Sejarah Bandung Dimulai Dari Masa Pemerintahan Daendels (Bagian 4)

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2018 3:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meskipun memang kebanyakan bangunan baru berfungsi sebagai penunjang pariwisata, misalnya hotel, mall, dan sebagainya. Pemerintah Kota Bandung saat ini lebih terfokus kepada renovasi, alih fungsi lahan, dan penanganan masalah kekinian kota seperti banjir dan macet
ADVERTISEMENT
Kesimpulan yang didapatkan di antaranya bahwa pembangunan di sebuah wilayah dapat memberikan pengaruh terhadap daerah sekitarnya. Adanya Bandung Indah Plaza menjadikan dibuatnya bangunan baru seperti Gramedia pusat dan Bandung Electronic Center.
Foto: Ilustrasi Kota Tua | www.pexels.com by Caio Resende
Ini menunjukkan perkembangan positif terkait antusiasme masyarakat terhadap kemajuan teknologi serta adanya peningkatan ekonomi masyarakat sekitar ditandai dengan padatnya jumlah kaki lima dan angkutan umum bahkan tak jarang berujung pada kemacetan sepanjang Jalan Ir. H. Juanda atau Dago.
Bukan hanya di bidang hiburan, bidang pendidikan juga menjadi perhatian hingga tingkat nasional, dirubuhkannya bangunan SMAK Dago menjadi topik menarik dalam harian The Jakarta Post pada 12 April 2012 dengan judul Bandung loses another heritage building.
ADVERTISEMENT
Saat itu Wakil Walikota Ayi Vivananda hanya menanggapi akan mengecek ke lokasi, tanggapan lain datang dari Komunitas Bandung Heritage, mereka tidak setuju dengan kebijakan itu karena mereka sebelumnya telah mendata 100 bangunan lama yang harus dilestarikan termasuk SMAK Dago.
Foto: Ilustrasi Kota Lama | Pixabay.com
Dago tidak hanya menyimpan cerita dalam bangunan, nama Jalan Dago ternyata memiliki kisah unik karena berasal dari Bahasa Sunda, dago artinya menunggu, asal penamaan itu dari sejumlah petani yang saling menunggu setelah beres bekerja, lama-kelamaan untuk menandai wilayah tempat janjian itu dinamakanlah daerah Dago.
Pada abad ke-19, Bandung terkenal dengan kasus kematian balita tertinggi di Nusantara sehingga sempat mendapat julukan kuburan balita atau kinderkerkhof, itu disebabkan kondisi geografis Bandung duluya rawa-rawa sebagai akibat dari lahan bekas danau purba maka banyak kubangan dan genangan yang menjadi sumber penyakit.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Katam, Sudarsono dan Lulus Abadi. 2005. Album Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: NavPress Indonesia.
Kunto, Haryoto. 2000. Nasib Bangunan Bersejarah di Kota Bandung. Bandung: PT Granesia.
¬¬_____. 1985. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: Granesia.
_____. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung: Granesia.
K. Soemantri, Tendy dan Rahim Asyik. 2010. 200 Ikon Kota Bandung. Bandung: Pikiran
Rakyat.