Kekhusyuan dalam Sholat

Konten dari Pengguna
2 Oktober 2017 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilmy Adam Jieta Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehidupan di dunia sesungguhnya merupakan fase untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan selanjutnya. Ujung dari kehidupan selanjutnya yang kekal itu ialah surga atau neraka. Bagi ummat muslim ada 2 parameter yang mengantarnya menuju destinasi akhir bernama surga. Yang pertama sebagai kunci yakni Iman. Tanpa iman seorang manusia tidak akan bisa mencium bau surga, bahkan sekalipun ia telah masuk neraka oleh syafaat-Nya Allah mampu mengembalikan ia ke surga dengan iman sekecil apapun. Lalu parameter yang kedua adalah Amal Saleh sebagai derajat surga yang mana yang akan ditempati. “Tidak ada yang membedakan diantaramu kecuali tingkatan ketaqwaan” sehingga pantaslah bila amal sholeh menjadi derajat penempatan surga karena ia sebagai representasi nilai ketaqwaan.
ADVERTISEMENT
Dalam Al-Qur’an ada 6 ciri manusia yang dapat menghuni Surga Firdaus yakni surga tertinggi di akhirat kelak. Yakni orang yang khusyu’ dalam sholatnya, menunaikan zakat, memelihara kehormatan, melaksanakan amanah, memenuhi janji, lalu kemudian disiplin dalam sholat. Dari ke-6 ciri tersebut semua bermula dari yang pertama yakni Sholat yang Khusyu’. Mengapa demikian? Karena dari sholat yang khusyu’ akan memunculkan jiwa yang dalam kesehariannya menjauhi diri dari yang halal tapi tidak bermanfaat. Apabila yang halal tapi tidak mendatangkan manfaat saja dihindari terlebih bagi sesuatu yang makruh dan haram hukumnya. Hal ini akan mengantarkan menjadi manusia yang baik dalam mengelola keuangannya sehingga akan mengutamakan menghabiskan hartanya untuk berzakat. Sehingga orang yang demikian akan melaksanakan ke-4 ciri selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah dalam keseharian kita sudah khusyu sholat kita? Minimal ada 3 tanda kekhusyuan dalam sholat.
1. Dari suara, ia akan tenang, rendah, hening dan sepi.
2. Dari mata, ia akan memandang ke bawah ke arah tempat sujud, dan pandangan hina sebagai seorang hamba
3. Dari hati, inilah yang menentukan ketika hati sudah terpaut kepada Allah semata lewat sholat maka tanda sebelumnya akan bisa terwujud.
Banyak dari kita mengira bahwa khusyu dalam sholat ditentukan oleh kaidah fiqih yang benar saja. Kaidah fiqih dalam sholat sangatlah penting tapi ia hanya memengaruhi sekian persen saja dari faktor kekhusyuan dalam sholat. Yang lebih penting adalah mindset kita terhadap sholat. Sholat bukan semata – mata untuk menggugurkan kewajiban. Apabila hanya memandang sholat seperti itu, sholat seolah-olah menjadi beban. Kita sering menundanya karena ada hal yang lebih mendesak.
ADVERTISEMENT
Perlu kembali kita ingat bahwa sholat adalah tiang agama, lalu bisa kita sambung maknanya dengan menikah adalah separuh agama. Jadi, apabila pada suami-istri ada yang sholatnya belum sempurna maka tiang agamanya mudah roboh dan separuh darinya berupa rumah tangga pun akan ikut roboh. Tentu kita semua menginginkan keluarga yang sakinah mawadah warohmah, apabila terjadi perceraian curigailah pertama sholat masing-masing pihak. Sholat pula mampu menyembuhkan, sehingga memunculkan fisik yang kuat. Sudah banyak artikel yang menjelaskan tentang hikmah-hikmah dibalik gerakan sholat. Nabi pun pernah menyuruh Bilal untuk segera mengumandangkan adzan dengan memerintahkan “istirahatkan aku dengan sholat”. Semua orang menyukai waktu istirahat, apabila sholat menjadi waktu istirahat dari penatnya rutinitas maka tidak ada lagi judul menunda sholat. Oleh karenanya setiap keseharian akan diatur agendanya mengikuti waktu sholat. Apabila sudah seperti ini sholat akan menjadi kebutuhan dan akan dinanti-nanti pengerjaannya. Rasa seperti inilah yang akan sangat membantu mencapai kekhusyuan dalam sholat.
ADVERTISEMENT
Sholat juga ibarat memiliki sungai di seberang pintu rumah. Ia menyucikan kita dari kotoran 5 kali sehari. Mandi yang satu kali sehari saja cukup membersihkan kita bagaimana yang sampai 5 kali. Disiplin dalam sholat juga bisa menjadi latihan bagi diri untuk disiplin dalam hal lain. Jadi kalau ada orang yang tidak disiplin dalam waktu, janji atau yang lain coba cek terlebih dahulu sholatnya.
Sungguh masih banyak lagi hikmah dari sholat yang khusyu’. Untuk mencapai itu tak cukup ilmu saja melainkan latihan dari hari ke hari. Semoga kita semua termasuk yang khusyu’ dalam sholat sehingga bisa dikumpulkan di surga Firdaus.