Video Rasis Tersebar, Siswa Oregon Beri Dukungan untuk Muslim

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
5 Desember 2021 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi protes siswa Oregon. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Aksi protes siswa Oregon. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ratusan siswa dari sekolah Oregon keluar dari kelas pada Rabu (1/12/2021) untuk menunjukkan dukungan kepada siswa Muslim dan kulit hitam yang menjadi korban rasisme setelah tersebarnya video di TikTok oleh seorang siswa di sana.
ADVERTISEMENT
Melansir dari laman About Islam, seorang siswa bernama Wajeeh Konge di Tigard High School mengatakan kepada KGW, salah satu media lokal di Portland, Oregon, "Ini bukan tentang membungkam orang kulit putih. Ini bukan tentang membuat kita lebih baik dari pada orang kulit putih. Ini tentang membuat orang kulit putih tahu bahwa kita berada di level yang sama dan berhak mendapatkan hak yang sama."
Aksi protes tersebut terjadi setelah beberapa siswa Tigard mengunggah video di TikTok dengan cercaan rasis yang menargetkan orang-orang muslim, hitam, dan Asia.
“Ketika saya melihat video itu, itu membuat saya jijik,” kata seorang siswa Sydney West.
"Saya sakit perut ketika pertama kali melihat video itu," lanjutnya.
Seorang siswa lainnya juga memberikan dukungan untuk muslim, “Saya menangis, saya merasa tidak aman di sekolah saya. Kulit saya tidak segelap wanita kulit hitam cantik lainnya di sini yang secara harfiah disebut monyet,” tambah siswa Sean Sorkoram.
ADVERTISEMENT
Merasa muak dan kecewa dengan video tersebut, para siswa menyesalkan bahwa itu bukan insiden yang asing di sekolah mereka.
"Anda bahkan tidak bisa berjalan 15 kaki tanpa disebut hinaan rasial. Sangat tidak baik disebut kata-n, dipanggil monyet, dipanggil apa pun kepada siapa pun. Tidak baik sama sekali," terang seorang siswa, Jordyn Smith.
Dari aksi protes tersebut, seorang Pengawas Distrik Sekolah Tigard, Tualatin Sue Rieke-Smith, menanggapi bahwa ia sebagai seorang pendidik merasa perlu mendengar apa yang siswa katakan.
Dia juga mengatakan, sekolah telah menyediakan ruang yang aman bagi siswanya untuk mendiskusikan apa yang terjadi dan memberikan pelatihan kepada staf yang akan membantu mereka mengenali dan mendisrupsi.
"Ini adalah awal dari proses yang jauh lebih besar untuk mengatasi masalah ini dan melakukannya dengan cara yang membawa semua orang bersama kami," kata Rieke-Smith.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk mengatasi meningkatnya intimidasi di sekolah, sebuah kelompok hak asasi Muslim yang berbasis di Chicago mendirikan Healsters.org pada musim gugur 2021 sebagai tanggapan atas serangkaian episode intimidasi terhadap siswa muslim di seluruh negara bagian.
Dalam upaya lain, Pusat Pencegahan Kebencian dan Penindasan didirikan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dan akan berbasis di kantor pusat cabang Los Angeles.
Kedua inisiatif tersebut mengikuti apa yang dilakukan CAIR California saat merilis Laporan Bullying 2021 pada 29 Oktober lalu. Laporan tersebut menunjukkan bahwa sekitar 56% siswa muslim di California mengatakan mereka merasa tidak aman, tidak diinginkan, atau tidak nyaman di sekolah karena identitas agama mereka.