Menjadi Terlalu Narsis Ternyata Dilarang dalam Islam

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
6 Juni 2021 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@stvgale
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@stvgale
ADVERTISEMENT
Narsisme dapat didefinisikan sebagai ketertarikan berlebihan pada diri atau penampilan sendiri. Asal kata ini dari "Natcissus", seorang pemuda dalam mitologi Yunani yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Narsisme dikacaukan dengan cinta diri dan kekaguman diri. Mencintai diri sendiri memang sangat dianjurkan, namun jika itu berlebihan maka akan menimbulkan egoisme, kesombongan, dan merasa diri sendiri lebih baik dari siapa pun. Al-Quran telah meriwayatkan tentang kesombongan:

Tanda-tanda narsisme berlebihan

Rasa bangga dan sombong pada diri sendiri tidak akan disukai olah Allah SWT. Ini bukanlah sesuatu yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasulullah SAW. Lantas, sebelum terlambat, bagaimana kita mengenali tanda-tanda narsisme?
ADVERTISEMENT
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@brett_jordan

Narsisme dalam pandangan Islam

Salah satu hal yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah kesombongan. Nabi dan Malaikat, makhluk yang paling mulia, tidak pernah sombong. Justru, sombong adalah karakter yang melekat pada syaitan dan iblis. Sebagaimana Allah SWT meriwayatkan dalam Al-Quran:
ADVERTISEMENT
Dalam ayat di atas, kita dapat melihat bahwa bahkan cara kita berjalan dapat membuat Tuhan marah. Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak suka orang yang berjalan dengan penuh kemenangan atau yang menipu diri sendiri dengan kesombongan.
Salah satu contoh dalam Islam yang berhubungan dengan narsisme adalah kisah Firaun. Dia tidak memiliki empati dengan orang lain, bahkan mengaku sebagai Tuhan. Malaikat Jibril menyumbat mulutnya dengan lumpur laut, sehingga ia tak bisa berucap kalimat tauhid saat tenggelam.
Di sisi lain, Rasulullah SAW tidak pernah menyalahgunakan statusnya sebagai Utusan Allah. Bahkan, musuh berada di bawah belas kasihannya. Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kasih sayang dan rahmat, tak peduli pengikut atau musuhnya. Pada saat-saat terakhir hidupnya, dia takut apakah dia menyampaikan pesannya dengan benar.
ADVERTISEMENT
Dikisahkan Abdullah bin Mas'ud (radhi-yAllahu 'anhu), Rasulullah SAW pernah berkata:

Cara menghindari seseorang yang narsis

Jika kamu telah mengenali tanda-tanda narsisme, maka kamu tak akan kesulitan membaca sikap itu pada orang lain. Adapun beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari orang sombong:
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@mailinr