Bau Sampah yang Terus Menghantui Pedagang Bunga di Jalan Merbabu, Yogyakarta

Hilmi Azmii
Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilmi Azmii tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 serta tindakan untuk mencegah penyebarannya mengakibatkan kontraksi ekonomi dunia yang parah, begitupun juga yang dialami oleh Indonesia. Pandemi COVID-19 mengakibatkan krisis yang berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan upaya penanggulangan kemiskinan. Banyak masyarakat Indonesia yang berjuang mati-matian demi bertahan hidup dan juga keberlangsungan hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyatanya ialah Pak F (bukan inisial), seorang kakek ramah yang karena masalah ekonomi yang disebabkan oleh COVID-19 dua tahun lalu mengharuskannya untuk menjual bunga tepat disamping tempat pembuangan sampah. Pak F (bukan inisial) memiliki sebuah toko yang tidak lebih dari 2 x 3 meter, toko tersebut digunakan untuk menjual berbagai macam jenis bunga bersama seorang cucunya di Jalan Merbabu, Yogyakarta. Pak F bersama cucunya tidak mengenal malam dan harus menjaga toko bunga mereka selama 24 jam setiap harinya, selama itu juga mereka harus hidup berdampingan dengan bau tidak sedap yang disebabkan oleh tempat pembuangan sampah.
Toko Pak F di Jalan Merbabu, Minggu (20/11/2022) (Sumber: Dokumentasi Ananda Melinda)
Sudah menginjak tahun kedua mereka menjual bunga di Jalan Merbabu. Toko yang saat ini menjadi wadah dan sumber penghasilan mereka, dulunya merupakan tempat pembuangan sampah, namun karena kebijakan pemerintah Yogyakarta, sebagian tempat pembuangan sampah dialokasikan untuk masyarakat dan diubah menjadi deretan toko bunga oleh masyarakat. Selain mengubah tempat, hadirnya deretan toko bunga mengubah suasana daerah yang sebelumnya penuh sampah, menjadi daerah yang lebih bersih dan nyaman dipandang.
TPA di Jalan Merbabu. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
“Kadang-kadang mengganggu, dalam artian baunya saja, ya walaupun sepi pembeli, pedagang lain juga seperti itu kok,” ujar Pak F, penjual bunga, Minggu (20/11/2022).
ADVERTISEMENT
Bunga yang mereka jual merupakan kiriman dari Malang dan Ambarawa, Semarang. Pak F selalu mengganti air bunganya setiap hari agar bunganya tetap hidup dan segar ketika berada di tangan pelanggan. Merahnya bunga mawar menjadi tanda bahwa Pak F merawat dagangannya dengan setulus hati. Namun beribu-ribu bunga tidak bisa menghalangi bau tidak sedap yang berasal dari tempat pembuangan sampah, ini menjadi sebab utama kurang nyamannya pelanggan saat membeli bunga di deretan Jalan Merbabu.