Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Minimnya Kesadaran Disiplin Penumpang Transportasi Publik di Jawa Barat-2
20 Agustus 2018 17:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Permasalahan dalam bis DAMRI bukanlah tarif semata, tetapi juga termasuk kesadaran membuang sampah, pada siang hari jumlah penumpang sedang padat hingga menjelang sore seringkali mereka meninggalkan sampah di kursi, bagian kolong, atau di tempat berjalan antar kursi, memang remeh soal ukuran sampah yang mereka buang berupa bungkus permen atau kulit kacang
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, jika dijumlahkan sampah yang mereka buang tentunya mengotori wilayah dan menganggu kenyamanan penumpang lainnya, apalagi mereka yang disiplin mematuhi aturan membuang sampah pada tempatnya terkena dampak pelanggaran itu, di dalam bis tidak disediakan tempat sampah, seharusnya hal itu membuat penumpang sadar untuk “menampung” dulu sampahnya dalam tas atau kresek, toh ketika turun nanti tempat sampah pastilah ada, khusunya di Bandung.
Foto: Ilustrasi Penumpang | Pinterest by findingtheuniverse.com
Walikota Ridwan Kamil tengah mengupayakan penyediaan tempat sampah di setiap sudut kota, ironisnya para ibu yang sering ceroboh melakukannya, hal itu akan memberi contoh pada anak seolah membuang sampah merupakan sesuatu yang lumrah karena jika di dalam kendaraan umum tak banyak yang menegur, ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya maka apapun yang dilakukan ibu meskipun salah cenderung dijadikan contoh oleh anaknya, mengapa para ibu? Karena ibu yang sering membawa anaknya bepergian terlebih ketika si anak ingin jajan maka ibulah yang membelikan dan membuang sampahnya.
ADVERTISEMENT
Masalah selanjutnya kepekaan kaum Adam mengenai rokok, kini banyak dipasang peringatan dilarang merokok di dalam kendaraan umum, tetapi lucunya supir sendirilah yang sering melanggar peringatan itu termasuk dalam bis DAMRI AC misalnya jurusan Elang-Jatinangor atau Dipati Ukur-Jatinangor, untungnya banyak juga bapak-bapak atau pemuda yang peka agar mematikan rokoknya terutama ketika mereka satu kendaraan dengan perempuan bahkan menegur mereka yang menyalakan rokoknya sembarangan, mengecewakan sekali ketika seorang perokok menyalakan rokoknya di dalam bis AC atau kereta api, selain jarak yang ditempuh teramat jauh, hal itu menunjukkan rendahnya kesadaran mereka akan kenyamanan penumpang lain, seorang yang sedang merokok dalam kendaraan umum dapat dikatakan merebut hak orang lain yang ingin menghirup udara segar, mungkinkah bangsa ini belum siap dengan kemajuan teknologi AC dalam kendaraan?
Foto: Ilustrasi Penumpang | flickr.com by gooldays on flickr
ADVERTISEMENT
Atau mungkin mereka sebenarnya merasa ditantang ketika seorang perempuan menutup hidungnya tiba-tiba dan membuka jendela. Barangkali fenomena seperti itu disebabkan harga rokok teramat murah di negeri ini, membeli batangan sangat mudah didapat dari pedagang asongan di tiap perempatan, butuh partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat untuk mengatasi hal itu, bukan hanya pemerintah, dan peringatan dilarang merokok itu harus dilakukan secara berkala, tidak dalam periode tertentu.
Sofi Solihah