Kiswah Sebagai Kain Sakral Penutup Kakbah

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
10 Juni 2020 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penutup Ka'bah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Penutup Ka'bah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Menteri Agama Fachrul Razi memang telah memutuskan pembatalan pemberangkatan jemaah haji tahun 2020 pada beberapa waktu lalu. Tapi, jangan terlalu kecewa karena ini sudah jelas untuk menjaga keselamatan masing-masing di tengah wabah COVID-19 ini. Jika sudah niatnya baik untuk beribadah, insyaallah akan diberikan kesehatan dan kekuatan melaksanakan haji di tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
Dalam melaksanakan haji, tentu mereka akan bertemu dengan kiblat umat Islam seluruh dunia, yaitu kakbah. kakbah yang terletak di Masjidil Haram, Mekkah ini merupakan kiblat yang sangat penting sebagai arah utama untuk menghadap ketika menjalankan salat wajib lima waktu.
kakbah memiliki kain pelindung untuk menyelubungi seluruh bagiannya yang terbuat dari hasil tenunan dan sakral disebut dengan kiswah. Sudah menjadi kegiatan rutin disetiap tahunnya untuk mengganti kiswah tepatnya pada 9 Zulhijah.
Kiswah seakan menjadi saksi mata untuk setiap jutaan umat Muslim yang melaksanakan ibadah haji di seluruh dunia. Kain tenun yang menutupi kakbah ini dihiasi dengan ayat-ayat Alquran dalam bentuk kaligrafi yang indah berbahan emas dan perak dan dibuat secara manual. Tentu saja, pembuatnya pasti memiliki keterampilan dan ketelitian yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari beberapa sumber, dibutuhkan 120 kilogram emas dan 25 kilogram perak dalam menuliskan kaligrafi tersebut. Lalu, besaran kain kiswah mencapai 14 meter persegi dan memiliki berat mencapai 650 kilogram bahkan lebih. Untuk itu, sangat diperlukan rasa cinta dan kesabaran disetiap sulaman dalam pembuatan kiswah.
Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah. Foto: Pixabay
Dalam sejarah, kiswah yang kini diketahui selalu menggunakan warna hitam, rupanya jauh sebelum ini kiswah sempat berganti-ganti warna. Kiswah pertama dibuat dari kain tenun dari Yaman yang berwarna merah dan berlajur-lajur. Sosok yang dikenal sebagai orang membungkus kakbah dengan kain yang terbuat dari suteran bernama Jafar bin Khalid bin Kilab dan Natila binti Jinab (ibu dari Abbas bin Abdul Muthalib).
Pada masa Bani Umayyah, kain penutup ini diganti dua kali selama setahun dan tak selalu warna hitam. Berlanjut ke zaman Fatimiyin, kiswah pernah bewarna putih. Lalu di masa Bani Abbasiyah kiswah berganti menjadi warna merah.
ADVERTISEMENT
Dilanjutkan ke zaman al-Ma'mun, kiwah pernah diganti sebanyak tiga kali dalam setahun, yakni saat Tarwiyah menggunakan warna merah, awal bulan Rajab berganti dengan kiswah Mesir, dan terakhir saat Idulfitri berwarna putih. Hingga pergantian warna kiswah ini berlanjut ke zaman Muhammad Subuktain dengan warna kuning dan zaman Nasir Lidinillah al-Abbasy kiswah berwarna hijau.
Sampai pada akhirnya, pergantian warna kiswah ini mengusik Khalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah yang menginginkan warna kiswah tetap dari waktu ke wakti. Lalu, sampai sata inilah kiswah tetap menggunakan warna hitam dan diganti setiap tahunnya.
Dilansir dari Antara pada Rabu, (10/06/2020) melalui Menteri Agama Lukman Hakim yang menjabat sejak 2014 lalu, dirinya membuat Indonesia bangga. Sosoknya pernah memperoleh kehormatan dengan diberi kesempatan oleh Kerajaan Arab Saudi untuk ikut serta dalam menyulam kiswah kakbah atau pada musim haji 2015 lalu dan dipasang pada 9 Dzulhijjah 1436 H.
ADVERTISEMENT
Kiswah memang menjadi barang yang sakral untuk melindungi kakbah. Pergantian warna kiswah telah tercatat dalam sejarah Islam. Begitulah sedikit kisah kiswah sebagai kain penutup kakbah.