Malak Shalabi, Wanita Berhijab AS Pertama di Universitas Washington

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
14 Juni 2021 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Malak Shalabi. Foto: Facebook.com/Malak Shalabi
zoom-in-whitePerbesar
Malak Shalabi. Foto: Facebook.com/Malak Shalabi
ADVERTISEMENT
Berada di tengah-tengah orang yang mayoritas beragama selain Muslim, tentunya membuat Malak Shalabi kerap mengalami diskriminasi. Akan tetapi, meski berada di tengah komunitas yang berbeda, justri tidak membuatnya kehilangan identitas sebagai seorang muslimah.
ADVERTISEMENT
Malak Shalabi, seorang Profesional Hukum yang pernah berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Washington, Amerika Serikat. Masih kuat dalam ingatannya, saat pertama kali masuk sebagai mahasiswa di universitas tersebut. Ia mengenakan jilbab dan membuat banyak pasang mata mengamati caranya berbusana.
Wanita berusia 23 tahun, pada saat itu berada di antara 170 mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Washinton yang lulus pada 2021. Shalabi menjadi wanita pertama yang mengenakan jilbab pada upacara kelulusannya sebagai mahasiswa hukum dari Universitas Washington.
"Tak banyak orang Muslim. Sepanjang tahun saya tak melihat satu pun lulusan hukum yang berhijab. Semacam itu momen untuk saya," kata Shalabi seperti dilansir dari the Seattle Times, Senin (14/6/2021).
Hal ini juga telah dikonfirmasi bahwa Shalabi memang menjadi satu-satunya mahasiswa muslimah yang lulus mengenakan jilbab. Terbukti pada foto ia mengenakan jilbab terpampang di perpustakaan kampus.
Malak Shalabi. Foto: Facebook.com/Malak Shalabi
Menjadi satu-satunya wanita muslim di tengah mayoritas orang yang bukan beragama Islam, ternyata tidak membuat Shalabi berkecil hati. Justru, ia mampu meraih banyak prestasi. Tentu saja dengan komitmennya yang kuat dalam menjalani studinya bertahun-tahun sehingga mampu meraih impiannya sebagai Profesional Hukum.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Shalabi pun mengatakan bahwa gaya berbusana yang ia kenakan lengkap dengan jilbab adalah simbol keimanannya. Banyak orang yang melihatnya aneh dan beranggapan Shalabi bukan lahir di Amerika Serikat. Padahal sejatinya, Shalabi adalah seorang muslimah yang lahir dan besar di Houston, Amerika Serikat.
"Saya memakai jilbab sebagai pemahaman tentang perintah agama. Saya yakin itu pasti membimbing seluruh praktik kehidupan saya," kata dia.
Malak Shalabi dibesarkan mandiri oleh ibunya yang bernama Nidaa Hamzah. Pada awal 1990-an, ketika perang Teluk pecah, Nidaa pindah dari Kuwait ke keluarganya yang berada di Amerika Serikat. Kala itu, Nidaa yang masih remaja akhirnya memilih untuk menetap di Amerika Serikat. Hinga pada akhirnya ia menjadi seorang dokter gigi. Sebagai seorang muslimah, Nidaa rupanya tetap konsisten untuk mengenakan jilbab.
ADVERTISEMENT
Anaknya, Shalabi, merupakan anak tertua dari lima bersaudara. Bagi Shalabi, ibunya itu merupakan sumber kekuatan dan inspirasi paling kuat yang mengajarinya melihat dunia dengan kasih sayang.
Malak Shalabi. Foto: Facebook.com/Malak Shalabi
Ketika kecil, Shalabi mengenyam pendidikan di sekolah Islam swasta di Houston. Di sana, ia merasa terhormat dan dikelilingi oleh guru dan teman yang bangga padanya. Namun, ketika ia beralih ke sekolah umum, ternyata rasa hormat dan bangga yang ia dapatkan ketika bersekolah di sekolah Islam tak lagi ia dapatkan. Suasanya berubah. Banyak teman yang mengucilkannya.
Lalu, ketika Shalabi masih sekolah menengah, ia sempat mengisi banyak aktivitas, seperti belajar seni musik yakni drum. Ia juga senang bermain skateboard.
Di tahun 2014, Shalabi mengunjungi Yordania, di aman banyak anggota keluarganya yang hidup sebagai pengungsi di Suriah. Keluarganya di sana banyak yang melarikan diri setelah pemberontakkan sipil prodemokrasi melawan Presiden Bashar al Assad pada 2011 yang menjadi perang saudara.
ADVERTISEMENT
Dari situ, Shalabi belajar banyak tentang revolusi. Kini pun ia berpikir tentang tujuan hidupnya sebagai seorang muslimah di Amerika. Ia berkomitmen untuk tetap mengenakan jilbab.
Sebagai seorang sarjana hukum di Universitas Washington, Shalabi diberikan kepercayaan mewakili kampusnya dalam acara Asosiasi Muslim di Washington. Itu merupakan prestasi tersendiri baginya.