Sering Dikaitkan dengan 'Syirik', Begini Pandangan Islam tentang Jin

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
2 Maret 2021 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kobaran api. Foto: Pixabay/Engin_Akyurt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kobaran api. Foto: Pixabay/Engin_Akyurt
ADVERTISEMENT
Kerasukan oleh roh, iblis, atau makhluk-makhluk astral bukanlah hal yang baru dalam beberapa budaya dan legenda. Sejak 5000 SM, manusia menghubungkan penyakit mental dengan sihir, kerasukan setan, atau Dewa yang sedang marah.
ADVERTISEMENT
Sementara peradaban telah berkembang pesat dalam hal kemajuan medis, banyak orang yang masih menetapkan kepercayaan kemungkinan jin merasuki tubuh manusia. Menurut Public Policy Polling, lebih separuh warga Amerika Serikat percaya pada kerasukan roh jahat. Pun Muslim di Inggris dan Bangladesh yang menganggap keberadaan jin dan ilmu hitam dapat diterima.

Berawal dari Kepercayaan Kuno

Pada masa-masa awal, orang Ibrani percaya bahwa penyakit disebabkan oleh murka Tuhan. Pada bangsa lain, Orang Persia menyalahkan setan. Sementara yang lain menganggap penyakit sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka.
Orang di dunia modern mengaitkan kepercayaan kuno tentang kerasukan karena kurangnya pengetahuan tentang penelitian medis ilmiah serta tentang gangguan mental yang disebabkan oleh biologis, genetik, atau trauma.
Ilustrasi kobaran api. Foto: Pixabay/Skitterphoto

Jin dalam Kitab Suci Al-Quran

Dalam Surat Al-Jinn (72), kata “jin” berarti “disembunyikan” atau “bersembunyi”. Jin disalahkan atas segala macam penyakit dari kejang, penyakit fisik, penyakit mental, bencana dalam hidup, mantra dan kejadian supernatural lainnya.
ADVERTISEMENT
Al-Qur'an menyatakan dalam surah Ar-Rahmaan (55):
Dalam Surat Al-Jinn (72) dikatakan bahwa:
Ayat al-Kursi (Al-Baqarah:255) memiliki efek yang besar dalam mengusir setan dari manusia. Ayat tersebut manjur pada orang yang kerasukan, orang yang memiliki temperamen buruk, hingga mereka yang mengikuti keinginan dan nafsunya. Jika ayat-ayat ini dibacakan dengan ikhlas kepada Allah SWT, jin akan segera pergi. Sehingga akan menghilangkan prasangka atau fatamorgana lain pada jin.
ADVERTISEMENT
Al-Qur'an dan hadits menggambarkan jin sebagai entitas yang kuat dengan jiwa dan raga. Surat Al-Naml (27:39), menceritakan kisah 'ifrit (salah satu jenis jin) yang mengaku dapat membawa tahta Bilqis kepada Nabi Sulaiman "lebih cepat dari pada Anda dapat berdiri."
Kendati demikian, betapapun kuatnya jin, kita tidak boleh lupa bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kekuatan tertinggi, karena Dia lah Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa atas semuanya.
Merenungkan fakta ini, kita melihat beberapa orang yang menghubungkan kekuatan mereka dengan jin dapat dibilang sebagai tindakan syirik. Islam memang menegaskan keberadaan jin, tetapi menolak dongeng-dongeng seputar mereka.
Sumber: AboutIslam.net
Ilustrasi kobaran api. Foto: Pixabay/12019