Mengenal Iman Zawahry, Filmmaker Muslim AS yang Tuai Beragam Prestasi

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
5 April 2021 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosok Iman Zawahry. Foto: Youtube/UF #WeAreCJC
zoom-in-whitePerbesar
Sosok Iman Zawahry. Foto: Youtube/UF #WeAreCJC
ADVERTISEMENT
Nama Iman Zawahry memang masih terdengar asing. Faktanya, dia adalah satu dari sedikit wanita Muslim yang telah malang melintang di industri film Amerika Serikat. Tak hanya menggeluti dunia perfilman, wanita berkerudung ini juga seorang profesor di University of Florida, instruktur zumba, dan tentunya berperan sebagai istri dan ibu untuk keluarganya.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Zawahry dikabarkan menggarap proyek hibah film tentang representasi Amerika-Muslim pertama. Tak hanya sampai disitu, kariernya ikut melesat saat ia bertindak sebagai sutradara film Dirty Paki Lingerie, bersama sang penulis sekaligus aktor Aizzah Fatima.
Prestasi lain yang tak kalah membanggakan, saat Zawahry membawa film Tough Crowd memenangkan Study Emmy Award dan menjadi finalis NBC Comedy Short Cuts. Karya lainnya berjudul Undercover turut dianugerahi penghargaan bergengsi Princess Grace Award.
Dalam wawancara dengan Washington Post, Zawahry berbicara tantangan menjadi seorang filmmaker beragama Muslim di Negeri Paman Sam. Ia mengulas xenofobia–ketakutan terhadap orang asing, dari sudut pandang profesi yang ia geluti dan kerap terjadi di lingkungan kerjanya.
Zawahry adalah salah satu penggagas dan menjabat sebagai Direktur Hibah ISF National Film Grant (NFG). Dia telah mencoba mengumpulkan uang untuk hibah ini selama bertahun-tahun. Kendati demikian, wanita yang juga berprofesi sebagai dosen tersebut, mengkalim bahwa pengumpulan uang untuk proyek itu sangatlah sulit.
ADVERTISEMENT
Zawahry adalah salah satu orang yang membuka jalan bagi Muslim lainnya di generasi saat ini untuk membuktikan bahwa menekuni bidang hiburan atau pembuatan film juga menjanjikan. Dengan karier gemilang yang diperoleh, dia mengentas stereotip yang beredar di masyarakat bahwa kesuksesan tidak hanya menjadi seorang dokter atau pengacara.
Selain itu, Zawahry menyatakan keinginannya untuk "memanusiakan Muslim". Hibah yang dia perjuangkan tak lain adalah untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk mengubah narasi yang sering kali merendahkan tentang bagaimana Muslim ditampilkan di media dan industri film.
Jerih payahnya membuahkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk rekan satu profesi non-Muslim bernama Michael Mogensen. Morgensen adalah pembuat film berdarah Yahudi yang mencari cara untuk mendukung komunitas Muslim AS di tengah kebijakan Presiden Donald Trump ketika itu yang membatasi komunitas Muslim.
ADVERTISEMENT
Morgensen menjangkau Islamic Scholarship Fund (ISF), serta upayanya melahirkan American Muslim Storyteller Grant (ASG). ASG yang masih baru dikatakan menjadi bagian dari ISF, di mana Zawahry turut berperan dalam kegiatan itu.
Zawahry mengatakan bahwa dia kerap menerima dukungan dari non-Muslim daripada komunitas Muslim itu sendiri. Pada akhirnya, dia berharap untuk mendapatkan lebih banyak perhatian dari sesama saudara Muslim dan membuka mata mereka tentang profesi sebagai pembuat film yang kerap dipandang sebelah mata.