Lika-liku dan Ketegaran Hati Sarah sebagai Istri Nabi Ibrahim AS

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2020 11:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang istri. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang istri. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Memiliki wajah cantik berseri memang menjadi idaman para wanita. Istri Nabi Adam AS, yakni Hawa merupakan wanita tercantik. Namun, kecantikan wajah Sarah dapat disetarakan dengan Hawa. Dialah istri pertama Nabi Ibrahim AS.
ADVERTISEMENT
Sarah adalah wanita cantik jelita yang berasal dari keturunan kaya raya dan memiliki akhlak terpuji. Tinggal dengan penduduk daerah Babylonia yang kala itu mayoritas menyembah berhala, Sarah justru sangat mencela agama yang dipeluk oleh masyarakat tersebut. Sarah membuktikan kalau dirinya adalah wanita yang sangat bertaqwa kepada Allah SWT.
Kecantikan hati dalam dirinya pun mampu memikat hati Nabi Ibrahim AS hingga mempersuntingnya sebagai istri. Sepanjang jalan hidup Nabi Ibrahim AS, Sarah senantiasa setia mendampinginya dan bersama-sama memperjuangan ajaran Islam.
Memutuskan berhijrah setelah berupaya penuh menyadarkan para kaum Raja Namrud yang menyembah berhala termasuk ayahnya, Azar sebagai pembuat patuh berhala terbaik, malah menyuruh Nabi Ibrahim AS untuk meninggalkan kampung halamannya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Maryam ayat 46 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Hingga perjalanan hijrah Nabi Ibrahim AS dan Sarah sampai ke Mesir. Di sana, mereka bertemu dengan seorang raja yang selalu menginginkan wanita cantik sebagai istrinya sekalipun wanita tersebut sudah bersuami. 'Amr bin Amru Al-Qais namanya.
Kedatangan Sarah yang cantik jelita sampai didengar oleh sang raja dan menyuruh para pengawalnya untuk memanggil Nabi Ibrahim AS dan Sarah ke hadapan sang raja.
Sarah yang memiliki ketaqwaan luar biasa kepada Allah SWT dan cintanya kepada Nabi Ibrahim AS tak meruntuhkan keimanannya. Kala itu, sang raja yang sangat menginginkan Sarah menjadi istrinya hendak berbuat suatu hal yang keji. Namun, perbuatan itu gagal usai Sarah memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk menjaga kesuciannya.
ADVERTISEMENT
Berkali-kali sang raja menginginkan Sarah, namun berulang kali pula Sarah meminta pertolongan kepada Allah SWT dan dikabulkan. Betapa indahnya pertolongan Allah SWT yang selalu menjaga Sarah.
Bertahun-tahun menjalani rumah tangga bersama Nabi Ibrahim AS, tetapi tidak ada sedikit pun tanda kehamilan seperti yang mereka harapkan. Allah SWT menguji bahtera rumah tangga mereka. Berusaha dan selalu berdoa selalu mereka lakukan. Hingga pada akhirnya, dengan menepikan perasaan, Sarah mencarikan Nabi Ibrahim AS pendamping.
Ada seorang hamba sahaya bernama Hajar, wanita beriman yang mengikuti risalah Nabi Ibrahim. Sarah melihat sosok Hajar adalah wanita yang memiliki keshalehan dan keimanan yang kuat dalam dirinya. Sarah menwarkan Hajar kepada suaminya sebagai pendamping hidup. Lalu, menikahlah mereka.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama dari pernikahan Nabi Ibrahim AS dan Hajar, Allah SWT memberikan sebuah kabar gembira kepada mereka dengan menghadirkan Ismail di dalamnya.
Allah SWT berfirman dalam QS. As-Saffat ayat 101 yang artinya:
Dengan kebesaran dan ketegaran hati Sarah, ia menyambut baik kehadiran Ismail sebagai anak kandung dari Nabi Ibrahim AS dan Hajar.
Singkat cerita, Nabi Ibrahim AS membawa Hajar dan Ismail pergi ke suatu lembah. Nabi Ibrahim AS kembali kepada Sarah. Mereka pun melalui hari-hari penuh kebahagian bersama. Lalu, kabar gembira pun datang kepada mereka. Memasuki usia sekitar 90 tahun, Sarah mengandung. Aneh bukan? Tapi, inilah kuasa Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Allah SWT berfirman dalam QS. Hud ayat 71 yang artinya:
Melalui kuasa Allah SWT yang sangat besar, Sarah melahirkan seorang anak yang bernama Ishaq.
Begitulah kisah perjalanan cinta Nabi Ibrahim AS dan Sarah yang memiliki banyak lika-liku kehidupan dalam menjalani bahtera rumah tangga.