk diletakkan di Masjidil Aqsa. Mimbar tidak hanya indah, namun dibuat tanpa menggunakan satu paku atau bahan perekat sama sekali.
Sayangnya, Imad ad-Din tidak sempat melihat keinginannya secara langsung. Kendati demikian, anak didiknya bernama Salahuddin memenuhi mimpi gurunya. Setelah membebaskan Yerusalem untuk kedua kalinya dalam sejarah Islam, mimbar istimewa tersebut akhirnya diletakkan di Masjid Al-Aqsa.

Al Ghazali tinggal dan menulis karya terbesarnya di Masjid Al-Aqsa

Salah satu ulama paling terkenal dalam sejarah Islam, Imam Abu Hamid Al-Ghazali, menghabiskan masa hidupnya di Masjid Al-Aqsa. Al Ghazali sendiri menjadi satu dari sekian tokoh yang paling berpengaruh bagi umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Imam Abu Hamid Al-Ghazali dikabarkan menulis karya terbesarnya, yang berjudul Ihyaa Ulum Al-Din (Kebangkitan Ilmu Agama) di Masjidil Aqsa. Bahkan, sebuah bangunan di masjid menandai lokasi kamarnya yang pernah ia tinggali.

Menjadi saksi perlawanan dan perjuangan bangsa Palestina

Masjid Al-Aqsa dihancurkan dan dibangun kembali beberapa kali, bahkan sebelum terjebak dalam baku tembak dengan bangsa Israel. Pada tahun 700-an, masjid hancur total oleh serangkaian bencana alam gempa bumi yang melanda Kota Yerusalem.
Sejak tentara Israel menduduki Yerusalem pada tahun 1967, situs suci tersebut menjadi saksi bisu beberapa aksi kekerasan. Pada tahun 1969, warga Australia, Denis Michael Rohan, membakar mimbar masjid, disusul oleh penembakan jamaah Muslim di Kubah Batu oleh Alan Goodman, seorang tentara pada tahun 1982. Pasukan militer Israel juga telah melakukan beberapa serangan dan meluncurkan invasi tak menentu seperti yang baru saja terjadi.
Masjidil Al-Aqsa tetap berdiri kokoh di Kota Yerusalem, meskipun serangkaian serangan yang tak menentu tetap menjadi momok bagi tempat suci ini. Foto: Unsplash/@philippe_collard